Koopssus difokuskan untuk mendukung pelaksanaan operasi khusus yang membutuhkan kecepatan dan keberhasilan tinggi guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.Â
Teknologi militer kita juga terus berkembang. Untuk keperluan medan seperti Papua, tentu drone menjadi salah satu opsi terbaik. Dalam hal ini pun, kita telah berhasil mengembangkan drone 'bunuh diri' kamikaze. Pesawat tanpa awak ini diberi nama Minibe, yang diproduksi oleh PT Pindad (Persero).
Di sektor swasta juga setali dua uang. Dikabarkan, Republikorp selaku industri militer Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Milkor asal Uni Emirat Arab untuk mengembangkan dan memproduksi bersama drone tempur Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) 380.
Saatnya Garuda Berkibar Tinggi
Fokus kegeraman kita bukan sekadar melihat korban KKB. Awalnya mereka menarget aparat keamanan dengan membawa-bawa luka lama. Namun belakangan, mereka juga mengabisi warga sipil yang tidak tahu apa-apa dengan sangat keji.
Kegeraman kita juga tidak sebatas melihat pemerintah yang seolah memelihara konflik. Makin geram saja kalau kita mulai bertanya, "Ada apa dibalik pembiaran pemerintah? Siapa yang bermain di balik konflik di Bumi Cinderawasih? Siapa yang diuntungkan dengan berlarutnya pertumbahan darah di Tanah Papua?"
Bermula dari running text di perayaan 78 Tahun Dirgahayu RI, senyatanya KKB sedang berusaha mendedel benang di Bendara Merah Putih untuk merendahkan nilai Pancasila. Bagaimanapun KKB berada di tanah Pancasila, maka mereka harus hidup selaras dengan Pancasila. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga filsafat negara (Philosofische Grondslag) sekaligus pandangan/ cara hidup (Weltanschauung) kita sebagai bangsa Indonesia.
Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden RI Soekarno di dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945. Di pidatonya, ia memberi judul "Philosofische Grondslag" alih-alih Indonesia Merdeka. Berikut salah satu bagian dari kutipan pidatonya,
"Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki! Paduka Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu."
Pacasila sebagai Philosofische Grondslag dan Weltanschauung dibahas dalam materi kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Negeri Malang tahun 2021 dengan judul "Mengapa Pancasila Merupakan Sistem Filsafat?" Di sana di katakan, Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag) nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Artinya, nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan harus mendasari seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.