Mohon tunggu...
NURSYAHIDATUL QURANI MARUF
NURSYAHIDATUL QURANI MARUF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas padjajaran

padjajaran2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahaya Ammoniak pada Budidaya Perikanan

25 Juni 2021   19:52 Diperbarui: 25 Juni 2021   20:23 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perikanan budidaya atau budidaya perikanan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memproduksi biota-biota organisme akuatik secara terkontrol atau upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan hasil produksi perairan melalui kegiatan budidaya. Budidaya perikanan menjadi penyumbang utama dalam produksi pangan. 

Hanya saja jika dilihat dalam prosesnya baik secara semi intesif dan intesif ini sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Oleh karena itu, hal penting dalam perikanan budidaya adalah menjaga kualitas airnya agar tetap baik. Untuk memperoleh kualitas air yang baik bisa dengan tetap menjaga atau mengkontrol aktivitas perikanan pada ikan yang dibudidayakan.

Sumber nitrogen dalam pembudidayaan perikanan biasanya berasal dari sisa makanan ikan serta hasil dari metabolisme ikannya. Hasil nitrogen pada ikan sangat berpengaruh bagi kualitas air serta akan memberikan keuntungan bagi budidaya perikanannya. 

Oleh karena itu, jika ammonia bebas (NH3) ini  berada pada konsentrasi yang tinggi atau tidak terionisasi maka akan bersifat toksik terhadap organisme akuatik yang di budidaya. Toksisitas ammonia bisa semakin meningkat jika terjadi penurunan pada kadar oksigen terlarut, pH, maupun suhu.

Ammonia menjadi sorotan dunia terutama dalam budidaya (akuakultur) karena ammonia dapat mempengaruhi faktor lingkungan pada kolam budidaya. Amonia pada perairan terbagi menjadi dua yaitu NH3 (amoniak) atau NH4 (amonium), pada konsentrasi amoniak dalam lingkungan air biasanya dapat dinyatakan sebagai Total Ammonia Nitrogen (TAN). Senyawa anorganik berbentuk racun berasal dari Total Ammonia Nitrogen (TAN) yang mengakibatkan ancaman bagi organisme akuatik itu sendiri. 

TAN biasanya berasal dari siklus nitrogen, dekomposisi bahan organik, hasil dari ekskresi organisme akuatik, bangkai organisme akuatik maupun sisa-sisa makanan yang tidak dimakan. Banyak dari perikanan budidaya tentang penggunaan kepadatan dan volume dalam pemberian pakan yang bisa mengakibatkan peningkatan dari konsentrasi TAN dalam kolam ikan.

Pada budidaya perikanan, ammonia menjadi senyawa toksik yang dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan ikan maupun kematian penyebabnya adalah bisa karena kadar ammonia tersebut sangat tinggi. Amoniak dipandang sebagai zat toksit berbahaya dan paling potensial dalam sistem budidaya tertutup. 

Penelitian-penelitian terdahulu menyatakan bahwa amoniak dalam air budidaya dapat mengakibatkan beberapa macam kerusakan terhadap organisme akuatik yaitu kerusakan pada fungsi dan struktur organ. Kerusakan-kerusakan tersebut adalah seperti Kerusakan pada insang, Kerusakan pada hati, Amoniak pada darah, Amoniak terhadap pertumbuhan ikan. Selain itu, ammonia juga mengakibatkan ikan dapat mengalami kejang-kejang hingga kematian.

Adapun usaha yang dilakukan kita untuk mengurangi konsentrasi amonia ke tingkat yang mematikan biasanya dapat dicegah dengan sejumlah metode yaitu dengan memanajemenkan pemberian pakan agar tidak ada sisa-sisa makanan pada kolam budidaya, Pergantian air pada kolam budidaya, Meningkatkan aerasinya, Pemupukan dengan fosfat, dan juga penambahan bakteri. 

Selain itu, ada pula cara agar ammonia tidak berbahaya adalah dengan pengubahan amoniak dan nitrit ini menjadi tidak berbahaya nitrat dibutuhkan sistem resirkulasi buatan dengan filter biologis. Filter biologis ini akan menggunakan bakteri pada proses nitrifikasi. Nitrifikasi akan berkerja dengan baik apabila jumlah oksigen yang cukup pada setiap prosesnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun