Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kedua Korea Bersatu, Nyatanya Tidak Lebih Hebat dari Bersatunya NKRI

8 Juni 2018   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2018   13:34 2839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Negara kita dipandang oleh negara lain sebagai negara yang patut dijadikan contoh. Karena ada perbedaan yang amat banyak, tapi dipandang bisa bersatu dalam kehidupan sehari-hari, kelihatan rasa persaudaraan kita satu sama lain," ujar Presiden sebagaimana dikabarkan Kompas.com.

Apa yang dikatakan KH Said Aqil Siraj dan Presiden Joko Widodo harus kita cermati bersama, karena kita akan menghadapi hajatan pemilu. Pada tahun 2018 ini, sejumlah daerah di Indonesia akan menggelar Pilkada serentak dan pada 2019 mendatang akan dilaksanakan Pilpres dan Pileg. Situasi ini, menurut Presiden sangat rentan terjadinya gesekan antarkelompok masyarakat. 

"Jangan sampai dari luar kita dijadikan contoh, tapi di dalam kita jadi retak-retak gara-gara urusan Pilkada, Pilgub, Pilwalkot atau Pilpres. Sangat rugi sekali," ujar Jokowi.

Kenapa kita dijadikan contoh, karena negara mana di bumi ini yang memiliki 1.340 suku bangsa, 2.500 bahasa daerah, dan 6 agama yang belum termasuk beragam aliran kepercayaan yang tersebar di seluruh Indonesia? Dari 193 negara di dunia ini, 45 negara di antaranya berstatus negara kepulauan, dan NKRI adalah negara kepulauan terbesar. 

Negara tercinta kita ini memiliki luas wilayah sebesar 1,904,569 km2 dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau. Bayangkan, kita itu merupakan negara dengan pulau paling banyak dan memiliki keragaman yang paling banyak pula, tapi aneh bin ajaibnya terangkum hanya dalam 1 NKRI. Sadar tidak para pemimpin bangsa dan elit-elit politik akan fakta ini?

Kalau kita terpecah, tidak ada Indonesia yang istimewa dan dibanggakan banyak negara itu. Kalau kita ribut terus dengan isu-isu SARA mana kita bisa membanggakan negara kita yang santun. Kalau kita tidak pernah bisa dewasa menghadapi perbedaan dan mau saja diadu-adu sama mereka yang haus kekuasaan, maka benar yang dikatakan Presiden.

"Di pesta demokrasi, kita tidak rukun gara-gara hanya beda pilihan, sangat rugi besar seperti itu. Silakan pilih pemimpin yang paling baik, setelah itu ya sudah, rukun kembali karena setiap tahun ada terus. Jangan sampai pilkada menceraiberaikan kita. Jangan sampai dari luar dikagumi tapi di dalam retak-retak gara-gara pilkada. Sangat rugi sekali kita," ungkap dia.

Kalau persatuan Korea Utara dan Korea Selatan yang fisik dan bahasanya mirip saja bisa "menggunjang dunia" dengan usaha perdamaian keduanya, apalagi kita yang perbedaannya banyak sekali tetapi bisa hidup berdampingan dan rukun. 

Bisa membayangkan perbedaan Korea dengan kita, bukan? Semoga para elit bangsa ini bisa melihat Indonesia dengan kecintaan tulus bukan dari kacamata kekuasaan duniawi semata. 

Jangan kalian rusak kekayaan dan keistimewaan Indonesia dengan nafsu berkuasa sampai merendahkan kemanusiaan dan agama. Mari bersatu dan taklukkan dunia dengan persatuan kita yang bhinneka ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun