Mohon tunggu...
sampan19
sampan19 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa insan binjai

saya mahasiswa yang baru belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kasus Pendekatan dalam Ekonomi Industri

15 November 2024   04:02 Diperbarui: 15 November 2024   08:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DITULIS OLEH KELOMPOK 1

- MUHAMMAD NAFAN HAIKAL

- MUHAMMAD IQBAL

- ZEAL AKBAR

PENDEKATAN DALAM EKONOMI INDUSTRI (Studi Kasus pada kasus merger antara T-Mobile dan Sprint di Amerika Serikat)

studi kasus yang melibatkan pendekatan SCP, Chicago, dan Ekonomi Industri Baru dalam konteks industri telekomunikasi, dengan fokus pada kasus merger antara T-Mobile dan Sprint di Amerika Serikat.

1. Pendekatan SCP (Structure-Conduct-Performance)
Kasus: Merger T-Mobile dan Sprint
Pada 2019, T-Mobile dan Sprint, dua perusahaan telekomunikasi besar di AS, mengumumkan rencana merger mereka. Kedua perusahaan ini merupakan pesaing utama di pasar seluler AS, yang sudah didominasi oleh Verizon dan AT&T.

Analisis dengan Pendekatan SCP:

Struktur Pasar (Structure): Sebelum merger, pasar telekomunikasi AS terdiri dari empat pemain utama: Verizon, AT&T, T-Mobile, dan Sprint. T-Mobile dan Sprint merupakan pesaing utama yang lebih kecil dibandingkan Verizon dan AT&T. Struktur pasar ini cukup terkonsolidasi, dengan dominasi pemain besar.
Perilaku Perusahaan (Conduct): T-Mobile dan Sprint terlibat dalam persaingan harga dan pengembangan teknologi (seperti 5G). Mereka juga sering menggunakan strategi diskon dan promosi untuk menarik pelanggan. Dalam konteks merger, kedua perusahaan berargumen bahwa penggabungan mereka akan menghasilkan efisiensi yang lebih besar, khususnya dalam pengembangan jaringan 5G.
Kinerja Pasar (Performance): Secara keseluruhan, merger ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi pasar, yang diukur dari penurunan biaya operasional dan peningkatan layanan, seperti layanan 5G yang lebih luas dan lebih cepat. Namun, kekhawatiran muncul bahwa konsolidasi ini bisa mengurangi persaingan dan meningkatkan harga untuk konsumen.
Kesimpulan SCP: Dalam perspektif SCP, merger ini bisa mengurangi jumlah pemain di pasar dan mengarah pada penurunan tingkat persaingan. Namun, jika efisiensi biaya dan inovasi (misalnya dalam pembangunan 5G) tercapai, hal ini bisa menguntungkan konsumen dalam jangka panjang. Regulasi antimonopoli akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa persaingan tidak terganggu.

2. Pendekatan Chicago
Kasus: Merger T-Mobile dan Sprint
Pendekatan Chicago terhadap masalah persaingan lebih berfokus pada efisiensi pasar dan memberikan lebih banyak kebebasan bagi perusahaan untuk berinovasi, tanpa terlalu khawatir tentang konsolidasi perusahaan yang berlebihan. Pendekatan ini menganggap bahwa konsolidasi yang terjadi, jika membawa efisiensi dan inovasi yang lebih besar, bisa lebih menguntungkan konsumen.

Analisis dengan Pendekatan Chicago:

Efisiensi dan Inovasi: T-Mobile dan Sprint berargumen bahwa merger ini akan memungkinkan mereka untuk lebih kompetitif dalam pengembangan jaringan 5G, yang akan menghasilkan layanan yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau untuk konsumen. Dengan berfokus pada inovasi teknologi, merger ini diharapkan akan membawa manfaat jangka panjang bagi pelanggan.
Persaingan di Pasar: Dari perspektif Chicago, meskipun merger ini mengurangi jumlah pemain di pasar, hal tersebut tidak akan mengurangi efisiensi atau menghambat persaingan secara signifikan. Sebaliknya, merger ini akan mempercepat adopsi teknologi baru (seperti 5G) yang akan membawa manfaat bagi konsumen.
Kesimpulan Chicago: Pendekatan ini cenderung mendukung merger ini karena menganggap bahwa pengurangan jumlah pemain di pasar dapat meningkatkan efisiensi dan membawa manfaat teknologi yang lebih besar bagi konsumen. Regulasi harus lebih fokus pada memastikan inovasi dan efisiensi, daripada hanya mengkhawatirkan dampak terhadap persaingan.

3. Pendekatan Ekonomi Industri Baru
Kasus: Merger T-Mobile dan Sprint
Pendekatan Ekonomi Industri Baru lebih menekankan pada pengaruh informasi yang tidak sempurna, biaya transaksi, dan insentif untuk inovasi dalam pasar yang sangat dinamis seperti industri telekomunikasi.

Analisis dengan Pendekatan Ekonomi Industri Baru:

Informasi yang Tidak Sempurna: Salah satu isu utama dalam pasar telekomunikasi adalah ketidakpastian terkait adopsi teknologi baru, terutama dengan pengembangan jaringan 5G. Penggabungan T-Mobile dan Sprint memungkinkan kedua perusahaan untuk berbagi informasi dan sumber daya dalam pengembangan teknologi ini, yang mengurangi risiko dan ketidakpastian terkait dengan investasi besar di infrastruktur 5G.
Biaya Transaksi dan Efisiensi: Dalam pasar telekomunikasi, biaya transaksi (seperti biaya pemasaran dan distribusi) sangat tinggi. Dengan merger, T-Mobile dan Sprint dapat mengurangi duplikasi dalam operasi mereka, meningkatkan efisiensi, dan menurunkan biaya transaksi. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan harga yang lebih kompetitif kepada konsumen.
Inovasi: Ekonomi Industri Baru juga menekankan pada pentingnya insentif untuk inovasi. Merger ini memungkinkan penggabungan sumber daya yang lebih besar untuk riset dan pengembangan (R&D), yang diharapkan dapat mempercepat peluncuran teknologi 5G dan inovasi lainnya dalam layanan telekomunikasi.
Kesimpulan Ekonomi Industri Baru: Pendekatan ini mendukung merger karena menganggap bahwa penggabungan ini akan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan insentif untuk inovasi, yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen dengan layanan yang lebih baik dan harga yang lebih kompetitif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun