Column
Oleh By Ditulis Disusun Direncanakan dan Diketik; Lionel Messi
Saya tidak ingin banyak omong kali ini karna memang ini zaman sekarang sudah edan. Kalau banyak2 omong apalagi berbau sedikit dakwah tentang kebaikan, kita akan di anggap gila dan sinting.
Kalau dulu, dulu sekali persoalan seks mungkin sesuaatu yang sakral dan agak tabu di bicarakan. Apalagi kemudian mengaggap seks menjadi sesuatu yang lumrah dan murahan, hingga siapaun boleh atau sah2 saja melakukannya dengan siapapun. Asalkan dengan satu syarat, AMAN. Tapi sekarang, sepertinya budaya ketimuran tersebut mulai bergeser beberpa kilometer. Sekarang, tidak ada lagi nilai kohesi sosial yang menjaga ketabuan seks untuk di perbincangkan, justru sekrang sedang giat segiat2nya berkampanye seks aman.
Tentu saja, kampanye seks aman ini kalau di terjemahkan ke dalam bahasa jelas begini. Wahai para remaja sekalian dan siapapun. Seks bebas itu boleh2 saja asal aman. Gunakanlah kondom. Dengan kata lain kampanye seks aman ini merupakan sebuah legitimasi seks bebas.
Maka kemudian saya sudah tidak terlalu bingung, kenapa warnet2 kok di penuhi para remaja berseragam putih biru putih abu2 berpasang2an. Yang ketika suatu sore sang abang penjaga warnet hendak menutup warnet dan membersihkan bilik2 warnet di temukan kondom2 berserakan. Saya sudah tidak heran, karena kita memang sedang gencar mengkapanyekan penggunaan kondom. Dan para remaja tersebut ternyata sangat patuh dan sadar akan keamanan kelamin mereka.
Yang saya heran cuma satu hal, ada apa dengan FPI dan pol PP. Kok keranjingan sekali menggrebek tempat2 yang di duga melakukan tindakan seks aman ini. Apa mereka tidak dengar atau pura2 tidak dengar bahwa sekarang ini seks bebas itu sudah di lumrahkan, asalkan aman. apakah mereka tidak tau yang di dalam bilik2 warnet itu, yang di dalam hotel melati itu adalah pasangan2 birahi yang sedang melakukan seks aman.
So, ini zaman edan. Kalau mau ngeseks ya harus aman.
Cuma ada yang mengganjal di otak saya mengingat perbincangan saya dengan seorang teman tadi malam, seorang teman mahasiswa teologi kristen. Saya sendiri islam. Kami memulai diskusi lintas agama. Saya bertanya, wahai teman, bagaimana aturan kehidupan dalam kristen, apakah seks bebas itu di bolehkan? O tidak, agama kami melarang seks bebas! Jawabnya tegas dengan mata agak melotot. Berarti sama dengan agama saya, juga agama budha, hindu dan agama lain yang di akui di indonesia. Jawab saya lalgi.
Dari perbincangan ini kemudian saya berkesimpulan, bahwa memang indonesia masih memiliki “cap” negara timur. Dimana tingkah laku warga negara nya harus tidak boleh lepas dari bingkai ketuhanan dan agama yang di legitimasi dengan pacasila sebgai ideologi bangsa. Berbeda dengan barat. Kemudian saya teringat lagi perbincangan saya tadi malam dengan seorang teman mahasiswa teologi kristen. Saya bertanya begini, kenapa agama kalian melarang seks bebas? Karena itu sama dengan perbuatan binatang. Jawabnya. Oo, kalau begitu sama dengan agama saya, dan agama lain yang di akui di indonesia.
Teringat perbincangan saya itu kemudian saya agak punya inisiatif dalam hal kampenye seks aman, terutama di indonesia ini. Berhubung negara indonesia masih menganut indeologi pancasila dengan butir agama2 dan ketuhanan. Alangkah baiknya kita berkampanye begini. Apakah Anda Binatang? Silahkan Sex Bebas, Ini Saya Kasih Kondom Biar Aman! Tapi jika anda mengaku manusia, patuhi ajaran agama anda jangan sex bebas karena itu perbuatan binatang!
Dengan demikian mungkin selain berkampanye seks aman, kita juga tidak terlalu membuang jati diri kita sebgai bangsa timur yang menjunjung tinggi moralitas dan ketuhanan. Minimal tidak terlalu putus asalah mengingatkan bahwa seks bebas itu adalah perbuatan binatang. Jika kemudian tetap ngenjot secara bebas, ya itu pilihan masing2 apakah lebih memilih menggolongkan diri kedalam goolongan manusia atau binatang.
Ok coi. Salam kondom aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H