Sandiaga Salahuddin Uno adalah sosok yang mencuri perhatian banyak orang di Indonesia. Memulai karir sebagai pengusaha sukses, ia berhasil mentransformasikan dirinya menjadi salah satu tokoh politik yang berpengaruh di tanah air. Transformasi dari dunia bisnis ke panggung politik ini bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi Sandiaga membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan visi yang kuat, segalanya mungkin tercapai.
Pria kelahiran 28 Juni tahun 1969 ini menempuh pendidikan tinggi di Wichita State University di Amerika Serikat dengan jurusan Ekonomi dan memperoleh gelar sarjana pada tahun 1990. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar MBA dari George Washington University.
Sandiaga memulai karirnya di dunia kerja sebagai karyawan di Bank Summa milik William Soeryadjaya, namun tak lama setelah itu, bank tersebut mengalami krisis dan ditutup. Meskipun menghadapi kesulitan di awal karirnya, Sandiaga tidak menyerah. Dia kemudian melanjutkan karirnya di perusahaan investasi Seapower Asia Investment Limited yang berbasis di Singapura, sebelum bergabung dengan MP Holding Limited Group pada 1995.
Namun, krisis finansial Asia pada 1997-1998 memaksa Sandiaga untuk pulang ke Indonesia setelah kehilangan pekerjaannya. Keadaan ini menjadi titik balik dalam hidupnya. Bersama dengan Edwin Soeryadjaya, Sandiaga mendirikan Saratoga Capital pada tahun 1998, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada sektor sumber daya alam, infrastruktur, dan konsumen.
Di bawah kepemimpinannya, Saratoga Capital berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan investasi terkemuka di Indonesia. Sandiaga juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, dengan sejumlah investasi yang sukses di berbagai sektor industri.
Kesuksesan Sandiaga di dunia bisnis menjadi fondasi kuat yang membawanya ke panggung politik. Tahun 2015 menjadi awal mula transformasi besar Sandiaga, saat ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan bergabung ke dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Keputusannya ini mengejutkan banyak pihak, mengingat rekam jejaknya yang cemerlang di dunia bisnis.
Pada 2017, Sandiaga maju sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, berpasangan dengan Anies Baswedan yang maju sebagai calon Gubernur. Kampanye mereka yang mengusung tema perubahan dan keberpihakan pada rakyat kecil berhasil menarik simpati masyarakat Jakarta. Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, pasangan Anies-Sandi berhasil memenangkan pemilihan, mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Kemenangan ini menjadi pintu masuk bagi Sandiaga ke dunia politik yang lebih luas.
Sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga fokus pada program-program yang mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, terutama melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ia juga dikenal dengan gerakan "Oke Oce," sebuah inisiatif untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja melalui pengembangan UMKM di Jakarta.
Keberhasilannya di Jakarta membuka jalan bagi Sandiaga untuk berperan di tingkat nasional. Pada Pilpres 2019, Sandiaga dipilih sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto. Meskipun pasangan Prabowo-Sandiaga kalah dari pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, pencalonan ini semakin memperkokoh posisi Sandiaga sebagai salah satu tokoh politik yang diperhitungkan di Indonesia.
Pasca Pilpres 2019, Sandiaga tetap aktif dalam dunia politik dan ekonomi. Pada akhir 2020, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Penunjukan ini menunjukkan kepercayaan besar Presiden pada kemampuan Sandiaga untuk memimpin salah satu sektor paling vital di Indonesia, terutama dalam konteks pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
