Kolaborasi matematika dengan seni menghasilkan karya yang harmoni akan emosional dan struktural. Seni sebagai cerminan ekspresi dilapisi dengan kemampuan berpikir logis serta sistematis dari ilmu matematika memperluas kompleksitas kebermaknaan suatu karya. Salah satu penerapan matematika yang kerap ditemukan dalam karya seni adalah Tessellasi.Â
Tessellasi adalah cara menutupi bidang dua dimensi dengan penyusunan sistematis bentuk geometri secara berulang hingga tidak ada celah yang terlihat dan tanpa adanya penumpukan. Tessellasi menggunakan pemodelan geometri dan simetri, seperti poligon reguler dan poligon non-reguler. Saat ini Tessellasi banyak digunakan dalam seni/desain, arsitektur, ilmu material bahkan dalam kehidupan sehari-hari pola tessellasi juga dapat ditemukan di alam bebas.Â
SEJARAH TESSELLASIÂ
Sejarah penemuan tessellasi bisa dilihat dari beberapa aspek dan budaya yang berbeda. Berikut adalah garis besar perkembangan tessellasi sepanjang sejarah:
1. Â Zaman Pra-Sejarah
Konsep tessellasi mungkin telah ada sejak zaman prasejarah, dengan pola yang ditemukan dalam seni gua dan artefak awal. Manusia purba mungkin sudah mulai menyusun bentuk-bentuk sederhana untuk menciptakan pola berulang. Â
2. Mesir Kuno dan Mesopotamia
Bangsa Mesir dan Mesopotamia menggunakan tessellasi dalam seni dan arsitektur. Contoh paling awal dapat dilihat pada ubin mosaik yang menghiasi bangunan dan tempat ibadah.Â
3. Kebudayaan Yunani Kuno
Di Yunani, matematikawan dan filsuf seperti Pythagoras dan Euclid mulai mempelajari sifat-sifat geometris, termasuk poligon dan cara mereka dapat membentuk pola yang teratur.
4. Kebudayaan Islam