Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menteri Basuki Kejar Pembangunan Bendungan Karalloe Agar Kelar di 2019

22 April 2017   21:30 Diperbarui: 23 April 2017   07:00 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) saat sedang mengunjungi Bendungan Karalloe (Foto: Kementerian PUPR)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengunjungi pembangunan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) supaya progres pembangunannya berjalan karena proyek ini terbilang lambat. Padahal, bendungan ini diperlukan untuk mendukung ketahanan air dan kedaulatan pangan di Sulsel yang merupakan lumbung pangan nasional.

“Saya minta kepada seluruh tim dari BBWS Pompengan Jeneberang maupun kontraktor untuk melakukan percepatan pembangunan yang signifikan agar keterlambatannya tidak terlalu jauh dari kontrak awal,” kata Basuki di hadapan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan anggota Komisi V DPR RI Andi Iwan Aras seperti rilis yang diterima pada Sabtu, 22 April 2017.

Desakan Basuki ini cukup beralasan karena bendungan yan dikerjakan PT. Nindya Karya (Persero) itu sudah dimulai sejak 2013. Sampai dengan tahun ini, progres fisiknya baru 12,7 persen. Molornya pembangunan lebih dikarenakan adanya masalah pembebasan lahan. Namun demikian, masalah ini sudah mulai tertangani karena saat ini pembebasan tanah sudah mendekati 100 persen.

Dari total luas 229,28 hektar yang dibutuhkan, saat ini lahan yang telah bebas 94,48 persen atau seluas 215,04 hektar senilai Rp 77,5 miliar. Sisanya yakni 5,52 persen atau seluas 14,24 hektar yang tersebar di 2 Kecamatan (Tompobulu dan Biringbulu) ditargetkan akan selesai tahun ini. "Masalah kekurangan dana untuk lahan dan konstruksi fisik bendungan agar segera dilaporkan kepada Dirjen Sumber Daya Air agar segera dapat dialokasikan anggarannya," tutur Basuki.

Basuki sendiri menargetkan Bendungan Karalloe bisa selesai sebelum 2019. Untuk itu, semua pihak yang terkait harus bekerja lebih cepat dan lebih keras dengan sistem tiga shift selama tujuh hari dalam seminggu. Jadwal pelaksanaan akan diperbaiki sebagai panduan pelaksanaan agar target penyelesaian pada tahun 2019 dapat dicapai.

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 40,50 juta m3 yang dapat mengairi sawah irigasi teknis seluas 7.004 hektar sehingga akan meningkatkan intensitas tanam dari 150% menjadi 250%. Manfaat lainnya sebagai sumber air baku 440 liter/detik, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan daya 4,5 MW serta pengendalian banjir Sungai Karalloe. Kehadiran infrastruktur ini diharapkan tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Gowa namun juga Kabupaten Takalar dan juga Kabupaten Jeneponto yang juga menikmati aliran air dari bendungan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun