Mohon tunggu...
Salman alfarizi
Salman alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olaharaga, gym, musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar dan Pemberalajaran

23 April 2024   12:16 Diperbarui: 26 April 2024   12:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Definisi Teori Belajar Humanisme
  • Teori belajar humanistik dapat diartikan secara luas sebagai aktivitas jasmani dan rohani yang dirancang untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan. Sementara itu, belajar dibatasi pada upaya menciptakan rasa diri yang komprehensif melalui perolehan sejumlah besar pengetahuan. Hanya proses pembelajaran yang dapat membawa perubahan atau perkembangan, seperti penyesuaian terhadap rutinitas atau perbedaan informasi, sikap, dan keterampilan.
  • Manusia bebas memilih jalan hidupnya sendiri dan membentuk pendapat serta kepribadiannya sendiri, sesuai dengan humanisme. Menurut humanisme, tujuan utama pembelajaran adalah membuat orang lebih menyukai orang lain. Jika siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang diri mereka sendiri dan lingkungan mereka, mereka akan berhasil. Siswa harus mencapai tujuan agar dapat mencapai potensi tertinggi dalam aktualisasi diri. Teori humanistik memandang perilaku belajar dari sudut pandang siswa, bukan dari sudut pandang pengamat.
  • Humanisme berpendapat bahwa siswa adalah agen utama pembelajaran dan guru hanya berfungsi sebagai perantara. Lingkungan yang mendukung dan sikap serta pengetahuan tertentu diperlukan untuk mencapai tujuan aktualisasi diri. Pada dasarnya, karena manusia adalah makhluk unik yang memiliki kapasitas dan dorongan untuk mengaktualisasikan diri, setiap orang mempunyai hak untuk menempuh jalannya sendiri menuju aktualisasi diri.

  • Guru harus mendorong praktik, mendorong siswa untuk berpikir secara induktif, dan menekankan nilai keterlibatan siswa dalam pembelajaran ketika mengintegrasikan teori siswa ke dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat digunakan dalam diskusi kelas untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyuarakan pendapatnya di depan orang lain. Perspektif humanis mengartikan belajar sebagai proses pengembangan kepribadian, spiritualitas, perilaku, dan kemampuan memahami fenomena sosial.
  • Ketika siswa terlibat dan merasa nyaman dalam proses pembelajaran serta menunjukkan perubahan perilaku, kognitif, dan pengendalian diri yang positif, maka penerapannya telah berhasil.

  • Tujuan Belajar Menurut Humanisme
  • Dalam pendidikan dan pembelajaran, pembelajaran humanistik merupakan hal yang penting. Ide ini menyoroti pentingnya pertumbuhan total seseorang, pemahaman nilai-nilai kemanusiaan, dan penggunaan strategi pembelajaran yang dipersonalisasi. Pembinaan peserta didik yang bermoral tinggi merupakan salah satu komponen penerapan pendidikan pemikiran humanistik. Dorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam pendidikan mereka dan ciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan positif mereka sebagai individu.
  • Guru yang menggunakan pendekatan humanistik berperan sebagai fasilitator, membantu siswa dalam mewujudkan potensi dirinya dan bergerak menuju aktualisasi diri. Untuk mengakomodasi tuntutan pembelajaran yang berbeda, pembelajaran yang dibedakan juga dapat diterapkan sebagai sarana untuk mempraktikkan filosofi humanistik.
  • Tujuan pembelajaran humanistik juga menekankan pada nilai perasaan, komunikasi yang jujur, dan nilai kemanusiaan di dalam kelas. Memanusiakan manusia dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap lingkungan sekitar dan diri mereka sendiri merupakan tujuan utama pendidikan yang menerapkan filosofi pembelajaran humanistik. Dalam situasi ini, pendidik juga harus berperan sebagai fasilitator yang menghormati siswa, terlibat dalam wacana, peka terhadap sentimen mereka, dan menciptakan suasana belajar yang mendukung.
  • Tujuan pembelajaran lebih menekankan pada proses pembelajaran dibandingkan pada produk akhir. Tujuan pembelajaran, partisipasi siswa melalui kontrak pembelajaran yang eksplisit, pembelajaran yang diinisiasi sendiri, pengembangan pemikiran kritis, kebebasan berekspresi, penerimaan siswa apa adanya, peluang bagi siswa untuk tumbuh sesuai kecepatannya sendiri, dan evaluasi individu adalah bagian dari proses pembelajaran.
  • Ketika siswa mengambil inisiatif, merasa senang, dan menyaksikan perubahan yang baik, pembelajaran humanistik berhasil. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran yang humanistik dapat menjadi landasan yang kokoh dalam mengembangkan pendidikan yang lebih memperhatikan kebutuhan peserta didik, mendukung pengembangan potensinya, dan menghasilkan pertumbuhan pribadi yang baik.
  • Memanusiakan manusia adalah tujuan utama teori humanistik, yang menyatakan bahwa perilaku setiap orang sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap dunia luar dan diri sendiri. Guru di sekolah ini harus mengatur dan menyampaikan kurikulum dengan cara yang mempertimbangkan emosi dan keprihatinan siswa. Tugas pendidik adalah mendukung pertumbuhan pribadi siswa.
  •  

  • Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Humanisme
  • Dalam pendidikan dan pembelajaran, teori pembelajaran humanistik merupakan hal yang penting. Ide ini menyoroti pentingnya pertumbuhan total seseorang, pemahaman nilai-nilai kemanusiaan, dan penggunaan strategi pembelajaran yang dipersonalisasi. Teori humanistik dipraktikkan di kelas dengan menanamkan standar moral yang tinggi, mendorong pembelajaran aktif, dan menumbuhkan suasana yang menumbuhkan pengembangan diri positif siswa.

       Manfaat teori belajar humanis adalah mencerdaskan pribadi seutuhnya, yang dianggap kurang jika hanya mendapat pelatihan dan mengabaikan pendidikan. Siswa harus didorong untuk saling melengkapi agar dapat menerima keragaman dan diajar untuk menjadi otentik dan berpikir bahwa kehidupan memiliki banyak sisi, bukan hanya satu sisi. Hanya membentuk perilaku eksternal yang diprioritaskan selama pelatihan.

       Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari lebih jauh tentang teori pembelajaran humanis secara umum dan penerapannya dalam pendidikan perguruan tinggi dan universitas. Meskipun para pendidik mempunyai teori yang kuat, hasil yang mereka capai kemungkinan besar tidak akan sejalan dengan tujuan pembelajaran jika mereka tidak memiliki metode pengajaran yang efektif dan efisien. ahli.

  • Kelebihan Teori belajar Humanistik

Asri Budiningsih mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan teori humanistic sebagai berikut:

  • Ide ini dapat diterapkan pada sumber daya pendidikan yang mencoba membentuk kepribadian seseorang, mengubah perilaku, hati nurani, dan perspektifnya terhadap kebenaran sosial.
  • Seseorang meyakini takdir biologis dan sifat lingkungan serta mempunyai keinginan atau kemampuan yang lebih besar untuk mencapai potensinya, sesuai aliran humanisme.
  • Penggunaan teori belajar humanistik berhasil bila membuat siswa merasa puas dan termotivasi untuk belajar, sehingga terjadi perubahan spontan dalam keyakinan, sikap, dan tindakannya.Berharap peserta didik menjadi manusia yang leluasa, sehingga tidak terbebani dengan pandangan oranglain dan dapat mengelola individualitas diri sendiri secara bertanggung jawanb dengan tidak mengambil hak orang lain.
  • Aliran humanis menolak esensi dari kurangnya rasa percaya diri; Dengan kata lain, hal ini menghimbau masyarakat untuk memiliki sifat percaya diri.
  • Teori humanistik adalah alat yang berharga bagi para pendidik karena memberikan panduan tentang bagaimana melakukan pendekatan pembelajaran dalam konteks yang lebih luas, memungkinkan mereka mencapai tujuan dan memperoleh wawasan tentang hakikat jiwa manusia.

  • Kekurangn teori humanisme.
  • Peserta didik yang kurang motivasi melihat potensi dirinya akan tertinggal.
  • Terlalu banyak kebebasan yang diberikan kepada siswa.
  • Pendekatan humanis sangat percaya diri dari sudut pandang ilmiah dan gagal menjelaskan sifat asli dan kekurangan seseorang.

  • Ide humanis sulit untuk diuji.
  • Banyak gagasan dalam psikologi humanistik, seperti aktualisasi diri, masih samar-samar dan subyektif.
  • Beberapa pencela mempertanyakan keabsahan gagasan ini dan caranya menguraikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Maslow.
  • Psikologi humanistik menemukan bahwa cita-cita pribadi tidak selalu diikuti.
  • Kritik terhadap teori humanisme adalah bahwa teori ini sulit diterapkan dalam situasi yang lebih sederhana. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori ini lebih mengenal bidang filosofis dibandingkan dengan bidang pendidikan.
  • Dengan menggunakan filosofi humanis, pendidik mendorong siswa untuk berpikir lebih induktif, lebih menghargai pengalaman, dan menuntut partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
  • Masih sulit untuk mengubah gagasan humanisme menjadi tugas yang sederhana dan dapat dilaksanakan.

  • Ciri-Ciri Belajar Menurut Aliran Humanisme
  • Pentingnya individu.
  • Humanisme sangat menekankan nilai individu sebagai titik fokus proses pendidikan. Setiap orang dianggap unik, dengan kebutuhan dan potensi yang berbeda.

  • Pengalaman Pribadi.
  • Pembelajaran yang sejalan dengan humanisme mengutamakan pengalaman hidup dan pengetahuan langsung. Pembelajaran diyakini sebagai upaya untuk lebih memahami dunia luar dan diri sendiri.


  • Pembelajaran Berpusat pada Siswa.
  • Humanisme sangat menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana pendidik berperan sebagai katalis bagi pertumbuhan pribadi siswa.

  • Kebebasan dan Tanggung Jawab.
  • Humanisme sangat menekankan hak setiap orang untuk berekspresi serta akuntabilitas atas keputusan dan tindakan yang diambil.

  • Pembelajaran Holistik.
  • Humanisme mengakui bahwa pendidikan mencakup perkembangan emosional, sosial, dan spiritual individu di samping kemampuan kognitifnya.

  • Penghargaan terhadap Kreativitas.
  • Penghormatan terhadap individualitas dan kreativitas dalam proses pendidikan dipupuk oleh humanisme.

  • Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme.

Adapun prinsip dasar dari pendekatan humanistik adalah sebagai berikut :

  • Apa yang perlu dan ingin diketahui siswa akan diajarkan dengan baik kepada mereka.
  • Memiliki banyak ilmu tidak sepenting mengetahui cara belajar.
  • Penilaian yang berharga terhadap hasil karya siswa adalah evaluasi dirinya.
  • Emosi memiliki arti yang sama dengan fakta.
  • Suasana yang tidak mengancam sangat baik bagi pembelajaran siswa.

Dalam referensi lain dijelaskan bahwa prinsip-prinsip teori belajar humanistik disajikan sebagai berikut :

  • Siswa harus memutuskan apa yang mereka pilih untuk dipelajari. Pendidik yang menerapkan teori pembelajaran humanistik berpendapat bahwa jika bahan ajar dihubungkan dengan kebutuhan dan keinginan siswa, maka akan menginspirasi mereka untuk belajar.
  • Tujuan pendidikan hendaknya mengajarkan siswa cara belajar dan memotivasi mereka untuk belajar. Agar siswa dapat belajar mandiri, mereka harus menginspirasi dan mendorong diri mereka sendiri.
  • Pendidik humanistik berpendapat bahwa hanya evaluasi diri sendiri yang penting dan nilai tidak ada artinya. Alih-alih memotivasi siswa untuk belajar demi kepuasan mereka sendiri, penilaian membantu mereka mencapai tingkat yang telah ditentukan. Selain itu, penilaian objektif ditentang oleh para pendidik humanistik karena penilaian tersebut menilai keterampilan menghafal siswa dan tidak memberikan masukan pendidikan yang cukup kepada guru dan siswa.
  • Pendidik yang humanistik tidak membedakan ranah kognitif dan ranah emotif karena mereka merasa baik pengetahuan maupun perasaan sama-sama berperan penting dalam proses pembelajaran.
  • Guru yang humanistik menekankan bahwa agar siswa merasa cukup aman untuk belajar, mereka harus menghindari lingkungan yang penuh tekanan. Siswa belajar lebih mudah dan bermakna ketika mereka merasa nyaman.


  • Pembelajaran Menurut Aliran Humanistic Bloom Dan Krathwohl

Taksonomi Bloom, salah satu cara teori Bloom dan Krathwohl mewujudkan pemikiran humanistik, adalah contoh lainnya. Selain itu, Kolb, Honei dan Mumford, Habermas, dan empat spesialis tambahan termasuk dalam kerangka pemikiran ini; perspektif mereka akan dibahas dalam materi mendatang.

  • Bloom dan Krathwohl

Dalam hal ini, tiga bidang berikut---yang dicakup oleh Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai atau dipahami siswa.

 

  • Kognitif
  • Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
  • Pemahaman (interpretasi);
  • Pengetahuan (mengingat, menghafal);
  • Penerapan (menggunakan ide untuk menyelesaikan masalah);
  • Analisis (definisi suatu gagasan);
  • Sintesis (merangkai komponen-komponen gagasan menjadi suatu gagasan keseluruhan);
  • Evaluasi (membandingkan cita-cita, konsep, pendekatan, dan lain sebagainya).

  •  Psikomotor
  • Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
  • Imitasi (isyarat palsu)
  • Use (menggunakan ide untuk melakukan tindakan);
  • Akurasi (melaksanakan gerak dengan tepat);
  • Mengurutkan, atau melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar;
  • Naturalisasi, atau pertumbuhan organik.

  •  Afektif
  • Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
  • Perkenalan (ingin mengakui dan menyadari keberadaan sesuatu)
  • React (terlibat dalam partisipasi aktif);
  • Menunjukkan rasa hormat (penerimaan terhadap nilai, kesetiaan terhadap nilai tertentu);
  • menyusun (menggabungkan prinsip-prinsip yang dianut);
  • Pengalaman (mengintegrasikan prinsip moral ke dalam kehidupan sehari-hari).

  • Sejauh yang kita tahu, banyak spesialis yang berbeda telah termotivasi untuk menciptakan teori pembelajaran dan pembelajaran dengan taksonomi Bloom.
  • Secara praktis, taksonomi ini telah membantu banyak pendidik dalam mengembangkan tujuan pembelajaran yang dapat diukur, operasional, dan mudah dipahami. Taksonomi Bloom bisa dibilang merupakan taksonomi pembelajaran yang paling banyak digunakan (setidaknya di Indonesia).

Selain itu, mereka yang sering mengkritisi taksonomi ini pun kerap memanfaatkan teori Bloom sebagai pedoman dalam menyusun soal-soal ujian. Para profesional pendidikan belum menjawab kritik terhadap klasifikasi kemampuan dengan mengubah komponen kognitif. Enam tingkat belum ditawarkan untuk klasifikasi taksonomi fitur kognitif. Level-level tersebut adalah sebagai berikut:

  • pemahaman,
  • penerapan,
  • analisis,
  • sintesis,
  • evaluasi melalui pakar.

Dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing tahun 2001, ditulis oleh Orin W. Andesen dan David R. Krathwolh, editor, Pierce W. Airasian, Kathleen A. Cruikshank, Richard E. Mayer, Paur E. Pitrich, James Raths, dan Merlin C. Wittrock, merevisi aspek kemampuan kognitif dengan menilai dua dimensi, yaitu:

  • dimensi pengetahuan
  • dimensi proses kognitif.

  • Dalam dimensi pengetahuan didalamnya memuat objek ilmu yang disusun dari:
  • informasi faktual;
  • pengetahuan konseptual;
  • pengetahuan prosedural; Dan
  • pengetahuan metakognitif.Enam lapisan yng membentuk dimensi proses kognitif adalah sebagai berikut:
  • mengingat,
  • mengerti,
  • menerapkan,
  • menganalisis,
  • mengevaluasi,
  • mencipta.

  • Pembelajaran menurut aliran humanistic honey dan Munford
  • Perspektif Honey dan Mumford tentang Pendidikan Motherford dan Honey adalah dua pemikir yang lebih humanistik. Teori-teori Kolb tentang fase-fase pembelajaran di atas telah mempengaruhi gagasannya tentang pembelajaran. Individu yang belajar dibagi menjadi empat kategori oleh Honey dan Mumford: kelompok aktivis, kelompok reflektor, kelompok teori, dan kelompok pragmatis. Setiap kelompok berbeda dari yang lain dalam hal tertentu. Kualitas yang dipertimbangkan adalah:
  • Kelompok Aktivis
  • Individu yang senang terlibat dan aktif mengikuti berbagai acara untuk mendapatkan pengalaman baru termasuk dalam kelompok aktivis. Orang-orang ini mudah diajak bicara, menghormati sudut pandang orang lain, berpikiran terbuka, dan mudah mempercayai orang lain. Namun, tindakan sering kali diambil tanpa memikirkannya; sebaliknya, hal ini terutama dimotivasi oleh keinginan untuk berpartisipasi. Orang merasa puas dalam kegiatan belajar meskipun sedang mengalami ide, perasaan baru, dan sebagainya. Oleh karena itu, brainstorming dan pemecahan masalah adalah pendekatan terbaik. Namun jika kegiatan tersebut memakan waktu lama, anak akan cepat bosan.
  • Kelompok Reflektor
  • Individu yang tergabung dalam kelompok reflektor menunjukkan kecenderungan yang berbeda dengan aktivis. Orang tipe reflektor sangat berhati-hati dan penuh perhatian ketika melakukan apa pun. Dalam mengambil keputusan, baik dan buruk serta untung dan rugi selalu dipertimbangkan dengan matang. Orang-orang ini biasanya konservatif karena sulit dibujuk.
  • Kelompok Teoris
  • Hal ini tidak terjadi pada tipe teoritis, yang selalu berpikir logis melalui penalaran dan memiliki kecenderungan kritis yang kuat. Segala sesuatu sering kali kembali pada ide, hukum, dan teori. Pendapat dan penilaian subjektif tidak sesuai dengan selera mereka. Ketika membuat keputusan atau mengambil tindakan, kelompok ahli teori sangat berhati-hati, sangat skeptis, dan tidak menyukai spekulasi. Mereka tampaknya tidak mudah terpengaruh oleh gagasan orang lain karena mereka tampak lebih blak-blakan dan mempunyai pendapat yang kuat.
  • Kelompok Pragmatis
  • Sebaliknya, mereka yang bersifat pragmatis adalah orang yang praktis dan tidak suka menguraikan teori, pengertian, postulat, dan sejenisnya. Di mata mereka, elemen yang paling penting adalah elemen yang realistis dan dapat dicapai. Sebuah ide hanya akan bermanfaat jika dapat diimplementasikan. Postulat, ide, dan gagasan lainnya memang berharga, namun tidak ada artinya jika tidak dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata. Mereka menganggap suatu gagasan baik dan bermanfaat jika dapat dilaksanakan dan meningkatkan eksistensi manusia. Teori Pembelajaran Habermas
  • Pembelajaran menurut humanistic hubermas.

Habermas adalah psikolog lain yang percaya bahwa interaksi---dengan orang lain dan dengan lingkungan---memiliki dampak signifikan terhadap pembelajaran. Harbermas membagi jenis pembelajaran menjadi tiga kategori berdasarkan anggapan ini:

  • Belajar teknis (technical Learning);
  • Belajar praktis (Practical Learnung);
  • Belajar emansipatoris (Emancipatory Learning).
  • Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan lingkungan alam melalui pembelajaran teknologi. Mereka meneliti kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengatur dan mengelola alam. Siswa belajar bagaimana berinteraksi selama pembelajaran praktis, namun pada titik ini, interaksi dengan orang-orang di sekitar mereka menjadi lebih penting. Pada titik ini, pengetahuan siswa tentang alam melampaui pemahaman kering dan terisolasi dari kaitannya dengan manusia. Namun jika menyangkut hal yang membuat manusia penasaran, mengetahui alam sebenarnya penting.
  • Sementara itu, siswa berupaya untuk mendapatkan pemahaman dan kesadaran terbesar tentang pergeseran budaya (transformasi) dalam suatu lingkungan melalui pembelajaran emansipatoris. Karena transformasi budaya dianggap sebagai tujuan akhir pendidikan, Harbermas memandang pemahaman dan pengetahuan tentang budaya sebagai puncak pembelajaran.
  • Pembelajaran menurut humanistic carl roger.
  • Semua orang memiliki keinginan bawaan untuk sepenuhnya mewujudkan tujuan mereka dan bertindak dengan cara yang konsisten dengan siapa mereka, menurut Rogers. Terapi yang berpusat pada orang didirikan oleh psikolog Carl Rogers. Dalam upaya membantu klien memperbaiki kondisinya, metode ini tidak menghakimi dan tidak memberikan bimbingan yang mengharuskan klien mendefinisikan dirinya sendiri. Maslow mengemukakan teorinya yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai dorongan untuk memuaskan keinginan dalam tatanan hierarki, hampir secara bersamaan. Di bidang psikologi klinis, psikologi fenomenologis-eksistensial, psikologi humanis, dan terapi, Rogers terkenal.
  • Rogers merupakan seorang psikologi humanistik yang mementingkan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers berpendapat bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa akan tetapi mereka dibiarkan untuk belajar bebas, peserta didik harapannya dapat megambil Keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya. Rogers mengemukakan lima hal penting dalam proses belajar humanistic yaitu:
  • Keingintahuan manusia yang terus menerus terhadap dunia disekitarnya inilah yang mendorong keinginannya untuk belajar.
  • Pembelajaran bermakna, dimana peserta didik memutuskan apakah tugas yang diselesaikannya bermanfaat atau tidak.
  • Pembelajaran bebas hukuman, dimana peserta didik tidak takut akan hukuman sehingga bebas berekspresi dan mencoba berbagai hal sampai mereka menemukan sesuatu baru
  • Belajar atas inisiatif mereka sendiri mengacu pada tingginya motivasi belajar intrinsik yang ditunjukkan oleh siswa yang mandiri dan percaya diri yang mampu membuat keputusan sendiri dan mempertimbangkan apa yang terbaik bagi mereka secara pribadi.
  • Belajar dan berubah: Siswa perlu mengembangkan kemampuan menghadapi keadaan dan situasi yang selalu berubah.

  • Menurut Rogers, tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam mewujudkan potensi dirinya berdasarkan karakteristik dan keterampilan mendasarnya. Selain itu, Rogers menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah signifikansi atau kebermaknaan pembelajaran.
  • Ketika pembelajaran dianggap berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan siswa, maka pembelajaran yang signifikan akan terjadi. Selain itu, Rogers menegaskan bahwa semua orang memiliki kapasitas bawaan untuk belajar. Dan oleh karena itu timbullah kecenderungan untuk belajar (inclined to learning). Hal ini terlihat dari keinginan alami anak untuk menyelidiki lingkungan sekitarnya dan mencari serta memahami pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman.
  • Karena manusia memiliki potensi perbaikan yang sehat, pandangan humanistik Rogers lebih optimis dan antusias terhadap manusia pada umumnya. Landasan teori ini sesuai dengan pengertian umum tentang humanisme, yang diartikan sebagai filsafat, sikap, dan cara hidup yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan serta menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kemampuan mewujudkan potensi diri untuk tujuan tertentu. sasaran. Ide-ide ini selanjutnya akan dikaitkan dengan pembelajaran dan pendidikan yang manusiawi.
  •  
  • Pembelajaran humanistic menurut arbaham maslow.

Menurut Abraham Maslow, perilaku manusia terutama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hierarkis. Salah satu pendiri aliran humanistik adalah Abraham Maslow. Salah satu pendiri aliran humanistik adalah Abraham Maslow. Maslow berpendapat bahwa manusia bergerak dalam upaya untuk sepenuhnya memahami dan merangkul siapa diri mereka. Gagasan Maslow tentang hierarki kebutuhan merupakan hipotesis yang terkenal. Menurut Maslow, manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dari yang terendah (dasar/fisiologis) hingga yang tertinggi (aktualisasi diri), persyaratan ini diurutkan.

Dari sudut pandang humanistik menuntut potensi siswa untuk tumbuh dan berkembang serta kemandiriannya untuk mengambil keputusan sendiri dalam hidup. Pendidikan humanistik memandang siswa sebagai agen otonom yang harus memilih tujuan hidupnya sendiri. Ditekankan kepada siswa bahwa mereka harus merasa bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain.

Hirarki kebutuhan menurut Abraham Maslow Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kebutuhan fisiologis dasar, seperti makan dan minum
  • Tuntutan akan rasa aman, nyaman, dan ketenangan jiwa, termasuk perlindungan terhadap tindak kriminal, binatang berbahaya, penghinaan, dan cemoohan.
  • Keharusan menerima cinta dan kasih sayang berdasarkan persepsi seseorang dalam lingkungan pergaulannya
  • Persyaratan rasa hormat sebagai ukuran betapa pentingnya orang lain memiliki keyakinan dan akuntabilitas terhadap diri sendiri
  • Kebutuhan aktualisasi diri untuk menunjukkan dan memvalidasi diri kepada orang lain.

Menurut analisis lain, gagasan mendasar teori Maslow adalah bahwa kebutuhan dikelompokkan dalam suatu hierarki. Kebutuhan fisiologis merupakan tingkat keinginan yang paling rendah, sedangkan dorongan untuk aktualisasi diri merupakan tingkat yang paling besar. Maslow membuat asumsi bahwa sebelum memfokuskan perilaku mereka untuk memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar, atau tuntutan fisiologis mereka.

Beberapa hal pokok dalam pemikiran Maslow penting kita ketahui untuk memahami pendekatan hirarki kebutuhan:

  • Ketika kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai sumber insentif. Misalnya, penghargaan kehilangan kemampuannya untuk memotivasi ketika seseorang yakin bahwa mereka telah diberi kompensasi yang cukup atas kontribusinya terhadap bisnis.
  • Ketidakpuasan, konflik, dan ketegangan dapat diakibatkan oleh kebutuhan yang tidak terpenuhi. Keinginan yang tidak terpenuhi berisiko dari sudut pandang manajerial karena memberikan hasil kinerja yang tidak menguntungkan.
  • Maslow membuat asumsi bahwa individu harus terus tumbuh dan berkembang untuk memenuhi kebutuhannya, dan mereka akan melakukannya dengan naik hierarki. Bagi sebagian orang, anggapan ini mungkin benar, namun tidak bagi sebagian lainnya.
  • Pembelajaran menurut humanitstic Kolb
  • Teori pembelajaran humanistik, khususnya jika diterapkan pada teori belajar Kolb, menguraikan metode yang mengutamakan pengalaman langsung dan pemikiran mawas diri selama proses pembelajaran. Empat tahapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning Model) meliputi pengalaman konkrit, observasi/refleksi, konseptualisasi/teori, dan eksperimen/terapan, dan dirancang oleh psikolog dan pakar manajemen David Kolb.
  • Pengalaman Konkret: Fase ini melibatkan siswa yang memiliki pengalaman langsung dengan keadaan atau tugas tertentu. Simulasi, aktivitas langsung, atau interaksi sosial semuanya dapat digunakan untuk memberikan pengalaman ini. Observasi/Refleksi (Observasi Reflektif): Pelajar mempertimbangkan suatu peristiwa setelah peristiwa itu terjadi. Mereka merefleksikan perasaan mereka, pengalaman mereka, dan pelajaran yang bisa mereka ambil darinya.
  • Konseptualisasi/Teori (Abstract Conceptualization): Tahap ini melibatkan pengembangan pemahaman konseptual atau teoritis dari pengalaman yang telah direfleksikan. Pembelajar mencoba mengorganisir pengalaman mereka menjadi konsep atau teori yang dapat diterapkan secara lebih umum.
  • Eksperimen/Terapan (Eksperimen Aktif): Siswa menguji teori atau konsep yang telah dipelajarinya pada fase terakhir ini dengan melakukan tindakan langsung. Mereka berupaya menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke dalam praktik di lingkungan baru, terlibat dalam siklus pembelajaran yang tidak pernah berakhir..
  • Penerapan Teori humanisme dalam pembelajaran

Karena teori humanistik sulit diterapkan di dunia nyata, teori ini sering dipertanyakan. Teori ini dianggap lebih berpijak pada kenyataan. Namun karena sifatnya yang idealis yaitu memanusiakan manusia teori humanistik dapat memandu seluruh komponen pembelajaran guna membantu mencapai tujuan tersebut. Pembangunan manusia ideal, yakni manusia yang diupayakan, yang mampu mencapai aktualisasi diri, merupakan tujuan seluruh aspek pendidikan, termasuk tujuan pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk memantau kemajuan siswa menuju aktualisasi diri, kesadaran diri, dan realisasi diri.

Guru harus mempertimbangkan pengalaman emosional dan kualitas pembelajaran individu yang unik saat merancang pembelajaran. Sebab seseorang yang sadar akan jati dirinya dan mempunyai kemampuan memilih bagaimana ingin berkembang akan lebih mampu belajar. Humanisme mampu menggambarkan bagaimana tujuan ideal tersebut dapat dicapai dengan cara ini. Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah pembelajaran dalam arti luas, sehingga memungkinkan mereka untuk selalu merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuannya dalam lingkungan tertentu.

Kontribusi teori humanistik ini sangat besar, meskipun faktanya masih sulit untuk mengubahnya menjadi proses pembelajaran yang realistis dan operasional. Guru dan pendidik dapat memperoleh manfaat dari gagasan, konsep, taksonomi, dan aspirasinya ketika mereka berupaya memahami hakikat jiwa manusia. Mereka akan mampu menerjemahkan komponen pembelajaran tersebut ke dalam tindakan yang lebih spesifik dan bermanfaat dengan menggunakannya untuk menetapkan rumusan, tujuan, pemilihan materi, dan psikoterapi pendidikan. kepribadian atas dan mata pelajaran yang menantang, sehingga pilihan metode pengajaran dan penciptaan instrumen penilaian diarahkan pada pertumbuhan pribadi yang kita inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun