Mohon tunggu...
Hilman Fadil
Hilman Fadil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Yang menempuh program studi Ilmukomunikasi , Senang Berorganisasi dan Berkegiatan serta suka Mencoba hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Ambisius Acak-acakan

25 Oktober 2023   04:51 Diperbarui: 25 Oktober 2023   05:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara alarm berdering begitu nyaring mengusik tidur nyenyak Firzha. Dia enggan membuka mata namun akhirnya terpaksa ia buka.

"Anj*ng" Firzha terkejut melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 9 pagi , Tanpa mandi dan sarapan ia langsung bergegas bersiap menuju kampus untuk menghadiri kelas yang pada hari itu kebetulan juga dimulai jam 9 pagi. Namun saat sampai didepan kelas Firzha menyadari bahwa kelas perkuliahan saat itu sudah dimulai dengan perasaan takut dan ragu ragu Firzha memberanikan diri untuk memasuki kelas tersebut

"Permisi pak.. " Belum sempat menyelesaikan percakapannya Firzha langsung mendapatkan penolakan dari dosen yang saat itu mengajar.

Bukannya sedih justru hal ini menjadi momentum bagi Firzha untuk dapat menyalurkan hobby nya di Studio musik. Reza yang emang teman siap sedia Firzha ikut menemaninya menghabiskan waktu bersama ditempat tersebut.

Jam yang sudah menunjukan pukul 2 siang mengingatkan Firzha bahwasannya ia memiliki agenda meeting bersama rekan bisnisnya.

"Ntar kita main lagi ya za sorry nih gua lupa ada meeting hari ini"

"Iya zha aman, ntar kita atur agenda lagi"

Seusai berpamitan dengan reza , Firzha langsung berangkat menuju tempat yang sudah ditentukan jauh jauh hari, Namun benar bahwa banyak hal hal didunia ini yang bisa terjadi tanpa harus persetujuan kita , Ibarat pepatah kita punya kemauan tapi semesta punya keadaan.

Lagi lagi firzha telat dan janji yang sudah di agendakan jauh jauh hari harus terpaksa dibatalkan. Bisnis serta ide yang selama ini sudah dibangun hancur seketika , kepercayaan klien yang ia coba rawat selama ini hilang begitu saja akibat kelalaiannya sendiri tapi apa boleh buat nasi sudah jadi bubur menyesalpun tidak merubah apa apa

Dari kejadian hari ini Firzha sadar akan hal hal yang seharusnya ia jadikan prioritas justru secara tidak langsung ia jadikan second option. Dengan lapang dada Firzha harus menerima kesulitan yang ia dapat akibat ulahnya sendiri.

Diperjalanan pulang menuju rumah Firzha terus merenungkan apa yang hari ini ia lalui

"Coba aja hari ini gua bangun lebih pagi"

"Coba aja hari ini gua masuk kekelas"

"Coba aja hari ini gua ga main musik"

"Coba aja gua ga telat rapat bareng klien"

Hal hal yang menganggu pikirannya dijalanan coba ia tangkis dengan kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi karena ada alasan alasan tertentu walaupun sebenarnya belum cukup untuk menjadi alasan dari apa yang sudah terjadi hari ini

Setelah sampai dirumah ia langsung merebahkan badan dikasur yang emang menjadi tempat paling nyaman saat ia lelah dengan segala permasalahan yang ada. Berbagai evaluasi hari ini berenang dikepalanya dan menjadi penyadar bahwasannya sudah waktunya untuk ia belajar memprioritaskan hal hal yang emang harus ia prioritaskan.

Dengan niat dan tekad yang kuat akhirnya Firzha sadar bahwasanya mulai hari esok ia harus menjadi pribadi yang lebih disiplin dalam menjalankan apapun kewajiban dan tanggung jawab yang ia punya dan sadar sudah bukan waktunya lagi untuk hanya mencari kesenangan dan menghabiskan waktunya untuk sekedar menyalurkan hobby saja.

Dilanjut dengan bersih bersih badan dan mengganti pakaian untuk tidur Firzha akhirnya mampu berdamai dengan keaadan keaadan yang mau ga mau harus ia jalanin dengan penuh rasa kesadaran akan tanggung jawab yang ia miliki saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun