Mohon tunggu...
Angeline Christie
Angeline Christie Mohon Tunggu... Mahasiswa - PCU Interior Design'18 Student

just an ordinary girl who love to share anything about interior design and food!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perlukah Seorang Interior Designer Mengerti Psikololgis?

29 November 2021   23:10 Diperbarui: 29 November 2021   23:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

2. Gaya Scandinavian

Gaya desain Scandinavian, desain yang lapang, bersih, chic and comfy, adalah kesan yang didapatkan dari desain interior scandinavian. Gaya desain interior yang satu ini banyak menggunakan unsur kayu sebagai material utama. Scandinavian interior sangat mengedepankan fungsi serta kenyamanan. Gaya ini menampilkan kehangatan melalui materal utamanya. Buat kalian yang suka mengundang teman dan kerabat datang untuk berkumpul dapat menjadikan gaya desain ini sebagai pilihan. Maka dari itu gaya desain ini sangatlah cocok untuk orang yang ramah, terbuka, serta sangat mementingkan persahabatan.

3. Gaya Classic

Sedangkan gaya desain classic sangat cocok dengan orang -- orang yang mementingkan kualitas serta memiliki kepribadian yang menarik, jujur, dan keras. Hal ini sesuai dengan gaya desain interior klasik yang cendurung megah dan banyak ukiran. Gaya desain ini memberikan kesan yang mewah dan elegan untuk penggunanya.

4. Gaya Modern

Contoh yang terakhir adalah gaya desain modern yaitu gaya desain yang kekinian, fungsional, dan terus mengikuti perkembangan jaman. Gaya desain interior ini biasanya dihiasi dengan garis -- garis geometrik. Gaya desain ini sangat sesuai dengan orang yang terorganisir dan professional.

Dari contoh -- contoh di atas pasti makin bingung ya kenapa sih kita seorang desainer perlu tau tentang hal -- hal tersebut? Padahal desainer interior biasanya hanya diberi tanggung jawab untuk merancang desain yang dapat menyelesaikan masalah dan memenuhi kebutuhan dari pengguna. Namun, sebagai seorang desainer kita tidak bisa memisahkan ruang dengan penggunanya. Sebuah ruang harus bisa juga memberikan makna dan identitas dari penggunanya. Karena dengan adanya karakter pengguna yang masuk dalam desain sebuah ruang dapat membuat ruang tersebut lebih hidup dan dapat bercerita.

Maka dari itu seorang desainer diharuskan untuk peka dan memahami karakter dari pengguna maupun lingkungan yang ada di sekitar penggunanya. Jadi! Saat merancang ruang, jangan lupa buat perhatikan penggunanya dan terapin prinsip -- prinsip psikologi ruang supaya orang yang akan menggunakan ruang tersebut betah beraktivitas di dalam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun