Tiap kali menerima gaji, kita langsung potong sebagian kecil untuk anggaran jajan atau ngafe. Misalnya tiap bulan kita menghabiskan Rp500ribu untuk jajan. Uang itu kita jadikan dalam bentuk digital, entah di Gopay, Ovo Cash, Link Aja, atau yang lainnya.Â
Tetapi, kita tidak setorkan Rp500rb, tapi Rp450rb saja setelah dipotong 10%, yang adalah asumsi potensi cahsback terkecil. Jadi uang jajan kita tetap Rp500ribu, bisa tetap gaya tetapi hemat!Â
Tapi catat ya, ini hanya untuk kita yang pasti jajan. Kalau tidak pernah atau jarang jajan, maka jangan pernah menggunakan cashback atau promo, karena ini godaan untuk menciptakan kebutuhan baru.
Saya sendiri berani memotong jatah jajan sampai 30%. Artinya, kalau jajan saya sebulan Rp500ribu, maka uang gaji yang saya setorkan ke vendor uang digital Rp350ribu saja.Â
Sisa Rp150ribunya saya tetap berasumsi dapat cashback dari tempat jajan sebesar 10%, sisanya saya dapatkan dari cashback pembayaran rutin. Seperti cashback dari membayar TV kabel, tagihan listrik, air, telepon pasca bayar, dan tagihan lainnya.Â
Dengan jalan ini, pengeluaran terbesar saya, yakni 40% untuk kebutuhan bulanan, bisa "dimanfaatkan" untuk mensubsidi jajan saya yang bisa dikatakan "pemborosan bulanan." Inilah cara saya berpartisipasi menjaga stabilitas sistem keuangan.
Akhirnya saya mau katakan, pemerintah sudah susah payah membangun pondasi ekonomi melalui infrastruktur, sudah menjaga ekonomi tetap stabil dan terus tumbuh melalui makroprudensial sekalipun harus berhutang untuk pembangunan, semuanya seakan memberikan karpet merah bagi kaum milenial guna mewujudkan negara indonesia yang maju. Â
Tentu, cita-cita menjadi negara maju tidak datang begitu saja. Generasi milenial tidak otomatis berhasil menjadikan Indonesia disegani di hadapan negara lain saat bonus demografi itu datang. Kita harus sama-sama menyadari bahwa kita adalah pelaku utama dalam menentukan arah masa depan negara kita.Â
Ada banyak cara yang dilakukan, namun satu yang sederhana adalah mempraktikkan mikroprudensial di kehidupan kita atau keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H