Program IISMA Sebagai Program untuk Perbaikan Kualitas Pendidikan Indonesia : Terealisasikah selama ini ?
Oleh : Ade Irma Puspita SariÂ
International Student Mobility Awards ( IISMA ) merupakan program pertukaran mahasiswa yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan Kemdikbudristek yang terbuka untuk semua mahasiswa S1 yang terdaftar di institusi pendidikan tinggi yang berada di bawah naungan Ditjen Dikti.Tujuan diadakannya progam ini adalah untuk membiayai mahasiswa Indonesia dalam program mobilitas internasional ke perguruan tinggi dan industry terbaik dunia selama satu semester. Banyak dari mahasiswa yang masih bingung mengenai perbedaan dari IISMA dan IISMAVO. Sebenarnya, perbedaan yang ada pada kedua program tersebut adalah pada targetnya saja.Â
Program IISMA diperuntukkan kepada mahasiswa S-1 , sedangkan IISMAVO diperuntukkan kepada mahasiswa vokasi ( D3/ D4 ). IISMA memiliki banyak benefit, tak hanya memberikan beasiswa saja tetapi ada uang saku bulanan, bebas biaya visa,dan biaya lainnya. Selama mengikuti program IISMA ini, penerima beasiswa dapat memperoleh banyak keuntungan dan manfaat, diantaranya yaitu: mendapatkan beasiswa penuh,pembiayaan tiket pesawat ekonomi, biaya hidup bulanan, mendapatkan asuransi kesehatan, mendapatkan dana untuk tes PCR dan kesehatan ketika berangkat dan pulang ke Indonesia, biaya penerbitan visa, dana bantuan kondisi darurat untuk mahasiswa secara kolektif. Dari semua benefit tersebut, tentunya proses seleksi IISMA tidaklah mudah. Banyak tahapan yang harus dipersiapkan jauh hari.
Â
Persyaratan untuk mengikuti program IISMA juga tidak sedikit, harus dipersiapkan  dengan matang jauh -- jauh  hari agar mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk dapat mengikuti program IISMA , mahasiswa harus memenuhi persyaratan akademik, yaitu Indeks Prestasi Komulatif ( IPK) minimal 3.0 dan persyaratan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan skor TOEFL iBT ( minimal 78 untuk sarjana dan 60 untuk vokasi), IELTS ( minimum 6.0) ,Duolingo English Test ( minimum 100 untuk sarjana dan 95 untuk vokasi) atau TOEIC (minimum 605 untuk vokasi). Calon pendaftar IISMA dapat melihat daftar unversitas mitra dan mata kuliah yang ditawarkan melalui laman iisma.kemdikbud.go.id.  Untuk melakukan pendaftaran , mahasiswa perlu mengisi boring pendaftaran beserta persyaratan di platform resmi IISMA serta mengikuti seluruh rangkaian proses seleksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.Nah, dimulai dengan periode dibukanya pendaftaran program , calon pendaftar IISMA sudah bisa melakukan resgistrasi akun dan mengisi formular pendaftaran. Sedangkan untuk pemilihan perguruan tinggi luar negeri sendiri baru dibuka setelah tanggal yang ditentukan, biasanya setelah tanggal 1- 3 Februari mendatang. Untuk lebih lengkapnya perhatikan syarat- syarat berikut:
Â
- Mahasiswa aktif yang terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) atau yang belum lulus;
- Warga negara Indonesia (WNI) yang sedang berdomisili di Indonesia dan tidak berkewarganegaraan ganda;
- Â Mahasiswa semester 4 atau 6 universitas yang diakui di Indonesia (PTDN) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada saat program aplikasi tahun 2023;
- Â Berumur maksimal 23 tahun pada tanggal 1 Juli 2023;
- Â Tidak pernah mengambil cuti kuliah selama studi sarjana;
- Â Tidak pernah mengikuti program mobilitas/pertukaran di luar negeri termasuk: Summer Program , Magang, Exchange , Credit Mobility , Sit-in , Dual/double degree selama studi sarjana;
- Â Memiliki IPK kumulatif minimal 3.0 (dari 4.0) dibuktikan dengan transkrip akademik terakhir;
- Kirimkan kemahiran bahasa Inggris yang memadai dengan skor minimal:*
- A. Mahasiswa S1 dari PTDN:
- i. Mencapai skor minimal TOEFL iBT -- 78, IELTS -- 6.0, atau Duolingo English Test -- 100,
- ii. Jika persyaratan kemahiran bahasa Inggris di universitas tuan rumah lebih tinggi dari poin (i) di atas atau hanya menerima jenis tes kemahiran bahasa Inggris tertentu, maka persyaratan bahasa yang ditetapkan oleh universitas tuan rumah akan diterapkan kepada pelamar, ke kode kelembagaan resmi IISMA untuk tes bahasa Inggris masing-masing* (cek disini)
- Diusulkan oleh dari PTDN atau PTPPV yang ditandatangani oleh Kaprodi;
- Â Tidak menerima tunjangan hidup dari dana/beasiswa lainnya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selama Program IISMA;
- Â Tidak mengikuti program Kampus Merdeka lainnya bersamaan dengan Program IISMA;
- Â Tidak pernah mengikuti lebih dari 1 (satu) Program Kampus Merdeka sebelum Program IISMA;
- Tidak pernah melanggar aturan, norma, dan/atau hukum yang berlaku di Indonesia;
- Bersedia mengikuti tata tertib selama mengikuti IISMA.
Â
Begitu banyak bukan persyaratannya? Itu barulah persyaratan awal, masih banyak dokumen lain yang harus dilengkapi. Tetapi walaupun sebanyak itu persyaratan dan dokumen yang harus terpenuhi untuk mengikuti proses seleksi IISMA, antusias untuk mengikuti program IISMA sangat luar biasa. Mahasiswa menjadi sangat ambis dan semangat dalam mempersiapkannya di jauh- jauh hari. Ada yang mengambil kursus atau pelatihan TOEFL dan IELTS secara offline atau online, ada yang suka sharing dengan kakak tingkat di perguruan tinggi alumni program IISMA, melakukan konsultasi dengan dosen terkait dengan perguruan tinggi luar negeri dan mata kuliah yang akan diambil,belajar menulis essai melalui channel youtube atau berlatih bersama kakak tingkat. Segala usaha dan doa tak henti- hentinya mereka lakukan agar dapat lolos pada seleksi IISMA 2023 ini.
Â
Disamping segala benefit dan keuntungan dari mengikuti program ini , ternyata program IISMA juga menuai banyak komentar negative ataub kontra dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, menurut sebagian orang, program IISMA hanya membuat para generasi muda yang cerdas meninggalkan negaranya sendiri setelah program IISMA selesai, berkebalikan dengan tujuan diadakannya program tersebut.Â
Program IISMA dirasa tidak dapat menjawab masalah dan persoalan pendidikan dalam negara kita. Banyak orang yang bertanya -- tanya mengenai urgensi negara mengirim mahasiswa S-1 ke luar negeri kalau alumninya tidak dapat berkontribusi bagi negara. Anggaran yang dipakai untuk mendanai program IISMA juga begitu besar dan kebanyakan orang yang mengikuti IISMA merupakan orang yang memiliki privillage tinggi dan gak layak untuk menerima subsidi. Dari pada  untuk IISMA, lebih baik anggarannya dipindahkan untuk program lain yang lebih menjawab kebutuhan pendidikan nasional di negara kita.Â
Contohnya , uang anggaran tersebut dapat dibuat untuk mendanai beasiswa khusus santri atau DAK ke provinsi- provinsi dengan lulusan SMA terendah.DAK mutu dapat dipakai untuk meningkatkan mutu SMA/K mereka . Provinsi yang memiliki DAK dapat memakai uangnya untuk menekan biaya pendidikan SMA/K agar semakin murah atau bahkan gratis, membangun Gedung atau bahkan menungkatkan kualitas guru serta fasilitas penunjang proses belajar mengajar.Â
Apabila anggarannya dapat terealisasikan dengan baik, saya rasa akan lebih bermanfaat dan dampaknya lebih dapat dirasakan oleh banyak pihak dari pada program IISMA. Namun, juga semena- mena tidak menyalahi adanya program tersebut. Yang diharapkan saat ini adalah bagaimana peran dan kontribusi generasi muda penerus bangsa Indonesia dapat membangun dan meningkatkan kualitas dan kuantitas bangsa Indonesia. Mari , menjadi generasi muda yang cerdas dalam berpikir dan bertindak. Mari bersama menyukseskan segala program pemerintah yang sekiranya dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H