Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Demi Keluarga, Inilah Cara Bijak Menghadapi Tekanan Hidup di Jakarta

30 Januari 2019   12:04 Diperbarui: 30 Januari 2019   15:19 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tabel 1
tabel 1
Bagaimana jika saya meninggal dunia? Saya bisa mendapat manfaat melalui Payor Protection dan Spouse Payor Protection. Premi yang mestinya saya bayar, akan dibayarkan oleh Allianz hingga seolah-olah mencapai usia 65 tahun saat saya atau isteri meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan. Maka sayang kalau gak diterusin.

tabel 2
tabel 2
Tidak berhenti di situ manfaat yang saya terima. Sama seperti asuransi yang sebelumnya saya pakai, Tapro tergolong asuransi jiwa jenis unit-link (unit-linked). Jadi selain saya bersama isteri berbagi risiko dengan Allianz, kami juga dimungkinkan untuk investasi.

Investasinya berbentuk reksadana dan disalurkan ke berbagai instrumen investasi yang legal seperti saham, obligasi, sukuk, SBI, deposito. Premi yang dibayarkan, dibagi dua untuk unit-link.

Uniknya, dengan beragam masyarakat di atas saya masih bisa membagi premi asuransi dengan porsi untuk investasi yang lebih besar. Bahkan, saya bisa top-up unit-link setiap saat. Hanya saat ada rejeki lebih saja.

Bagi saya, membeli produk asuransi adalah salah satu cara bagaimana melakukan manajemen hidup. Utamanya hidup di kota besar seperti Jakarta yang penuh dengan risiko, yang mengancam kesehatan fisik, jiwa, dan keselamatan saya dan keluarga. Dalam hal ini, benar yang dikatakan dr. Thobias Ganter, "Healthcare is about a patient, not the doctors."

Bicara kesehatan bukan serta merta yang terpikir adalah dokter. Justru yang menjadi pusat perhatian adalah diri kita sendiri. Dari situlah, mulai berpikir bagaimana saya membangun manajemen kesehatan, menjaga kesehatan biar tidak mudah sakit, membeli produk kesehatan yang paling cocok untuk antisipasi di masa depan dan memberikan banyak manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun