Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Apa yang Ditawarkan Jepang Juga Ada di Jakarta

30 November 2017   07:22 Diperbarui: 8 Maret 2020   15:35 4369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanal Otaru di kala senja. Dokpri

Kondisi yang dialami Sungai Ciliwung juga dirasakan oleh Salak Condet (Salacca edulis cognita) dan Elang Bondol (Haliastur indus). Padahal keduanya adalah maskot Provinsi DKI Jakarta dan Bus Transjakarta, yang seharusnya menjadi tumbuhan dan hewan yang paling lestari. Namun kondisinya cukup memprihatinkan.

Salak condet sendiri memiliki nama belakang Condet karena banyak tumbuh dan tersebar di daerah Condet seperti Kelurahan Balekambang, Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Gedong, Jakarta Timur. Kini tumbuhan yang dulu tumbuh di pekarangan tiap rumah, kalah bersaing dengan permukiman. Penduduk di tiga kelurahan tersebut sudah semakin padat.

Hal yang sama juga dialami Elang Bondol atau juga dikenal dengan Lang Lang Merah atau Elang Tembikar. Sang Maskot juga sudah semakin sulit untuk dijumpai. Habitat utama burung Elang bondol adalah daerah pesisir pantai, hutan mangrove, rawa-rawa, dan danau di daerah dataran rendah hingga ketinggian 3000 meter dpl. Di Jakarta sendiri Elang Bondol dapat ditemui di gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan wilayah Kabupaten Administratif dari Jakarta

Maskot DKI Jakarta: Elang Bondol dan Salak Condet. Foto: The Colour of Indonesia
Maskot DKI Jakarta: Elang Bondol dan Salak Condet. Foto: The Colour of Indonesia
Jika Indonesia atau DKI Jakarta pada khususnya ingin mencontoh Jepang dalam hal hidup berdamping dengan alam dan budaya, maka seharusnya kita jangan berkutat pada wacana dan aturan. Cukupkan dengan Peraturan Pemerintah No.63 tahun 2002 tentang Hutan Kota dan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 1796 Tahun 1989 Tentang Penetapan Salak Condet (Salacca Zalacca) Dari Jenis Flora Dan Burung Elang Bondol(Haliastur Indus) Dari Jenis Fauna Sebagai Identitas/ Maskot Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Yang kita butuhkan sekarang adalah langkah konkret. Kerja dan bekerja secara bersama dengan seluruh elemen untuk mewujudkan sebuah kota yang benar-benar nyaman untuk semua makhluk hidup. Sudah tidak zamannya lagi melihat kemajuan kota dari banyaknya asap yang mengepul dari aktivitas kendaraan bermotor dan beragam pabrik.

Hal tersebut adalah pendekatan kuno. Sudah menjadi negara yang belum maju, eh lingkungannya malah kotor. Tingkat kesejahteraan masyarakat belum tinggi tetapi tempat tinggalnya juga tidak nyaman. Hal ini membuat kita menjadi tidak sehat secara jasmani dan rohani, fisik dan jiwa.

*Tulisan ini juga ada di Blog Pribadi, ONEtimes.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun