Mohon tunggu...
Nurianti
Nurianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Coba dan terus mencoba Jika lelah, istrahatlah kemudian bangkit kembali keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Dari Ilmu Ergonomi Dalam Lingkungan Kerja Dan Hubungannya Dengan K3

7 November 2021   00:11 Diperbarui: 21 November 2021   14:31 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: kajianpustaka.com

Sebelum memasuki pembahasan, alangkah lebih baiknya kita menyimak pengantar di bawah ini agar dapat mempermudah kita dalam memahami inti dari topik kali ini ;)

Setiap orang pasti mengetahui, menyadari, dan bahkan mengalami sendiri bahwa terkadang lingkunganlah yang akan membentuk bakat maupun kepribadian dari seorang individu. Ya, meskipun ada teori yang mengatakan bahwa bakat seseorang telah dimiliki sejak dilahirkan. Akan tetapi hal tersebut akan terus diasah, tumbuh, dan berkembang serta dipengaruhi oleh lingkungan tempatnya berinteraksi. Contoh, kadang suatu individu telah memiliki kepribadian yang baik namun ketika telah mengenal lingkungan selain lingkungan keluarga maka akan banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi mulai dari perubahan yang positif dan negatif sekali pun. Adapun yang marak terjadi terlebih khusus di perkampungan adalah kenakalan remaja.

             Sebagian besar orang menilai bahwa kenakalan remaja terjadi karena pergaulan yang tidak baik, dan pengaruh narkotika. Hal tersebut memanglah benar, namun tidak banyak orang yang tahu dan sadar akan faktor yang sangat berpengaruh. Faktor apakah itu?? Ya, faktornya adalah para remaja tidak diberikan ruang dan tidak difasilitasi suatu sistem yang dapat membuat mereka sibuk dan membuat mereka produktif dalam kesehariannya. Apabila mereka difasilitasi maka cepat atau lambat akan dapat mengubah pemikiran yang labil menjadi pemikiran yang dewasa. Pemikiran-pemikiran yang mampu melahirkan kesejahteraan, kebanggaan, dan kemanfaatan tidak hanya bagi diri mereka sendiri melainkan juga untuk masyarakat sekitar dan terlebih untuk negara. Lingkungan menjadi sehat, kehidupan sosial menjadi harmonis, dan terlebih akan membuat mereka mampu untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan suatu sistem dengan bijak sesuai dengan ketentuan sehingga akan dapat meningkatkan potensi dan kesadaran yang dimiliki. Selain itu juga, terkadang mereka sudah difasilitasi akan tetapi kurangnya dan/atau tidak adanya keinginan untuk memanfaatkan ketersediaan yang ada sebagaimana mestinya.

Setelah membaca pengantar di atas, sudahkan tergambar apa yang ingin kita bahas? Apabila belum, mari kita baca ulang dan kita benar-benar memahaminya tidak hanya dari satu sisi melainkan dapat kita kolaborasikan dengan hal lain agar tumbuh suatu pengetahuan yang mumpuni. 

           Mengingat satu kejadian yang pernah terjadi di depan mata saya dan itu terjadi saat saya duduk di bangku SMP. Jadi, kejadian itu terjadi pada salah seorang tukang batu. Saat itu, dia sedang membangun rumah tepatnya sedang merapikan bagian balkon. Posisi balkon dengan tiang listrik lumayanlah dekat. Dan jika dilihat, pada saat itu dia tidak mengenakan peralatan yang memadai, pelindung, ataupun jenis lainnya. Hanya bermodalkan topi, sendok semen, dan pakaian biasa. 

           Oleh karena itu, dia terpeleset dan kemungkinan besar terkenal kabel listrik yang akhirnya dia terjatuh dari lantai 2 dan terlentang di tepi jalan raya yang akhirnya menyebabkan hilangnya nyawa. Kepalanya dan badannya terbentur keras hingga darah keluar mengalir seperti air lewat mulutnya dan dapat dilihat seperti otak yang yang sudah hancur berkeping-keping keluar bercampur dengan darahnya. 

Kejadian tersebut tidak hanya berakibat pada korban itu saja. Tetapi menimbulkan efek seperti rasa ketakutan, pusing, stres bagi orang yang menyaksikan dan terlebih bagi pemilik rumah itu harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada keluarga korban.  Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa tidak ergonomis seseorang dalam mengerjakan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang besar.   

       

       Berbicara tentang ergonomi, sangat perlu diketahui tidak hanya dalam berinteraksi dengan sesama manusia (lingkungan sosial) tetapi juga sangat penting dalam lingkungan kerja. Pembahasan ini sangat luas, dan dapat dikatakan bahwa apa pun yang telah dibahas pada artikel sebelumnya (yang belum baca semua yuk dibaca hehehe) seperti stres kerja juga terjadi karena lingkungan kerja yang tidak ergonomis dan yang paling utama adalah memiliki hubungan erat dengan masalah K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Yang mana K3 menurut Sedarmayanti (2017) adalah upaya mengawasi terhadap manusia, mesin, peralatan, serta tata cara yang ada dalam lingkungan kerja agar para pekerja dapat bekerja dengan baik dan untuk menghindari terjadinya cedera.

Terlepas dari itu, kita juga perlu memahami tentang lingkungan kerja. Lingkungan kerja terbagi menjadi dua yakni:

  1. Lingkungan Kerja Fisik; yang merupakan kondisi yang kaitannya dengan bentuk fisik di sekitar tempat kerja. seperti Meja, Kursi, APD, Mesin, Temperatur udara, cuaca, suhu, suara bising, dan lain-lain.
  2. Lingkungan kerja Non-Fisik; yakni kondisi yang berhubungan dengan interaksi sosial yang terjadi antara seluruh elemen organisasi.

Sederhananya, ergonomi itu adalah interaksi antar sistem dalam organisasi. Sistem yang dimaksudkan di sini tidak hanya terkait dengan sarana dan prasarana yang ada, melainkan juga manusia sebagai pengguna dan/atau pengelolanya. Apabila manusia/individu/karyawan dapat menggunakan sistem yang ada dengan baik juga didukung oleh sistem yang memadai maka akan mampu menciptakan organisasi yang ergonomi sehingga hasil akhirnya adalah kenyamanan yang berefek pada produktivitas kerja dan kemudian mengantarkan pada kinerja yang baik dan bagus. Dan apabila lingkungan kerja tersebut tidak ergonomis maka akan mengakibatkan berbagai permasalahan. Beberapa di antaranya sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya adalah menimbulkan stres dan kecelakaan. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan SDM yang ada, karena meskipun sistem yang lain telah memadai, bagus, kualitasnya tinggi tetapi tidak mampu untuk dikelola dengan baik sama saja bohong. Jadi, harus ada kolaborasi yang baik antar keduanya.              

         Perlu diketahui dengan seksama akan pentingnya dari Ilmu ergonomi dalam bagi semua pihak terutama dalam suatu organisasi. Di mana, dengan adanya ilmu tersebut maka akan dapat meningkatkan keefektivitasan dalam penggunaan atau pemanfaatan suatu sistem baik yang berupa objek fisik maupun sarana dan prasarana yang nantinya digunakan oleh suatu individu dalam upaya menambah nilai (value) seperti kesehatan, kenyamanan, dan kepuasan selama menggunakannya dalam proses melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan.

        Suatu sistem akan bekerja dengan baik apabila memenuhi 2 ketentuan yakni: (1) sistem digunakan sesuai dengan kebutuhan. Artinya setiap orang tidak dapat menggunakan suatu sistem tanpa adanya keserasian dengan apa yang dikerjakan; Dan ke (2)  antara fasilitas (sistem) yang tersedia memerlukan suatu interaksi agar dapat menciptakan kesamaan dan kenyamanan dalam penggunaan menuju tercapainya tujuan bersama. Ibaratnya magnet tidak akan mampu menarik plastik kenapa? karena adanya ketidakcocokan antara keduanya. Gaya tarik menarik akan terjadi pada magnet apabila disandingkan dengan besi. Kemudian, antara dua orang apabila tidak memiliki satu pandangan yang sama maka akan sulit untuk bekerja sama, awalnya memang bertahan karena keterpaksaan tetapi lama kelamaan akan sampai pada titik lelah hingga akhirnya menimbulkan kerusakan. Begitu pula antara pengguna dengan sistem (sarana, prasarana, dan aturan) yang ada di suatu organisasi.

          Sedikit menyinggung terkait dengan insiden yang kerap kali terjadi selama bekerja yakni kecelakaan baik yang hanya mengakibatkan luka ringan, sedang, parah, dan bahkan sampai ada yang meninggal. Sebagian besar orang menyalahkan korban (pekerja/pengguna) atas insiden tersebut seperti tidak hati-hati, tidak fokus, tidak menggunakan peralatan dengan baik, dan lain-lain. Tetapi, yang perlu ditekankan adalah kecelakaan kerja terjadi juga karena peralatan yang digunakan tidak lagi dalam kondisi yang baik pun dapat disebabkan oleh keduanya secara bersamaan. Oleh karena itu, di sinilah  letak peranan dari ergonomi.

Adapun peranan sekaligus tujuan dari ergonomi menurut Pulat (1992)   ialah dapat digambarkan sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun