Terus terang saya cuma sebentar nonton pertandingan antara timnas Indonesia U23 dan Thailand U23. Anak saya pun ogah-ogah saat ketinggalan 2-0 dari Thailand.
*
Seperti prediksi saya di kanal bola sebelumnya (saya ditertawakan seolah-olah tidak tahu soal sepakbola (saya yg tidak nonton dua pertandingan timnas yang dipuji habis oleh insan sepakbola tanah air, dianggap baru bangun tidur, karena salah sebut pelatih timnas, baca aja tulisan ttg sepakbola tsb di profil saya, sengaja tidak saya edit kesalahannya, biar lucunya gak hilang), bahwa pelatih Indonesia akan menurunkan pemain lapis kedua, benar terjadi.
*
Saat menurunkan pemain lapis kedua, ada tiga kemungkinan yang terjadi, yakni Thailand menang tipis. Seri. Atau kalah tipis dari Thailand dengan skor tipis. Karena kalah atau menang timnas akan melaju ke babak selanjutnya.
*
Namun, yang terjadi, pertandingan melawan Thailand yang baru saja berakhir, Indonesia dicukur habis dengan skor telak 6-0. Thailand seperti mengajarkan timnas Indonesia bagaimana bermain bola. Kiatisuk baru saja mengajarkan Aji tentang bermain bola yang efektif dan taktis. Semoga tidak salah lagi sebut pelatih Thailand.
*
Di layar kaca sebelum pertandingan terlihat pembawa acara dan komentator terlihat sangat membangga-banggakan timnas dan sepertinya merendahkan Thailand. Mereka berbuat begitu, karena sesuai hitung-hitungan di lapangan, bahwa timnas Indonesia lebih hebat dari Thailand. Indonesia kalahkan Timor leste dan Maladewa dengan skor 7-0 dan 4-0, artinya selisih gol 11-0. Sedang Thailand cuma 4-0 dan 2-0. 6-0. Berdasarkan hitungan gol, Indonesia lebih hebat.
*
Bagaimana dengan hitungan di atas kita terapkan ke timnas yang baru kalah 0-6 dari Thailand. Maladewa cuma kalah 0-2 dan Timor Leste cuma kalah 0-4, maka itu artinya level timnas di bawah Timor Leste dan Maladewa atau timnas U23 Asiangames lebih bobrok dari Maladewa dan Timor Leste.
*
