Mohon tunggu...
Anisa Nasqi Afiani
Anisa Nasqi Afiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Bahasa pada Anak

16 Oktober 2024   16:28 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

anak cenderung mewarisi kecenderungan banyak bicara dari orang tuanya, saudara kandung, keluarga besar dan orang dewasa lainnya. Bila seorang anak memiliki riwayat gangguan bahasa dalam keluarga, anak tersebut mungkin berisiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan bahasa.

Faktor selanjutnya adalah lingkungan tempat  tumbuh dan berkembangnya anak, karena lingkungan yang kaya beragam percakapan mendukung perkembangan bahasa yang optimal. Sebaliknya, lingkungan yang kurang memperhatikan aspek komunikasi verbal dapat menghambat perkembangan bahasa anak di kemudian hari.

Selanjutnya, beragam stimulasi merupakan elemen penting untuk perkembangan rangsangan bahasa anak seperti berbicara, membaca, bernyanyi, dan permainan komunikasi verbal. Stimulasi yang kuat meningkatkan kosakata anak Anda, meningkatkan pemahaman bahasa, dan merangsang kemampuan pengucapan kata. Proses ini merupakan langkah penting dalam perkembangan bahasa anak, karena anak mulai mengasosiasikan suara dengan objek, orang, atau situasi tertentu.

Perhatian terhadap tumbuh kembang anak membantu anak mencapai potensi maksimalnya dalam segala aspek perkembangan, termasuk dalam bidang perkembangan bahasa. Perhatian yang tepat terhadap perkembangan bahasa anak memerlukan pemantauan aktif terhadap kemajuan anak dari waktu ke waktu.

Orang tua hendaknya mengamati cara anak berinteraksi dengan lingkungan, cara anak merespons rangsangan bahasa, dan bagaimana kemampuan bahasanya berkembang. Dukungan yang tepat dari orang tua juga merupakan faktor penting dalam mendorong perkembangan bahasa pada anak.

Bayi dan anak-anak memerlukan lingkungan yang kaya bahasa di mana mereka dihadapkan pada berbagai kata, frasa, dan interaksi verbal. Orang tua dapat memberikan stimulasi ini dengan membacakan buku anak, menyanyikan lagu, berbicara dengan anak secara rutin, dan memberikan respon positif.

Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)

Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang. 

Pola Komunikasi Dalam Keluarga

Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.

Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga

Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.

Posisi Urutan Kelahiran

Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.

Kewibahasaan (Pemakaian dua bahasa)

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.

Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia. Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: factor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.

Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal.

 Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komprehensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dan terminology konkret dalam mengomunikasikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun