Mohon tunggu...
Gilang Nanda Dwiputra
Gilang Nanda Dwiputra Mohon Tunggu... Lainnya - Everything will be OK//

Say Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pentingnya Penataan Sumber Daya Manusia bagi Perusahaan

6 Desember 2021   12:03 Diperbarui: 6 Desember 2021   12:08 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perusahaan beroperasi dengan memanfaatkan seluruh sumber dayanya dalam menghasilkan produk baik berupa barang atau jasa. Dalam kondisi ini, sumber daya yang dimanfaatkan perusahaan diantaranya meliputi fisik, finansial, SDM, dan kemampuan sistem teknologi.

Dari beragam sumber daya yang dimiliki perusahaan, SDM menjadi posisi yang paling strategis diantara sumber daya yang lainnya. Karena tanpa adanya SDM, sumber daya lain yang ada dalam perusahaan tidak akan bisa dimanfaatkan apalagi dikelola untuk menghasilkan suatu produk.

Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas secara khusus bagaimana pengelolaan dan penataan SDM agar dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Penataan SDM untuk Meningkatkan Daya Saing

Source : Pixabay
Source : Pixabay

Adanya pengakuan dari organisasi-organisasi bahwa keberhasilan dan daya saing sangat tergantung pada efektivitas dan efisiensi operasional dan strategik. Menurut Flaherty (1996), tingkat efektif dan efisiensi operasional meliputi :

  1. Peningkatan kualitas barang dan jasa
  2. Inovasi yang dilakukan terus-menerus
  3. Penurunan biaya operasi
  4. Pengembangan produk baru
  5. Restrukturisasi operasi

Semakin sengitnya persaingan yang terjadi dan perubahan lingkungan bisnis global, maka dunia kerja dan organisasi pun ikut berubah. Hal-hal bisnis yang berkaitan dengan SDM pun terus berkembang dan menyebar pada organisasi-organisasi yang ada saat ini. Untuk menciptakan organisasi yang berhasil, diperlukan segala usaha dan tergantung pada perubahan siginifikan di dalam MSDM. Berbagai usaha yang dilakukan organisasi diantaranya :

  • Desentralisasi, meliputi usaha untuk melatih pekerja dalam membuat keputusan, penilaian kinerja, keterampilan kepemimpinan yang baru, dan perubahan-perubahan kompensasi.
  • Perampingan organisasi (downsizing), meliputi seperti pemberian uang pesangon, pensiun, program perencanaan SDM dan rangkaian manajemen yang lebih baik untuk mengurangi adanya downsizing lebih lanjut.

Berdasarkan pengalaman para eksekutif, mengatakan bahwa tidak ada organisasi yang fleksible, melainkan orang-orang didalamnya yang fleksible.

Staf-staf SDM diharapkan dapat memberikan arahan dan dukungannya terhadap upaya organisasi untuk mengembangkan kemampuan manajer dalam sebuah organisasi yang lebih ramping, datar, dan lebih fleksible. Contohnya seperti kasus reenginering di Perusahaan General Electrics yang menunjukkan bahwa wawasan global, perspektif perusahaan, kerja sama tim, dan orientasi terhadap pelanggan adalah sifat-sifat penting bagi manajer-manajer dan pemimpin-pemimpin di General Electrics.

Penataan SDM untuk Menghadapi Globalisasi

Source : Pixabay
Source : Pixabay

Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari. Perusahaan pun akan bekerja pada lingkungan bisnis yang kacau dan bergejolak. Kemudian, ada pula tekanan baik dari domestik maupun internasional yang semakin intensif terhadap organisasi. Sehingga organisasi dituntut untuk terus melakukan inovasi, memiliki kreativitas yang tinggi, meningkatkan fleksibilitas, dan dapat beradaptasi secara cepat terhadap adanya perkembangan di seluruh dunia.

Dalam hal ini, organisasi yang dapat beradaptasi adalah organisasi yang lebih bersifat desentralisasi (memiliki tanggung jawab lebih dekat pada level pengoperasian). Organisasi yang terdesentralisasi akan memiliki kepemimpinan yang lebih partisipatif dan memiliki teamwork yang baik antara konsumen, pemasok, karyawan pemegang saham, dan masyarakat.

Organisasi juga harus dapat mengembangkan perspektif global, dan syarat mutlak bagi organisasi modern adalah kecepatan dan ketangkasan mereka dalam menghadapi situasi dengan baik. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SDM pun harus menggambarkan karakteristik-karakteristik organisasi yang diperlukan.

Diperlukan adanya manajer internasional di organisasi yang tidak hanya menguasai kemampuan teknis saja, akan tetapi juga memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang dihadapinya.

Praktik-Praktik Penataan SDM untuk Keunggulan Bersaing

Source : Pixabay
Source : Pixabay

Kesuksesan organisasi dalam bersaing dapat dicapai dengan penataan SDM potensial yang dimilikinya. SDM dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi organisasi dan tidak mudah ditiru oleh pesaing karena :

  1. Sukses bersaing dari pengelolaan SDM tidak setransparan mengelola SDM lainnya, contohnya seperti melihat komputerisasi dari sistem informasi yang terdiri dari semikonduktor dan sejumlah mesin pengontrol.
  2. SDM yang dikelola dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi akan memberikan pengaruh bagi keterampilan SDM, kemampuan, dan kesesuaian nya dengan sistem yang ada.

Untuk mencapai keunggulan kompetitif dapat dilakukan melalui penataan dan pengelolaan sumber daya manusia secara efektif, dan hal tersebut dapat diterapkan dengan menerapkan praktik-praktik berikut :

  • Keselektifan dalam perekrutan (selective in recruiting)

Keselektifan adalah hal penting bagi perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing. Sehingga disini perusahaan perlu kehati-hatian untuk memilih orang yang tepat, dan melakukannya dengan metode yang benar. Perusahaan harus melakukan proses perekrutan dengan cermat dan berdasarkan pada niat perusahaan agar sukses dalam persaingan.

  • Keselamatan kerja (employment security)

Keselamatan kerja diperlukan dalam menghadapi tekanan dan selektivtas yang tinggi ketika mempekerjakan seseorang. Keselamatan kerja juga berperan dalam mendorong partisipasi karyawan karena karyawan akan lebih termotivasi dalam memberikan kontribusi mereka terhadap perusahaan.

  • Tingkat upah yang tinggi (high wages) 

Pemberian upah atau gaji yang lebih tinggi kepada para tenaga kerja yang sangat kompeten adalah salah satu faktor kunci. Tingkat upah yang tinggi akan memberikan kemampuan selektif yang lebih baik dalam menemukan orang yang dapat dilatih dan bertanggung jawab terhadap tugasnya di organisasi. Pemberian upah tinggi juga merupakan hal penting karena akan memberikan kesan kepada karyawan bahwa kinerja merka dihargai oleh perusahaan.

  • Pemberian insentif (incentive pay)

Sudah menjadi kecenderungan bahwa uang menjadi alat untuk memecahkan masalah organisasional. Karyawan dapat diberikan motivasi melalui hal-hal yang melebihi uang, seperti perlakuan yang adil, pengakuan, jaminan, ataupun penghargaan.

  • Hak kepemilikan karyawan (employee ownership)

Hak kepemilikan memberikan dua keuntungan, yakni karyawan yang berminat terhadap kepemilikan di organisasi tempat mereka bekerja, dan konflik akan lebih sedikit antara modal dan tenaga kerja. Hak kepemilikan karyawan yang diterapkan secara efektif akan dapat mensejajarkan antara keinginan karyawan dengan pemegang saham, yaitu dengan membuat karyawan menjadi pemegang saham juga. Kedua, hak kepemilikan karyawan sebaiknya menempatkan saham pada karyawan yang cenderung memikirkan rencana jangka panjang organisasi, kebijakan investasi, strategi oganisasi, dan strategi keuangan lainnya.

  • Information sharing

Sumber daya yang dimiliki perusahaan harus dapat menemukan informasi yang dibutuhkan demi tercapainya keunggulan bersaing, dan melakukan apa yang diisyaratkan untuk tercapainya kesuksesan perusahaan. Salah satu alasan bagi perusahaan untuk tidak membuka informasi pada sejumlah besar karyawannya adalah adanya kemungkinan informasi tersebut akan bocor dan sampai pada pihak pesaing.

  • Partipasi dan pemberdayaan (participation and empowerment)

Untuk mewujudkan sistem kerja yang berhasil maka diperlukan adanya informasi yang diketahui bersama pada semua tingkat organisasional. Selain itu, informasi tersebut dapat berfungsi untuk mendorong desentralisasi dalam pengambilan keputusan, dan memberikan keleluasaan bagi pekerja untuk berpartisipasi serta pemberdayaan dalam proses pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun