Mohon tunggu...
01_Fariel Nurdiyansyah
01_Fariel Nurdiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Matematika Universitas Airlangga

Mahasiswa Baru S1 Matematika Universitas Airlangga dan kompeten di bidang matematika,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tessellasi ; Penerapan Ilmu Matematika dalam Menyusun Seni Tanpa Celah

30 November 2024   11:00 Diperbarui: 30 November 2024   10:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto M.C. Escher (Sumber : Wikipedia)

Kolaborasi matematika dengan seni menghasilkan karya yang harmoni akan emosional dan struktural. Seni sebagai cerminan ekspresi dilapisi dengan kemampuan berpikir logis serta sistematis dari ilmu matematika memperluas kompleksitas kebermaknaan suatu karya. Salah satu penerapan matematika yang kerap ditemukan dalam karya seni adalah Tessellasi. 

Tessellasi adalah cara menutupi bidang dua dimensi dengan penyusunan sistematis bentuk geometri secara berulang hingga tidak ada celah yang terlihat dan tanpa adanya penumpukan. Tessellasi menggunakan pemodelan geometri dan simetri, seperti poligon reguler dan poligon non-reguler. Saat ini Tessellasi banyak digunakan dalam seni/desain, arsitektur, ilmu material bahkan dalam kehidupan sehari-hari pola tessellasi juga dapat ditemukan di alam bebas. 

SEJARAH TESSELLASI 

Sejarah penemuan tessellasi bisa dilihat dari beberapa aspek dan budaya yang berbeda. Berikut adalah garis besar perkembangan tessellasi sepanjang sejarah:

1.  Zaman Pra-Sejarah

Konsep tessellasi mungkin telah ada sejak zaman prasejarah, dengan pola yang ditemukan dalam seni gua dan artefak awal. Manusia purba mungkin sudah mulai menyusun bentuk-bentuk sederhana untuk menciptakan pola berulang.  

2. Mesir Kuno dan Mesopotamia

Bangsa Mesir dan Mesopotamia menggunakan tessellasi dalam seni dan arsitektur. Contoh paling awal dapat dilihat pada ubin mosaik yang menghiasi bangunan dan tempat ibadah. 

3. Kebudayaan Yunani Kuno

Di Yunani, matematikawan dan filsuf seperti Pythagoras dan Euclid mulai mempelajari sifat-sifat geometris, termasuk poligon dan cara mereka dapat membentuk pola yang teratur.

4. Kebudayaan Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun