Mohon tunggu...
Nurul Utami Putri
Nurul Utami Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Penulis

Hallo sobat literasi, aku Nurul Utami Putri. Aku adalah seorang mahasiswa keguruan di Universitas Muhammadiyah Magelang. Aku sangat menyukai dunia penulisan satu tahun terakhir ini. Hobi ku selain menulis, aku juga gemar bernyanyi dan memasak. Semoga tulisan ku yang terbit, dapat bermanfaat untuk kalian. Terima kasih!

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nikmatnya Tengkleng Kambing Menjadi Pilihan Utama di Usaha Griya Aqiqah An-Ni'mah

5 Januari 2023   05:35 Diperbarui: 5 Januari 2023   05:50 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tampilan sajian tengkleng dan beberapa menu lainnya)

Cara mengolahnya cukup menguras waktu, semua bahan sebelum ditumbuk perlu digoreng sebentar agar aromanya dapat muncul maksimal. Setelah digoreng lalu ditumbuk, masukkan bumbu ke dalam panci dan masukkan air secukupnya. Lalu, balungan kambing yang sudah direbus sebentar sebelumnya dimasukkan ke dalam panci tersebut beserta santai yang cair. Nah, ditunggu lah beberapa saat sampai air nya menyusut, kemudian dimasukkan santan yang kental, dan jangan lupa untuk menambahkan cabai utuh, tomat, asam jawa, dan yang terakhir bawang goreng. Olahan tengkleng pun, siap untuk disajikan dan dinikmati. Bagaimana, nih? Apa pembaca tertarik dengan olahan satu ini? Jika terkesan ribet, Anda bisa lho memesan masakan tengkleng ini di Griya Usaha An-Ni’mah.

Setelah kita mengetahui bagaimana cara pembuatan masakan tengkleng ini, apakah pembaca tau mengapa olahan ini bernama “Tengkleng”? Nah, jadi nama tengkleng berasal dari bunyi yang dihasilkan ketika piring atau mangkok yang berisikan masakan ini mengeluarkan bunyi ‘kleng-kleng-kleg’ karena balungan (tulang) yang berbenturan dengan wadah yang membawanya. Unik, bukan? Lalu mengapa, masakan tengkleng hanya berisi balungan atau tulang kambing saja?

Ternyata, masakan tengkleng memiliki filosofi yang memilukan. Berdasarkan pakar hukum asal Solo, Mr Soewdji menuturkan bahwa masakan ini adalah hasil dari kreativitas ‘wong cilik’ saat masa penjajahan Jepang dulu, untuk menghadapi situasi yang seolah mencekik kaum kecil saat itu, bahan pangan yang ikut menipis membuat mereka terpaksa untuk mengolah apapun sehingga menjadi santapan yang mengenyangkan perut, tak terkecuali limbah kambing. Ya, untuk orang yang memiliki ekonomi tinggi saat itu tentu tidak memanfaatkan balungan (tulang) dan jeroan (isi perut) dari hewan yang disantapnya. Selain itu, cara menikmati tengkleng juga tidak sama ketika kita menikmati daging.

(tampak dekat sajian menu tengkleng)
(tampak dekat sajian menu tengkleng)

Biasanya, tengkleng dinikmati dengan cara ‘dibrakoti’ atau ‘dikrikiti’, jika dalam bahasa Indonesia maksudnya yaitu digigit bagian tulang sampai bersih. Sebab, tulang yang dimasak masih memiliki sedikit daging, otot, sumsum, hingga tulang muda. Jika pembaca bosan dengan olahan daging kambing yang itu-itu saja, tengkleng bisa menjadi alternatif pilihan terbaik makan Anda. Dengan demikian, olahan tengkleng menjadi pilihan utama pada usaha Griya Aqiqah An-Ni’mah ini, karena masakan ini jarang dijumpai sekitar wilayah Magelang, sekarang tak perlu jauh-jauh ke Solo untuk sekedar menikmati lezatnya olahan tengkleng ini. Jadi bagaimana? Apakah tulisan ini menggiyurkaan lidah dan perut pembaca untuk ikut menikmati?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun