Mohon tunggu...
006_Fajar Wahyu Setiadi
006_Fajar Wahyu Setiadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

5th semester Communication student with good academic performance and interpersonal skills and also has a passion in broadcasting, journalism, and media publication. I am a reliable, fast learner and self motivated person. I have organizational experience as a publications team handling direct reports, social media and press releases. Currently, wants to develop skills in the field of creative media.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Oppenheimer: "Don't Try to Understand, Jus't Feel It"

23 Januari 2024   20:56 Diperbarui: 24 Januari 2024   05:25 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oppenheimer" Penggambaran sinematik tentang kehidupan dan kontribusi ilmiah fisikawan terkenal J. Robert Oppenheimer memikat penonton dengan penggambaran peran dan pengaruhnya yang mencekam dan dramatis dalam pengembangan bom atom. Christopher Nolan, seorang ikon Hollywood, menyutradarai banyak film, termasuk "Oppenheimerandquot;" terinspirasi oleh J. Robert Oppenheimer, pionir yang mengembangkan bom atom pada Perang Dunia II.

 Film ini mengeksplorasi kehidupan Oppenheimer dari tahun-tahun awalnya hingga partisipasinya dalam Proyek Manhattan, yang dirancang untuk menghancurkan dunia secara dramatis. J. Robert Oppenheimer, fisikawan dan inovator terkenal, digambarkan oleh Cillian Murphy sebagai orang yang didorong oleh hasrat terhadap sains dan gagasan bahwa ia dapat membantu Amerika berjuang demi dunia. Oppenheimer menjadi profesor di sebuah institusi kecil dan dipengaruhi oleh Jean Tatlock, seorang ilmuwan yang mencoba membuat bom. 

Oppenheimer menggunakan pengalamannya dalam membuat bom sehingga membuatnya dikenal sebagai "Bapak Bom Atom". Hubungan Roberto dengan Jean yang masih anak-anak menimbulkan konflik antara pemerintah dan rakyat Amerika. Kecintaan Robert pada Jean kemudian membawanya ke pengasingan di Los Alamos, di mana ia menghadapi persidangan karena kurangnya penelitian penting dan pemahaman tentang bom atom. Lesley meminta Robert untuk mengirim atom ke Hiroshima pada bulan September 1945, namun dia dikirim ke pertemuan di Tokyo di mana mereka ditanya tentang penggunaannya di Jepang. Atom tersebut kemudian digunakan untuk menghancurkan Jepang, namun tidak dimaksudkan untuk menjadi bom atom. Sebaliknya, dua atom dengan kekuatan dan kecepatan lebih besar diciptakan, dan rencananya akan diterapkan di Hiroshima dan Nagasaki. 

Film ini juga mengeksplorasi dampak film terhadap kehidupan para karakternya, khususnya karakter Einstein yang terinspirasi Oppenheimer. Film ini merupakan pengingat yang kuat akan pentingnya bom atom dan pengorbanan mereka yang mempertaruhkan nyawa selama Perang Dunia II. Film tersebut dengan jelas menunjukkan ambisi Oppenheimer untuk menjadi seorang manusia dan trauma yang dialaminya akibat ciptaannya.

 Cillian Murphy yang tak kasat mata membantu menjelaskan kejadian dalam film tersebut melalui kedua putrinya. Film ini juga mengeksplorasi subjek politik yang muncul dalam kehidupan Oppenheimer, seperti hubungannya dengan Lewis Strauss dan Albert Einstein. Pencapaian paling luar biasa dari film ini adalah realisme penciptaan atom. Kunci kesuksesan film ini adalah kenyataan bahwa kecepatan kehidupan lebih cepat daripada kecepatan perjalanan luar angkasa. Film ini juga sukses dengan ceritanya yang terdiri dari dua tema utama: objektif dan subjektif.

Tema obyektif digunakan dalam film dengan menggunakan palet warna yang hidup dan cerah, sedangkan tema subyektif digunakan sebagai gambar yang terdistorsi dan terdistorsi. Detail terpenting dari Oppenheimer adalah tampilan visualnya yang terkenal dan diterima dengan baik. Kelas warna film juga sangat cocok dengan suasana dan nuansa film. Pemeran utama, termasuk Cillian Murphy, Robert Downey Jr, juga berkontribusi pada penceritaan film yang kuat. Musik atau komposisi dalam film juga sangat penting dan membantu menjaga kelangsungan cerita. 

Jika musiknya tidak konsisten, cerita mungkin tidak akan berakhir sesuai harapan. Ending film ini juga sangat bagus karena penuh emosi dan karakter yang kuat. Kesalahan Oppenheimer disebabkan oleh penulisan. Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa ada banyak dialog dalam film yang perlu diputar ulang untuk memahami peristiwa mana yang perlu disebutkan. Ada dua baris dalam film yang berkaitan erat satu sama lain sehingga sulit untuk memahami waktu antar baris. Hal ini membuat film-film Oppenheimer sangat sulit untuk diikuti. 

Film Oppenheimer memiliki narasi biografi yang kaya dan segala aspek seperti penulisan, visual, dan penilaian sangat penting agar film ini sangat layak untuk ditonton. Jika seseorang mempunyai pendapat yang kuat tentang film tersebut, ia tidak akan segan-segan untuk menontonnya, karena penuh dengan dialog dan dialog yang seringkali tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh utamanya. Film berdurasi 3 jam Oppenheimer adalah film 3D yang disutradarai oleh Christopher Nolan yang berfokus pada pentingnya dan perlunya penggunaan objek. Dari satu sudut pandang ke sudut pandang lainnya, film memiliki semua elemennya. Meskipun ada banyak dialog dan sedikit gambar objek, semua orang merasakan Oppenheimer secara mendalam, seperti yang dikatakan Christopher Nolan dalam sebuah wawancara: "Jangan mencoba memahami, rasakan saja". .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun