Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejumput Asa Mempersatukan Indonesia dari Pesisir Utara Jawa

21 November 2018   10:55 Diperbarui: 6 Maret 2020   16:14 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Semua sampah dimanfaatkan, tidak ada yang dibuang. Sampah juga diolah menjadi barang-barang kerajinan dan dijual bersama makanan olahan. Kami juga sudah berbadan hukum koperasi," kata Manajer Rumah Inspirasi Subang, Yogi Burhanudin.

Foto: Dokpri
Foto: Dokpri
Dalam mengelola sampah, tutur Yogi yang juga adalah anggota polisi, lembaga yang dipimpinnya memberdayakan banyak pihak. Dari anak-anak diminta untuk mengumpulkan sampah, terutama saat datang les bahasa Inggris. Ibu-ibu diajak dan dilatih untuk membuat berbagai macam barang kerajinan seperti berbagai macam tas dan sepatu.

Kaum muda seperti karang taruna, gelandangan, mantan penjahat dan pemakai narkoba dirangkul untuk berkarya. "Tidak apa-apa kami disebut masyarakat sampah. Tugas saya adalah membina masyarakat sampah ini supaya tidak menjadi sampah masyarakat," tuturnya.

Di tengah kunjungan, kami dijamu makan siang. Tampilannya seperti makan pramanan kondangan. Menu tersaji lengkap, berbagai sayur, lauk, lengkap dengan hidangan penutup. Rasanya super. Terlebih, semua makanan yang dimasak kelompok ibu-ibu Sukaseuri ini menggunakan biogas dari sampah yang dikumpulkan.

Foto: Dokpri
Foto: Dokpri
Buah dari kerja keras ini adalah Adipura. Lebih dari 20 tahun Kabupaten Subang tidak mendapatkannya, tetapi pada tahun 2017 berhasil meraih penghargaan yang diberikan kepada kota yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaaan. Kiranya, apa yang dilakukan oleh Rumah Inspirasi Subang yang didorong oleh SKK Migas menjadi salah satu faktor capaian ini.

Tari Topeng Indramayu

Pengalaman begitu berkesan di Subang kami bawa saat bermalam di Cirebon. Hari pertama kegiatan bertajuk Ngopi Ngegas bertema "Migas Pahlawan Bangsa" ini membawa energi untuk aktifitas kami keesokan harinya. Hari kedua, kami mampir untuk melihat sedikit suasana PT. Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field. Kemudian perjalanan berlanjut ke Sanggar Tari Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Kembali kami disambut dengan hawa khas Pantura yang memang Kabupaten Indramayu ini terletak di bagian utara provinsiJawa Barat yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Namun demikian, Indramayu yang berasal dari nama Nyi Endang Darma Ayu itu kental dengan warisan budayanya. Satu di antara pusat budaya yang kami kunjungi adalah Sanggar Tari Mimi Rasinah.

Foto: Dokpri
Foto: Dokpri
Mimi Rasinah merupakan maestro Tari Topeng yang menjadi cikal bakal Sanggar Tari Mimi Rasinah. Awalnya, Tari Topeng hanya ditarikan oleh laki-laki, sedangkan para perempuannya mendalami Tari Ronggeng. Lantaran Tari Ronggeng begitu dekat dengan tarian menggoda lawan jenis, maka bapak Rasinah mengajarkannya Tari Topeng.

Dalam perjalanan waktu, Tari Topeng dibungkam oleh para penjajah. Selain itu, pengusaha orde baru juga memantau perkembangan tarian ini karena dituduh dekat dengan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Puluhan tahun Tari Topeng "tidur" bersamaan dengan "dikuburnya" ratusan topeng, sebelum akhirnya "ditemukan" kembali oleh dosen STSI Bandung pada tahun 1994.

Sejak saat itu, Tari Topeng berusaha untuk bangun kembali, bergeliat dan eksis di jagat kesenian dunia. Tidak mudah memang untuk tampil kembali. Tetapi Aerli Rasinah (33), cucu yang juga penerus Mimi Rasinah, telah memberikan bakti hidupnya pada kesenian yang membawanya tampil di banyak negara. Energi Sang Maestro tampak merasukinya saat tampil di panggung. Enerjik, berwibawa, dan menyihir setiap mata yang menatap pesona dari tiap gerak tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun