Kondisi yang dialami Sungai Ciliwung juga dirasakan oleh Salak Condet (Salacca edulis cognita) dan Elang Bondol (Haliastur indus). Padahal keduanya adalah maskot Provinsi DKI Jakarta dan Bus Transjakarta, yang seharusnya menjadi tumbuhan dan hewan yang paling lestari. Namun kondisinya cukup memprihatinkan.
Salak condet sendiri memiliki nama belakang Condet karena banyak tumbuh dan tersebar di daerah Condet seperti Kelurahan Balekambang, Kelurahan Batu Ampar dan Kelurahan Gedong, Jakarta Timur. Kini tumbuhan yang dulu tumbuh di pekarangan tiap rumah, kalah bersaing dengan permukiman. Penduduk di tiga kelurahan tersebut sudah semakin padat.
Hal yang sama juga dialami Elang Bondol atau juga dikenal dengan Lang Lang Merah atau Elang Tembikar. Sang Maskot juga sudah semakin sulit untuk dijumpai. Habitat utama burung Elang bondol adalah daerah pesisir pantai, hutan mangrove, rawa-rawa, dan danau di daerah dataran rendah hingga ketinggian 3000 meter dpl. Di Jakarta sendiri Elang Bondol dapat ditemui di gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan wilayah Kabupaten Administratif dari Jakarta
Yang kita butuhkan sekarang adalah langkah konkret. Kerja dan bekerja secara bersama dengan seluruh elemen untuk mewujudkan sebuah kota yang benar-benar nyaman untuk semua makhluk hidup. Sudah tidak zamannya lagi melihat kemajuan kota dari banyaknya asap yang mengepul dari aktivitas kendaraan bermotor dan beragam pabrik.
Hal tersebut adalah pendekatan kuno. Sudah menjadi negara yang belum maju, eh lingkungannya malah kotor. Tingkat kesejahteraan masyarakat belum tinggi tetapi tempat tinggalnya juga tidak nyaman. Hal ini membuat kita menjadi tidak sehat secara jasmani dan rohani, fisik dan jiwa.
*Tulisan ini juga ada di Blog Pribadi, ONEtimes.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H