Mohon tunggu...
M FACHRY MAULA
M FACHRY MAULA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Fachry

Pelajar yang masih banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keropok Bandeng, Olahan Khas Ikan Bandeng

27 Maret 2021   11:03 Diperbarui: 27 Maret 2021   11:11 5426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak mengenal ikan bandeng, tentu sebagian besar masyarakat Indonesia terutama disekitar pantai pantai utara pulau Jawa pasti mengenalnya.  Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihaline, yaitu ikan yang dapat hidup pada kisaran kadar garam dengan rentang yang cukup tinggi.  Ikan bandeng ini dapat hidup pada kisaran kadar garam dari 0  – 140 per mil (‰). Menurut Purnowati et al (2017), ikan bandeng dapat dibudidayakan pada kolam, tambak maupun kolam jaring apung di laut.  Di Indonesia penyebaran ikan bandeng meliputi sepanjang pantai utara Pulau Bali, Madura, Jawa, Nusa Tenggara, Sumetera di Aceh, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan, sepanjang pantai Sulawesi dan Papua.

Ikan bandeng ini berdaging putih dan banyak duri-duri halusnya.  Zat gizi yang terkandung dalam daging ikan bandeng dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya, habitat hidupnya dan umurnya.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hafiludin (2015), ikan bandeng yang hidup di air payau memiliki kandungan gizi sebagai berikut :  protein 24,17%, lemak 0,85%, mineral (abu) 1,4%. Karbohidrat 2,78% dan air 70,79%.  Adapun ikan bandeng hidup di air tawar kandungan gzinya adalah protein 20,50%, lemak 0,72%, mineral (abu) 2,81%. Karbohidrat 0,11% dan air 75,86%.

                                                                    

Ikan bandeng dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan, salah satunya adalah keropok bandeng.  Kata “keropok” berasal dari bahasa jawa khas Gresik, Jawa Timur yang artinya kumpul-kumpul.  Jadi keropok bandeng ini dibuat saat ada acara keluarga sebagai sajian saat makan bersama.   Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan keropok bandeng selain ikan bandeng adalah margarin, daun pisang, penyedap, jeuk nipis, asam jawa, bawang putih, cabe merah, kecap manis, jeruk limau dan bawang merah.  Prosedur pembuatan keropok bandeng yaitu (sumber : : https://femina.co.id/ikan-seafood/keropok-bandeng)

  • Tahap pertama ikan bandeng disiangi yaitu dibuang insang, isi perut, dan sirip serta sisiknya, selanjutnya dibersihkan.
  • Selanjutnya, ikan bandeng yang telah dibersihkan tersebut direndam dalam larutan garam dan asam jawa. 
  • Kemudian setelah direndam, ikan bandeng atau potongannya dilumuri dengan margarin  dan bumbu bumbu yang telah dihaluskan.  untuk membuat keropok bandeng.  Bumbu-bumbu yang dihaluskan tersebut terdiri dari perasan jeruk nipis,air asam jawa,  bawang putih, cabe merah, kecap manis,  jeruk limau, dan bawang merah.  Komposisi dari bahan – bahan tersebut tergantung selera, apakah akan pedas, manis atau original tanpa rasa tambahan.
  • Tahap berikutnya, ikan bandeng yang teleh dilumuri bumbu tersebut di bungkus dengan daun pisang dengan rapi dan tertata.
  • Kemudian bungkusan ikan bandeng dalam daun pisang tersebut dipanggang secara merata dan jangan lupa untuk membolak balik ikan serta memerhatikan api agar tidak terlalu besar, karena dapat menyebabkan ikan gosong dan matang tidak merata, sehingga berpengaruh pada rasa ikan tersebut.
  • Keropok bandeng siap disajikan, lebih nikmat jika dimakan dengan sambal kecap dan pelengkap, seperti bawang merah goreng dan nasi hangat.

Selamat mencoba dan menikmati

Oleh Junianto1, Mochammad Fachry Maula2 dan Alvina Putri Cantika2

  1. Staff dosen Program Studi Perikanan Unpad
  2. Mahasiswa Progra Studi Perikanan Unpad

Daftar Pustaka

Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.

Hafiludin.  2015.  Analisis Kandungan Gizi pada Ikan Bandeng yang Berasal dari  Habitat yang Berbeda.  Jurnal Kelautan 8(1) : 1907 – 9931.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun