Mohon tunggu...
018_HUSNUL MUHIMMAH
018_HUSNUL MUHIMMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Renang dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Deflasi di Indonesia Terhadap Dunia Bisnis Tahun 2024

5 Oktober 2024   19:46 Diperbarui: 6 Oktober 2024   08:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu ekonomi, deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah. Ketika ekonomi yang mengalami deflasi akan menunjukkan gejala harga-harga, gaji, dan upah menurun. (Deflasi - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, n.d.)

Dalam tiga bulan terakhir, Indonesia mengalami deflasi yang menarik perhatian berbagai pihak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2024 Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,28 (Juni 2024) menjadi 106,09 seperti terlihat pada Gambar 1. Hal ini menunjukkan Indonesia mengalami deflasi 0,18% secara bulanan. Angka ini merupakan yang terdalam jika dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya. Pada Mei dan Juni 2024, juga terjadi deflasi berturutturut sebesar 0,03% dan 0,08%.

Adanya penyebab deflasi beruntun tersebut adalah penurunan Harga sejumlah komoditas pangan dan supply yang berlimpah. Pada Juli 2024, tingkat deflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau terdalam sejak November 2022, yakni 0,97% dengan kontribusi sebesar 0,28% (Badan Pusat Statistik, 2024). Deflasi merujuk pada penurunan harga barang dan jasa secara umum. Hal ini menguntungkan bagi konsumen. Namun dalam konteks ekonomi Indonesia, deflasi justru mencerminkan penurunan permintaan agregat yang mengindikasikan melemahnya aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat. (Budiyanti Eka & Nita Mulia Deniza, 2024)

Fenomena ini tentunya sangat memicu akan pertumbuhan ekonomi, jika hal ini terus berkelanjutan maka dalam jangka panjang akan berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan adanya tulisan ini bertujuan untuk mencari solusi dari dampak negatif deflasi yang terjadi pada dunia bisnis 2024.

Dikutip dari akun tiktok "KangCorndog" Pada tanggal 4/10/2024, yang menyatakan mengenai "ada apa dengan dunia perdagangan 2024?", dimana ia menjelaskan bahwasannya, "saya sebagai pedagang merasakan di tiga bulan terakhir sekarang jualan itu duh bener-bener. Para pedagang PKL yang sekarang dimana-mana, saya juga merasakan daya beli masyarakat itu sekarang menurun". Dari kutipan berikut menjadikan salah satu curhatan salah satu pedagang yang menjelaskan mengenai bagaimana keadaan yang terjadi pada 3 bulan terakhir tahun 2024. Dimana kurang nya daya tarik masyarakat untuk membeli dagangan yang mereka jual. Hal tersebut menjadi keresahan bagi para pedagang maupun pembisnis baik yang berjualan secara langsung maupun secara online. 

Ketika Daya beli masyarakat lemah, maka dapat menimbulkan dampak yang memicu pada pertumbuhan ekonomi. Dampak pertama, pendapatan dan upah ikut turun. Dampak kedua, penurunan harga juga bisa mengarah kepada efesiensi yang artinya banyak PHK. Dampak ketiga, pendapatan tambah sedikit yang nantinya masyarakat akan menunda beli barang-barang.

Menurut andri dalam (Ekonomi: Deflasi Lima Bulan Berturut-Turut, Tanda "masyarakat Kelas Pekerja Sudah Tidak Punya Uang Lagi Untuk Berbelanja" - BBC News Indonesia, n.d.) menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Pertama, pemutusan hubungan kerja (PHK). Kedua, minimnya lapangan kerja di sektor padat karya. Ketiga, tingginya suku bunga.

Hal ini di sebabkan dikarekan karena permintaan barang dan jasa ini turun, dimana prosdusen itu menarik konsumen dengan cara menurunkan harga jualnya. Ketika harga turun berarti bagus dong? Karena bisa terjangkau masyarakat beli barang-barang? Namun kenyataannya tidak. Tetapi ini tanda jika daya beli masyarakat lemah.

Deflasi dapat membawa dampak negatif yang cukup signifikan bagi perekonomian, terutama jika berlangsung dalam waktu yang lama. Dampak deflasi, pertama ialah penurunan daya beli dan pendapatan. Ketika harga-harga barang dan jasa terus menurun, konsumen mungkin menunda pembelian dengan harapan harga akan terus turun. Dampak kedua, peningkatan utang beban utang. Deflasi juga dapat memperburuk beban utang, baik bagi pemerintah maupun sektor swasta. Dampak ketiga, potensi terjadinya resesi ekonomi. Jika deflasi terus berkelanjutan, perekonomian bisa masuk ke dalam siklus resesi. Dampak keempat, yang dapat terjadi ialah peningkatan pengangguran. (Deflasi Dan Potensi Resesi Ekonomi, n.d.). Dengan adanya dampak yang terjadi saat ini diharapkan mendapatkan solusi untuk kedepannya.

Upaya mengatasi dampak deflasi dalam dunia bisnis dan perekonomian harus disiapkan dengan baik. Deflasi saat ini merupakan permasalahan ekonomi yang sangat umum terjadi di dunia perbisnisan. Sehingga hal ini memerlukan solusi dan pemahaman lebih mendalam dalam mengambil Langkah yang tepat. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dampak deflasi terhadap perekonomian. Pertama, dari sisi kebijakan moneter, menurunkan suku bunga untuk mendorong pinjaman dan investasi. Dengan menurunkan suku bunga, biaya pinjaman menjadi lebih rendah, sehingga mendorong konsumen dan perusahaan untuk berinvestasi dan berbelanja lebih banyak. Hal ini akan membantu meningkatkan permintaan barang dan jasa yang menurun selama deflasi. Kedua, dari sisi kebijakan fiskal, meningkatkan belanja publik untuk menstimulasi perekonomian. Pemerintah dapat meningkatkan belanja pada proyek-proyek infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong aktivitas ekonomi. Hal ini juga akan membantu meningkatkan permintaan agregat di pasar. Ketiga, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat berpenghasilan rendah sehingga dapat membantu meningkatkan daya beli dan mengurangi tekanan deflasi. Keempat, memberikan subsidi kepada sektor-sektor yang paling terdampak deflasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan operasional dan pekerjaan di beberapa sektor seperti manufaktur,perhotelan dan pariwisata, ritel, energi,serta konstruksi. Kelima, menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui berbagai insentif, seperti pengurangan birokrasi dan pemberian insentif pajak bagi investor. (Budiyanti Eka & Nita Mulia Deniza, 2024) Intinya, untuk mengatasi deflasi membutuhkan upaya yang kompherasif dan melibatkan berbagai pihak. Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan permintaan agregat, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonmomi dan keluar dari kondisi deflasi.

Deflasi yang terjadi saat ini menjadi tantangan bagi kalangan pedagang maupun pebisnis, yang mana mereka harus memikirkan startegi yang harus disiapkan kedepannya, bagaimana cara mereka mencuri lagi perhatian para konsumen. Karena dengan adanya deflasi ini tentunya banyak Perusahaan yang memutuskan untuk pemutusan hubungan kerja (PHK), yang disebabkan karena suatu hal sehingga mengakibatkan berakhirnya hak dan pekerjaan seseorang. Haparan penulis dengan adanya artikel ini dapat memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun