Mohon tunggu...
01_Adam Bayu
01_Adam Bayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya memiliki minat dalam hal teknik sipil dan inovasi yang tetunya meningkatkan efisiensi suatu struktur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penambahan Luas Bagian Bawah Penampang Kolom Guna Memperbesar Beban yang Diterima

22 Oktober 2024   21:43 Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondasi merupakan elemen krusial dalam setiap struktur bangunan. Pengembangan megenai bentuk dan jenis jenis pondasi harus terus menerus diperbaharui mengingat banyaknya model bangunan yang beragam. Tentunya dengan banyaknya model bangunan yang ada juga akan mempengaruhi bentuk pondasi yang menuntut pondasi dibuat se efisien mungkin. Dengan begitu, pondasi yang kuat tentunya akan memberikan kekuatan yang maksimal pada bangunan diatasnya.

Di Indonesia, banyak sekali ragam model bangunan, maka dari itu juga banyak berbagai model pondasi yang digunakan. Model atau tipe pondasi yang digunakan pada sebuah pekerjaan konstruksi dipilih berdasarkan dengan tipe bangunan yang ditumpu. Bangunan bangunan tersebut tentunya dibangun diatas tanah yang memiliki jenis beragam.

            Tanah yang ada di Indonesia ini memiliki sangat banyak jenis nya. Tanah merupakan aspek penting kehidupan di muka bumi ini. Tanah adalah lapisan permukaan yang berperan sebagai penyedia unsur hara dan air bagi tanaman, serta menjadi tempat di mana akar tanaman dapat berkembang dengan baik. Tanah juga merupakan salah satu sumber daya yang sering dimanfaatkan oleh manusia. Adapun beberapa jenis tanah yakni Aluvial, Andosol, Regosol, Latosol, Laterit, Litosol, Grumosol, Organosol, Mediteran, Rendzina, Podzolik dan Podzolik Merah Kuning.

Salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia yakni tanah Organosol. Tanah ini biasanya berada di rawa-rawa yang terjadi karena selalu digenangi air hingga pembusukannya kurang sempurna. Bila tanah jenis lain mempunyai karakteristik tertentu untuk membedakannya dengan jenis tanah yang lainnya, maka tanah organosol ini masih dipecah lagi menjadi dua jenis. Karena sebelumnya sudah dikatakan bahwa tanah organosol merupakan tanah yang lembab dan sangat banyak mengandung bahan organik, maka dibedakan menjadi tanah organosol humus dan gambut. Tanah humus dan tanah gambut ini merupakan tanah yang sangat subur dengan banyak sekali kandungan bahan- bahan organiknya. Kedua jenis tanah tersebut merupakan jenis tanah organosol.

Jenis tanah organosol yang pertama adalah tanah humus. Tanah humus merupakan tanah yang biasanya digunakan sebagai lahan pertanian. Tanah ini memiliki karakteristik yang biasanya memiliki warna hitam, mudah basah, sangat subur dan mengandug sanagat banyak bahan organik. Agar menjadi tanah humus, bahan-bahan organik seperti daun, ranting, dan rumput kering harus melalui tahapan atau proses humufikasi. Proses humufikasi dapat terjadi secara alami dan buatan, seperti pengomposan. Humufikasi dapat dicontohkan dari kegiatan petani yang mencampurkan kotoran hewan dengan tanah agar tanaman pertanian dapat tumbuh subur. Selain itu, jerami yang dibakar di sawah kemudian abu dari pembakaran tersebut dicampur dengan tanah persawahan juga merupakan contoh proses humufikasi. Secara sederhana, humufikasi adalah proses kimia untuk menyediakan unsur hara pada tanah melalui penguraian bahan-bahan organik. Sedangkan humufikasi yang terjadi secara alami contohnya adalah pembusukan daun-daun kering oleh mikroorganisme tanah. Hasil urai dari bahan organik tersebut akan meresap kedalam tanah sehingga tanah menjadi subur.

Selanjutnya jenis tanah yang termasuk pada tanah organosol adalah tanah gambut. Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan setengah membusuk yang tertimbun dalam masa ratusan hingga ribuan tahun yang terbentuk dalam kondisi asam, dan kondisi anaerobik lahan basah dengan komposisi lebih dari 50% karbon, pasir silikat, lumut sphagnum, batang, dan akar rumput-rumputan dan sisa-sisa hewan. Tanah gambut mempunyai ciri yang khas yaitu mengandung serat-serat organik tinggi, berwarna coklat sampai hitam. Tanah gambut merupakan tanah dengan karakteristik yang sangat berbeda, jika dibandingkan dengan tanah lempung. Perbedaan terletak pada sifat fisik dan sifat teknisnya. Secara fisik tanah gambut dikenal sebagai tanah yang mempunyai kandungan bahan organik dan kadar air yang sangat tinggi, angka pori yang besar, dan adanya serat-serat, sedangkan secara teknis tanah gambut memiliki pemampatan yang tinggi.

Namun bagaimana apabila sebuah bangunan gedung, jalan ataupun jembatan dibangun diatasnya? Apakah bangunan itu tetap dapat berdiri kokoh? Pada dasarnya daya dukung tanah terhadap sebuah konstruksi yang dibangun diatasnya merupakan suatu unsur yang sangat penting. Dapat dikatakan tanah tersebut memiliki daya dukung tanah yang baik ketika tanah tersebut memiliki kekerasan yang sesuai dengan spesifikasi tanah untuk bangunan. Tidak mungkin tanah yang gembur dan sangat lunak akan dibangun sebuah bangunan diatasnya. Hal ini dapat menyebabkan bangunan tersebut merosot dan bahkan roboh. Hal ini disebabkan karena tanah tersebut tidak mampu menahan beban yang diterima dari struktur bangunan.

            Salah satu cara efektif yang dilakukan oleh para structural engineer adalah dengan mengubah gaya pondasi dari suatu bangunan. Modifikasi model dan dimensi tentunya akan memengaruhi kualitas dan kekokohan suatu bangunan. Kali ini jenis pondasi yang akan dibahas adalah Pondasi Cakar Ayam atau pondasi footplate.

Pondasi cakar ayam merupakan metode konstruksi asli ciptaan Indonesia. Sosok yang berada dibalik penciptaannya ialah Prof. Dr. Ir. Sedijatmo saat beliau menjadi pejabat di Perusahaan Listrik Negara (PLN) di tahun 1961. Pada awalnya beliau mempunyai tugas untuk mendirikan 7 menara listrik di daerah dengan kontur berawa di daerah Ancol, Jakarta. Beliau pun sukses membangun dua menara dengan menggunakan pondasi konvensional pada umumnya. Namun, lima sisanya belum memungkinkan untuk dibangun. Salah satu penyebabnya ialah karena keadaan tanah yang cukup berair. Dari sinilah beliau mulai berinovasi dengan membuat rangka yang disusun dengan cara mengombinasikan material plat dan pipa beton. Berkat kombinasi material tersebut akhirnya Prof. Dr. Ir. Sedijatmo berhasil mendirikan lima menara sisanya dengan sukses dan tepat waktu. Nantinya 7 menara listrik ini akan berfungsi guna mengalirkan listrik dari Tanjung Priok menuju Gelanggang Olahraga Senayan untuk pergelaran akbar Asian Games 1962. Pada umumnya ketebalan pelat yang diaplikasikan pada pondasi tersebut, yakni sekitar 10 hingga 20cm dengan besar diameter dari pipa beton berkisar 1 m sepanjang 2,5 m. Kombinasi antara pelat, cakar dan tanah berhasil menciptakan landasan yang kokoh dan tahan untuk menopang beban berat. Namun, pondasi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Simak penjelasan di bawah ini.

Kelebihan Pondasi Cakar Ayam yakni,

  • Cocok Dibangun di Indonesia karena seperti yang kita ketahui, banyak daerah di Indonesia yang mempunyai rawa dan tanah yang cenderung lembek.
  • Memperkokoh Bangunan karena adanya paduan antara kedalaman pondasi cakar ayam, rangka pelat dan pipa baja yang langsung ditanam dalam tanah. Sehingga daya tahan bangunan bisa bertahan lebih lama.
  • Pondasi ini terdiri dari pipa beton yang sangat kuat dan tidak punya ruang untuk pembuangan massa air secara alami.

Adapun beberapa kekurangan yang ada pada pondasi cakar ayam ini yakni,

  • Biaya yang Dibutuhkan Lebih Mahal
  • Lebih cocok untuk Bangunan Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun