Tren membeli pakaian thrift atau secondhand semakin digemari kalangan anak muda saat ini. Dibandingkan membeli barang baru, banyak yang lebih memilih berbelanja pakaian preloved karena alasan harga yang jauh lebih murah dan variasi produk yang lebih beragam. Di pasar pakaian bekas, pembeli bisa mendapatkan produk dari brand lokal hingga high-end brand dengan harga yang terjangkau.
Anak muda, khususnya para pecinta fashion yang ingin tampil stylish tanpa harus merogoh kantong dalam, menjadi kelompok utama yang memanfaatkan tren ini. Mereka kerap berburu barang-barang berkualitas dari merek-merek ternama di tempat-tempat seperti pasarDengan harga yang jauh lebih murah, pakaian thrift menjadi pilihan menarik. "Lebih enak beli barang thrift atau second karena hanya di sini kita bisa mendapatkan high-end brand dengan harga jauh lebih murah," ujar Mang Gita, salah satu pelanggan yang saya temui di Lapangan Pergung, Mendoyo. Ia juga menambahkan bahwa meskipun perlu usaha ekstra untuk memilah dan memilih dengan teliti, harga yang bisa ditawar menjadi keuntungan tersendiri. Begitu pula dengan saya sendiri, yang sangat tertarik pada pakaian thrift.
 Pasar-pasar barang bekas, baik fisik seperti di Lapangan Pergung, Mendoyo, maupun online melalui platform-platform jual beli, menjadi pusat tren thrifting ini. Di sana, berbagai jenis pakaian dari brand lokal hingga internasional tersedia.
Selain harga murah, thrifting juga memberi peluang menemukan item fashion unik yang sulit ditemukan di toko-toko biasa. Inilah salah satu alasan mengapa anak muda begitu antusias terhadap tren ini.
Â
Untuk mendapatkan pakaian berkualitas, pembeli harus teliti saat memilih dan memeriksa barang. Namun, bagi mereka yang terbiasa, sensasi berburu pakaian unik justru menjadi bagian serunya berbelanja barang secondhand.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H