Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dukung Ekspor Pertanian, Seorang Mahasiswi Buat Aplikasi "Perfect"

22 Mei 2019   13:29 Diperbarui: 22 Mei 2019   13:53 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat ini  baru buah pisang ambon yang sudah bisa dipakai untuk mengaplikasikan PERFECT. Buah yang lain sedang dalam penelitian. | Dokumentasi Ratih yang diberi ke penulis

Ratih yang adalah mahasiswi Teknik ELektro itu memperkenalkan aplikasi yang dinamainya PERFECT, yakni Perishable Food Maturity and Freshness Detector. Aplikasi yang dijalankan di smartphone Android ini dapat mengukur tingkat kematangan buah, sehingga membantu para petani untuk menentukan kapan buahnya bisa dipanen.  

Buah tropis tengah menjadi andalan untuk ekspor Indonesia. Tetapi memanen buah harus di waktu yang tepat, kalau tidak maka buah akan sampai ke negara tujuan masih mentah atau terlalu matang. Menurut Ratih, para petani tradisional kita hanya mengandalkan penghitungan hari atau visualisasi mata saja untuk memperkirakan buah sudah layak dipetik atau belum. "Untuk pasar ekspor, waktu panen harus akurat," katanya kepada saya melalui sambungan telpon, 21 Mei 2019.

Saat ini  baru buah pisang ambon yang sudah bisa dipakai untuk mengaplikasikan PERFECT. Buah yang lain sedang dalam penelitian. | Dokumentasi Ratih yang diberi ke penulis
Saat ini  baru buah pisang ambon yang sudah bisa dipakai untuk mengaplikasikan PERFECT. Buah yang lain sedang dalam penelitian. | Dokumentasi Ratih yang diberi ke penulis

Buah yang sudah ditelitinya adalah pisang ambon. Pisang ini harus dipanen saat tingkat kematangannya sudah 70 persen. Dengan demikian, saat sampai ke negara tujuan, pisang sudah matang 90 persen, dan matang sempurna saat di tangan konsumen. "Setiap buah punya tingkat kematangan berbeda untuk tujuan ekspor. Saat ini saya sedang meneliti untuk buah jeruk, apel dan stroberi," tutur Ratih.

Pengaplikasian aplikasi ini sangat sederhana. Cukup memfoto buah yang akan dipanen, dari situ foto akan menangkap komposisi warna RGB (red, green, blue), kemudian aplikasi memproses komposisi warna pisang yang difoto tersebut untuk menilai tingkat kemantangannya secara akurat.  

Aplikasi PERFECT sudah pernah dipraktikkan pada para petani di Desa Ngargosari, Sragen, Jawa Tengah. Di desa tempat Ratih melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) itu, aplikasi ini disambut positif oleh para petani. Mereka menjadi bisa memanen buah dengan waktu yang akurat. Namun demikian, Ratih mengakui perlu sosialisasi dan pendekatan khusus dalam memperkenalkan teknologi kepada para petani tradisional. "Untuk membeli pupuk dengan menggunakan Kartu Tani saja, mereka merasa ribet. Apalagi harus menggunakan smartphone untuk bertani," ujar Ratih.

Selain buah, PERFECT juga bisa menentukan apakah udang atau daging masih segar atau tidak dengan mengukur tingkat pH nya | Dokumentasi Ratih yang diberi ke penulis.
Selain buah, PERFECT juga bisa menentukan apakah udang atau daging masih segar atau tidak dengan mengukur tingkat pH nya | Dokumentasi Ratih yang diberi ke penulis.

Tentu Ratih berharap ke depan, aplikasi ini bisa disempurnakan sehingga banyak petani kita yang terbantu, dan menjadikan pertanian Indonesia maju. Akan sangat cepat dalam mendulang manfaatnya, jika para milenial tidak sungkan untuk terjun menjadi petani. Karena petani zaman now itu bisa sangat mengasyikkan dan berlimpah pendapatan dengan memanfaatkan teknologi. Apalagi, aplikasi ini bisa digunakan oleh kita semua. "Kita bisa memanfaatkan PERFECT untuk mengecek apakah buah, udang dan daging di supermarket masih segar atau tidak. Saat ini aplikasi sudah bisa meng-capture udang dan daging dan aplikasi bisa membaca kadar pH-nya," papar Ratih bersemangat.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun