hutang pinjaman online (pinjol) hingga puluhan juta rupiah. Dalam percakapan tersebut, W meminta pinjaman sebesar Rp500.000 untuk menutupi sebagian tagihan pinjol yang sudah jatuh tempo. Ia menjelaskan bahwa tiga bulan sebelumnya, ia memutuskan meminjam uang untuk berjudi online, sebuah langkah yang kini ia sesali.
Pada Jumat, 4 Oktober 2024, seorang pria berinisial W menghubungi saudaranya dengan nada cemas, mengungkapkan bahwa dirinya terlilitW awalnya mengira judi online dapat menjadi cara cepat untuk mendapatkan uang. Namun, alih-alih mendapatkan keuntungan, ia justru mengalami kekalahan berturut-turut. Untuk menutupi kekalahannya, W meminjam uang lebih banyak dari beberapa aplikasi pinjol, berharap dapat melunasi utangnya. Sayangnya, situasinya semakin buruk karena bunga dan denda yang terus bertambah, membuat hutang yang awalnya kecil menjadi tidak terkendali.
Seiring waktu, W semakin kesulitan melunasi hutang-hutangnya. Ia menggunakan pinjaman dari satu aplikasi untuk menutupi utang dari aplikasi lain, namun hal itu hanya memberikan solusi sementara. Bahkan, W sudah mencoba meminjam dari teman dan keluarganya, termasuk meminta bantuan dari saudaranya. "Saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. Judi online ini membuat hidup saya berantakan," katanya dengan penuh keputusasaan.
Kisah W menjadi contoh nyata betapa berbahayanya terjerat hutang pinjol untuk tujuan yang salah, seperti berjudi. Keputusan yang keliru tersebut tidak hanya menghancurkan keuangan pribadi dalam waktu singkat, tetapi juga menimbulkan dampak buruk pada hubungan keluarga serta kesehatan mental. Masalah ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang bijaksana dan menghindari godaan untuk mencari jalan pintas yang berisiko tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H