Sebagai catatan, sebelum berhasil mengembangkan B100, Indonesia telah berhasil mengembangkan B20 menuju B30. Selama kurun waktu 2014-2018, perkembangan B20 yang kerap disebut biosolar di Indonesia pun cukup pesat. Pada 2018 produksi B20 mencapai 6,01 juta kiloliter meningkat 82,12% dibanding 2014 sebesar 3,30 juta kiloliter.
B20 berarti 20 persen biodiesel dicampur dengan 80 persen solar, B90 berarti 90 persen biodiesel dengan 10 persen solar, dan B100 artinya murni biodiesel. Nah, biodiesel sendiri merupakan salah satu dari tiga bahan bakar nabati, dan dapat digunakan sebagai energi alternatif bahan bakar minyak jenis diesel atau solar.
Untuk mengingatkan, istilah B100 mulai mencuat ke publik karena disebut Jokowi saat debat kedua capres sektor energi pada 17 Februari 2019. "Biodiesel akan kami kerjakan, kami teruskan dari B20 ke B100," ujar Jokowi kala itu.
Kemudian pada debat kelima, 13 April 2019, calon wakil presiden Sandiaga Uno mengatakan bahwa pihaknya akan setop impor untuk energi, yakni dengan membangun biofuel. Menanggapi itu, Jokowi kembali mengatakan bahwa pemerintah sudah sampai ke B20, sebentar lagi B50, dan B100.
Artikel ini juga ada di Blog Pribadi, ONEtimes.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H