Mohon tunggu...
Risky Anindya Nugraheni
Risky Anindya Nugraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Peran Investasi dalam Stabilitas Ekonomi Indonesia

23 Juni 2023   20:01 Diperbarui: 23 Juni 2023   20:04 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan perkembangan investasi, perilaku keuangan memainkan peran yang sangat penting dalam keputusan investasi. Pengambilan keputusan keuangan untuk kegiatan investasi akan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dan pengetahuan investasi investor. Keputusan investasi investor selama ini dilihat dari dua perspektif, yaitu sejauh mana keputusan dapat memaksimalkan kekayaan (ekonomi), motivasi perilaku (keputusan investasi berdasarkan psikologi investor).

Biasanya, seorang investor akan melakukan riset sebelum memutuskan untuk berinvestasi, seperti mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, rekam jejak atau portofolio, kondisi ekonomi, risiko, penilaian keuangan dan kondisi ekonomi yang dipublikasikan di media, dll. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan kekayaan lebih banyak. Berdasarkan teori utilitas yang dikembangkan oleh Von Neumann dan Morgenstern, ia menyatakan bahwa, investor sangat rasional, menerima pilihan yang kompleks, menghindari risiko, dan memaksimalkan kekayaan.

Dengan perkembangan khusus, muncul teori lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor berdasarkan aspek psikologis (motif perilaku). Selain itu, berdasarkan studi empiris perilaku investor yang dilakukan oleh Blume et al pada tahun 1970, meneliti bagaimana variabel demografi mempengaruhi proses pemilihan dan komposisi portofolio item investasi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi seorang investor adalah motivasi perilaku yang dapat dilihat dari variabel demografi seperti jenis kelamin, usia, dan pendidikan. Lewellen, Lease, dan Schlarbaum (1977) menetapkan bahwa usia, jenis kelamin, pendapatan, dan pendidikan mempengaruhi pilihan investor atas hasil, dividen, dan semua pengembalian yang diinginkan. Selain itu (Warren et al, 1990) menyatakan bahwa pilihan investasi seseorang lebih didasarkan pada gaya hidup dan karakteristik demografis. (Mahastanti, 2011)

Dalam teori ekonomi pembangunan diketahui bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi dan investasi berhubungan positif. Hubungan timbal balik ini terjadi karena di satu pihak, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, semakin besar bagian pendapatan yang dapat ditabung, sehingga semakin besar pula investasi yang dihasilkan. Dalam hal ini, investasi merupakan fungsi dari pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, semakin besar investasi suatu negara, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai. Dengan demikian, pertumbuhan merupakan fungsi dari investasi. Secara teori, investasi berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi terutama di negara tuan rumah melalui beberapa jalur. Pertama, dengan membangun pabrik baru (PP), berarti juga menambah produksi atau produk domestik bruto (PDB), jumlah ekspor (X) dan kesempatan kerja (KK). Itu adalah efek langsung. Pertumbuhan X berarti penambahan cadangan devisa (CD) semakin meningkatkan kemampuan membayar utang luar negeri (ULN) dan impor (M) negara penerima. Yang kedua, masih di sisi penawaran, tetapi sifatnya tidak langsung, adalah: Adanya PP baru berarti peningkatan permintaan dalam negeri atas barang modal, barang setengah jadi, bahan baku dan input lainnya. Jika kebutuhan antara ini dipenuhi sepenuhnya oleh sektor-sektor dalam negeri lainnya (tidak ada yang harus diimpor), maka tentunya dampak positif dari keberadaan atau produksi di pabrik-pabrik baru tersebut akan sangat diapresiasi oleh daerah-daerah lain di dalam negeri; produksi industri lain karenanya meningkat. Artinya telah terjadi efek eksponensial dari kehadiran FDI terhadap keseluruhan produksi di negara tuan rumah. Dengan kata lain, semakin besar komponen impor suatu proyek investasi yang dibuat.

Ketiga, meningkatnya kesempatan kerja karena hadirnya pabrik-pabrik baru tersebut berdampak positif bagi perekonomian nasional dari sisi permintaan:bertambahnya kesempatan kerja meningkatkan daya beli masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar domestik. Seperti pada kasus sebelumnya, jika peningkatan permintaan konsumen tidak serta merta meningkatkan impor, dampak positif akan dirasakan pada pertumbuhan produksi di sektor pendapatan nasional. Meskipun tidak dapat secara akurat menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, pendapatan nasional terkadang digunakan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi. Dalam ekonomi makro, investasi merupakan komponen pendapatan nasional, produk domestik bruto (PDB). Dengan demikian, dampak investasi terhadap perekonomian suatu negara dapat divisualisasikan dari pendapatan nasional negara tersebut.

Bagaimana pengaruh investasi terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, jika kita ambil contoh yang sama dengan pedesaan. Dimana seorang petani menginvestasikan hartanya untuk membeli peralatan guna menjalankan aktivitasnya sebagai petani dan mampu menghasilkan pendapatan. Hal yang sama berlaku untuk bagaimana investasi mempengaruhi tingkat pertumbuhan negara. Artinya, ketika suatu negara melaksanakan proyek investasi yang dapat menghasilkan pendapatan, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Perlu dicatat bahwa jika suku bunga naik, hal ini dapat menyebabkan penurunan investasi dan penurunan PDB riil (Produk Domestik Bruto), yang diserap sepenuhnya di tingkat nasional. Sebaliknya, jika permintaan konsumen meningkat dalam bentuk peningkatan impor, dampaknya akan menjadi nol. Bahkan jika pertumbuhan impor lebih cepat dari pertumbuhan ekspor karena investasi asing, defisit neraca perdagangan akan terjadi. Ini berarti bahwa kehadiran investasi asing memiliki lebih banyak efek negatif daripada positif pada negara tuan rumah. Implikasi kebijakan adanya hubungan timbal balik antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan terletak pada pembuatan proyeksi/estimasi kebutuhan investasi tahunan dan target pertumbuhan ekonomi.

Dengan asumsi hubungan timbal balik ini terjadi, ketika membuat prakiraan investasi, variabel pertumbuhan ekonomi harus diperhitungkan; Begitu pula sebaliknya dalam meramalkan angka pertumbuhan ekonomi, variabel investasi harus menjadi salah satu faktor penentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara seringkali berjalan seiring dengan pembangunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun