Pengeringan dikerjakan agar bahan organik yang tertimbun dari aktivitas budidaya sebelumnya berkurang. Pengeringan dikerjakan umumnya selama 1 minggu, tujuannya mengurangi zat beracun yang terdapat pada substrat tambak.
B. Pengapuran
   Pengapuran dilakukan agar pH tanah meningkat hingga bersifat basa (7,5 – 8 ,5). Tanah condong lebih subur ketika dalam kondisi basa, hal itu juga berpengaruh untuk penguraian bahan organik.
C. Pemupukan
   Pemupukan dapat membantu meningkatkan kualitas tanah. Jika tanah tambak subur, sangat menguntungkan bagi pertumbuhan plankton, yang sangat berguna sebagai makanan alami bagi organisme yang dibudidayakan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik. Jumlah pupuk organik 150-500 kg/ha.
D. Persiapan Air
   Kedalaman pengisian air antara 70 cm sampai 100 cm. Setelah diisi air, bisa dilakukan pemupukan tambahan untuk menumbuhkan pakan alami. Karena penggunaan pupuk alami dapat membawa hasil yang baik bagi pertumbuhan organisme (Ariyati et al., 2019). Air yang akan digunakan untuk media biasanya ditandai dengan air berwarna coklat kehijauan. Terdapat dua hal yang harus benar-benar dilihat ketika IMTA menyeleksi organisme, yaitu peran organisme pada tingkat trofik dan lokasi lingkungan yang cocok bagi organisme tersebut untuk tumbuh.
DAFTAR PUSTAKAÂ
PASMI (2019). Petunjuk Budidaya Tambak Terpadu (IMTA) Integrated Multi Tropic Aquaculture
Widowati, L. L., Rejeki, S., Ariyati, R. W., & Bosma, R. H. (2019). Petunjuk Budidaya Tambak Terpadu (IMTA) . Semarang: (PASMI) Project to design Aquaculture for Supporting Mangrove .
Zulham, Armen., Sri Luhur, Estu., Haryardi, Joni., Yulia, Freshty. (2013). Implementasi Integrated Multi Tropic Aquaculture (IMTA) Pada Kawasan Kimbis Cakradonya Di Banda Aceh.