Mohon tunggu...
ADESYIFA NURAINI
ADESYIFA NURAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

politics addict

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review Film De Oost

9 Januari 2025   23:52 Diperbarui: 9 Januari 2025   23:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Film De Oost adalah film perang Belanda melawan Indonesia dari sudut pandang Belanda. Film ini di produksi tahun 2020 yang di sutradarai oleh Jim Taihuttu. Film ini perdana tayang di bisokop pada festival film di Belanda pada 25 September 2020 dan sukses menarik ribuan penonton untuk menyaksikan film tersebut. Pada penayangan perdana nya seluruh bioskop di Belanda di penuhi oleh Masyarakat yang sangat antusias.

     Berbeda dengan film perjuangan Indonesia sebelum sebelumnya, film ini menyajikan peperangan dari sudut pandang Belanda sebagai Musuh bangsa Indonesia. Film ini menggabungkan aktor dan aktris dari dalam dan luar negeri. Dibintangi oleh denise Aznam sebagai Gita dan Martin Lackemeier sebagai De Vries.

     Sajian yang berbeda yang berlatarkan perjuangan kemerdekaan dari sudut pandang Belanda adalah konsep yang sangat menarik untuk di telusuri. Penonton dibawa merasakan suasana zaman perjuangan dengan bumbu bumbu percintaan antara De Vries dengan pribumi yaitu Gita. Gita adalah seorang pelacur yang menjual tubuhnya untuk di nikmati demi menghidupi dirinya.

     De Vries bertemu gita di rumah pelacuran dan dia sangat tertarik dengan gita. De Vries sangat terpesona dengan kecantikan Gita dan siapa sangka bahwa diam diam gita sudah bertunangan dengan pribumi. Hal itu diketahui oleh De Vries saat mengunjungi rumah Gita untuk mengajaknya keluar.

     Meskipun film ini bertemakan perjuangan namun tak lepas dari bumbu bumbu percintaan penjajah dengan pribumi. Alur yang maju mundur tentang perjalanan Johan dalam Upaya nya untuk menebus dosa serta setelah perang dunia 2 di Belanda membuat penonton ingin menonton film ini berulang ulang kali. Film ini sangat layak untuk di tonton dan memberikan berbagai pengalaman menonton yang unik di sebuah film yang jarang ada pada film film sebelumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun