Mohon tunggu...
008_Siti Mufidatul Maulidiah
008_Siti Mufidatul Maulidiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mikroorganisme Penambat Nitrogen: Solusi Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Pupuk Nitrogen

13 Januari 2025   11:05 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nitrogen merupakan salah satu unsur esensial bagi kehidupan, terutama dalam pembentukan protein, DNA, dan RNA---komponen utama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Bagi tanaman, nitrogen menjadi elemen vital yang harus diperoleh dari tanah. Namun, ketersediaan nitrogen di dalam tanah sering kali tidak mencukupi kebutuhan tanaman, terutama seiring dengan meningkatnya permintaan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan global.

Peningkatan produksi tanaman umumnya dilakukan dengan menambahkan pupuk sintetis yang mengandung nitrogen. Sayangnya, lonjakan kebutuhan pupuk ini tidak diimbangi dengan kapasitas industri pupuk yang ada, sehingga menimbulkan kekurangan pasokan. Dalam upaya mencari solusi, perhatian kini tertuju pada alternatif sumber nitrogen, termasuk pemanfaatan mikroorganisme penambat nitrogen dan penerapan teknologi "rekayasa gen hijau."

Atmosfer bumi sebenarnya mengandung gas nitrogen dalam jumlah besar, mencapai 78% dari total komposisi udara. Sayangnya, sebagian besar nitrogen di atmosfer berbentuk gas N yang tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman. Di sinilah mikroorganisme penambat nitrogen memainkan perannya. Mikroorganisme ini mampu mengubah gas nitrogen menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tanaman, seperti amonia (NH), sehingga memberikan peluang besar sebagai alternatif pupuk alami di masa depan.

Pendekatan berbasis mikroorganisme dan teknologi genetik ini diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan nitrogen secara berkelanjutan, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Dengan langkah ini, pertanian masa depan dapat menjadi lebih ramah lingkungan sekaligus tetap produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun