Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tren Warna 2018 Dulux, Ajakan Kembali ke Alam yang Dimulai Ribuan Tahun Lalu

7 Januari 2018   01:11 Diperbarui: 7 Januari 2018   01:43 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Managing Director Akzonobel Decorative Paints South East & South Asia, Middle East, Jeremy Rowe.

Hidup di zaman sekarang penuh dengan tantangan, karena ada banyak ketidakpastian. Mulai dari isu ekonomi, politik, berbagai kebijakan dari pemerintah, sampai kehidupan sosial kemasyarakatan. Karena ritme kehidupan yang tak menentu ini, banyak di antara kita hanya mengikuti arus. Arus yang cukup deras menerpa manusia zaman modern adalah teknologi informasi. Kemajuan di bidang teknologi membuat kita hidup dalam keseragaman. Kalau tidak mau seragam, maka Anda akan dibilang jadul, tidak update, ketinggalan zaman alias katrok. "Ih, kamu masih pake SMS. Emang HP loe gak ada WA-nya?" begitulah kira-kira komentar yang kita terima kalau masih pake HP lama.

Dinamika hidup inilah yang diamati oleh Jeremy Rowe, Managing Director, AkzoNobel Decorative Paints South East & South Asia, Middle East beberapa waktu lalu di Jakarta dalam rangka memperkenalkan Heart Wood sebagai Colour of the Year 2018. Hal serupa juga diungkap oleh arsitektur Cosmas Gozali dan traveler blogger Marischka Prudence di kesempatan yang sama.

Sebanyak 11 orang ahli internasional yang tergabung dalam tim warna di Pusat Estetika Global AkzoNobel mengamati tren sosial, ekonomi dan desain setiap tahunnya. Dari hasil penelitian selama setahun ini, mereka menyimpulkan, rumah adalah tempat yang nyaman bagi banyak orang mengembalikan ketenangan fisik dan jiwanya. "Rumah kita perlu menjadi tempat di mana kita bisa beristirahat dari hingar bingar, tempat kita bisa kembali membangun nilai-nilai kita dan mengisi kembali energi kita," kata Jeremy.

Marischka pun mengamininya. Sebagai seorang traveler, rumah adalah tempat sejati untuk berlibur. Dalam seminggu, ia hanya 2 hari berada di rumah. Maka jika ada orang bertanya kepadanya, ke mana biasanya berlibur maka ia akan menjawab, "Liburanku ya di rumah. Rumah itu tempat recharge energi, tempat total jadi diri sendiri," ungkapnya.

Oleh karena itu, rumah harus dibuat sedemikian rupa supaya lebih santai dan menciptakan suasana "a welcome home." Menurut Cosmas, satu unsur utama untuk membangun suasana tersebut adalah warna. Karena warna yang diaplikasikan di rumah sangat mempengaruhi suasana hati atau mood orang yang sedang berada di ruangan. Sebagai contoh, tempat tidur tidak cocok dicat warna merah dan kuning karena suasananya jauh dari rasa tentram. Begitu juga dengan warna hitam atau abu-abu di dapur, yang justru menurunkan napsu makan kita. 

dulux-one-1-jpg-5a510e46f133443ec110db42.jpg
dulux-one-1-jpg-5a510e46f133443ec110db42.jpg
Warna yang cocok untuk menciptakan "a welcome home" adalah Heart Wood -Dulux Colour of the Year 2018. Warna ini menggabungkan nuansa lembut abu-abu-merah muda, biru dan coklat muda yang bercampur membentuk nuansa warna biru dan ungu yang lebih berani. Warna ini terinspirasi dari sentuhan warna kayu alami dan kenyamanan dari material kulit. 

Bahkan, Cosmas berani mengatakan bahwa Heart Wood ini adalah warna yang manja dan berlaku universal. Ia merujuk pada warna merah muda yang secara gender sudah tidak lagi dikhususkan untuk perempuan saja. Apalagi, di dalam Heart Wood, warna ini bersanding dengan abu-abu, biru dan coklat muda. "(Karena warnanya manja), maka cocok diaplikasikan di ruang keluarga, kamar tidur bahkan saya berani memakainya di kamar mandi. Bagus jika dikombinasi dengan warna biru. Soalnya banyak orang lama di kamar mandi," tutur Cosmas.

Kembali ke Alam

Heart Wood seperti namanya, adalah warna yang terinspirasi dari sentuhan warna kayu alami dan bahan kulit. Warna ini adalah hasil dari riset yang dilaksanakan oleh tim warna di Pusat Estetika Global AkzoNobel, bersama dengan 11 orang ahli internasional tentang tren sosial, ekonomi dan desain, serta perkembangan Colour of the Year.

Dulux telah berhasil menemukan solusi mengatasi kepenatan hidup, suasana ketidakpastian, tingkat stres akibat ritme hidup dengan nuansa "kembali kepada alam." Dengan kembali ke alam kita diajak untuk menemukan jati diri kita, lepas dari penyeragaman oleh arus teknologi. Alam menuntun kita pada personalisasi diri kita masing-masing. Inilah kata kuncinya. Inilah juga yang ditemukan oleh para filsuf Yunani seperti Phytagoras dan Aristoteles serta dihidupi oleh masyarakat Yunani begitu juga Romawi. Karena sejatinya, Yang Ilahi telah memberikan warna melalui alam ciptaannya dalam sebuah harmonisasi.

Contoh pengaplikasian
Contoh pengaplikasian
Johann Winckelmann, seorang ilmuwan Jerman, dalam "The History of Art in Antiquity" disebutkan ada seni warna menakjubkan yang ditemukan dari reruntuhan rumah Romawi kuno. Walau sudah lebih dari 2000 tahun lalu terkubur karena letusan Gunung Vesuvius, lukisan dinding dari rumah-rumah penduduk Pompeii dan Herculaneum itu masih memiliki gambar dan warna yang indah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun