Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Belitung: Sejujurnya, Keindahan Alamnya Biasa Saja

26 Juli 2017   17:06 Diperbarui: 8 Maret 2020   01:40 2998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu lokasi zaman kapur yang kami kunjungi di hari pertama, yakni Pantai Burung Mandi yang terletak di Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur. Saat kami mendarat di Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, kami langsung menuju Kabupaten Belitung Timur yang berjarak sekitar 70 kilometer. Di daerah yang beribu kota Manggar ini kami pergi ke Museum Kata, Warkop Manggar, Kampoeng Ahok, Vihara Dewi Kwan Im, Replika SD Laskar Pelangi, Rumah Keong dan Pantai Burong Mandi atau Burung Mandi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Menurut pemandu wisata kami, pantai ini ditemukan oleh Abdul Gafar, seorang pedagang dari Aceh sekitar abad ke 16 atau 17. Disebut "Burung Mandi" karena setiap melewati pantai ini dia melihat ada banyak burung yang berkumpul untuk mandi di pantai. Merasa tertarik dengan pantai ini, Abdul singgah dan akhirnya menetap. "Kuburannya ada dan keturunannya pun masih ada sampai sekarang," tuturnya.

Wisata Geowisata
Tidak bisa dipungkiri wisata alam di Belitung sangat menarik. Sebagai tempat wisata, Belitung sudah memenuhi hasrat para pelancong untuk mendapatkan pengalaman di luar rutinitas apalagi untuk warga Jakarta yang setiap hari mengahadapi kemacetan dan polusi udara. Di sini jalan bagus dan sangat lengang. Lokasi wisata yang berjarak puluhan kilometer tidak terasa. Udara yang segar dengan langit yang sangat bersih menjadi indikasi lain nikmatnya berwisata di sini.

Tawaran keindahan alam, di atas laut maupun di bawah laut, juga sangat memanjakan mata. Pulau-pulau tersebar lengkap dengan hamparan pasir yang indah, air laut yang jernih, dan beragam jenis karam beserta ikan yang menyapa kita saat snorkeling atau menyelam. Kalau pun tidak menyeberang ke pulau, ada banyak tawaran wisata pantai yang juga indah dan mempesona.

Segala obyek wisata tersebut, bukan bermaksud merendahkan, adalah hal biasa. Kenapa? Karena ada banyak daerah di Indonesia bahkan di negara lain juga memiliki obyek yang sama atau sejenis. Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, pasti ada banyak wisata bahari yang ditawarkan. Namun demikian, ada satu keunikan obyek wisata belitung yakni geowisatanya.

Gugusan batu granit adalah obyek geowisata yang sangat langka. Apalagi granit tersebut tersusun sangat indah dan dilengkapi dengan landsekap pantai, pasir, laut dan langit yang memesona. Dari prosesnya saja, geowisata granit ini sangat menarik perhatian banyak orang.

Bagaimana bisa kita membayangkan, granit yang berasal dari batuan beku, terbentuk dari dapur magma di perut bumi oleh karena penurunan di dalam gunung api sehingga membentuk batolit. Oleh proses tektonik, batuan-batuan ini mengalami pengangkatan, bahkan beberapa mengalami pematahan dan peretakan. Akibat dari proses tektonik tersebut, batu granit yang tadinya berasal jauh di bawah permukaan bumi, muncul ke permukaan Bumi.

Masih dari penjabaran Budi Brahmantyo, selama proses pengangkatan granit dari bawah bumi, tubuh granit mengalami deformasi yakni proses ketika batu-batuan ini muncul di atas permukaan Bumi dipengaruhi oleh proses pelapukan dan erosi atau abrasi yang terjadi berulang-ulang selama jutaan tahun. Sehingga batu-batu ini terlihat seperti bongkahan besar yang terpisah-pisah, padahal yang kita lihat adalah hanya bagian atas dari tubuh batuan granit yang sangat besar yang ada di bawah permukaan Bumi. Batu-batu yang membentuk sebuah taman alam yang elok ini ada sejak 200 juta hingga 655 juta tahun yang lalu.

Informasi dari para penyelam di sekitar Belitung, menyatakan bahwa tubir-tubir bawah laut terdiri dari lereng-lereng terjal batu granit yang menyambung antara satu pulau dengan pulau lainnya. "Dari informasi para penyelam ini, informasi geologi terkonfirmasi bahwa pada kenyataannya, semua tubuh granit yang tersebar di Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, Singapura, Semenanjung Malaysia, di bawah Selatan Karimata dan Laut Cina Selatan, Pulau Natuna dan sebagain Kalimantan Barat, menyatu. Dalam geologi dikenal sebagai batolit," Budi menyimpulkan.

Indonesia beruntung punya Pulau Laskar Pelangi yang memiliki potensi geowisata sekaligus landscape alam yang sangat indah. Mari kita jaga dan rawat dengan tidak menyampah saat berwisata. Tentu bagi pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk tidak lelah mengembangkan dan mempromosikan daerah wisata ini supaya lebih memberikan pengaruh positif secara ekonomi bagi masyarakat.

Banggalah jadi WNI, dan berkontribusi nyatalah pada negara. Tidak hanya terus menuntut dan menuntut.

(Perjalanan pribadi dan diambil dari blog pribadi di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun