Operasi dwikora atau Dwi komando Rakyat adalah operasi yang di lakukan sebagai respon atas rencana pembentukan federasi malaysia. Pada tahun 1960-an, federasi malaya ingin menggabungkan wilayah singapura, Brunei, sarawak, malaya, dan sabah kedalam satu wilayah federasi, yang didukung inggris.
LATAR BELAKANG
Pada tahun 1961, inggris yang masih memiliki koloni di wilayah kalimantan berusaha untuk menggabungkan jajahannya dengan membentuk federasi malaysia. Hal ini mendapat tantangan keras dari presiden soekarno, karena menganggap federasi malaysia sebagai boneka inggris yang ingin menambah kontrolnya di asia tenggara. Indonesia juga menganggap keinginan ini telah melanggar perjanjian manila.
Permasalahan ini kemudian menimbulkan sengketa antara indonesia dan filipna dengan federasi malaysia, hal itu membuat antar negara semangkin bersitegang, dan indonesia sendiri memutus hubungan diplomatik dengan malaysia. Buntut kejadian itu terjadi demonstrasi anti indonesia di kuala lumpur karna presiden soekarno yang ingin melancarkan konfrontasi terhadap malaysia, buntut dari kejadian itu di indonesia sendiri tercetuslah kata “GANYANG MALAYSIA”
KONFRONTASI MALAYSIA
Pada bulan april 1963, penyusupan mata mata dan serangan terjadi di borneo. Pasukan penyusup yang dikirim oleh indonesia ini dipersiapkan untuk melancarkan operasi pertama yang terjadi di sarawak, dengan menyerang dan merebut kantor polisi di Tebedu sarawak. Presiden soekarno menekankan bahwa Operasi Dwikora bukan untuk melawan rakyat malaysia, melainkan untuk melawan neokolonialisme Inggris di asia tenggara.
Pada tahun 1964 pasukan tidak resmi indonesia mulai melakukan serangan di wilayah semenanjung malaya. Pemerintah RI juga membentuk komando siaga yang bertugas untuk mengoordinasikan kagiatan Dwikora. Di dalam konfrontasi ini indonesia banyak mengirim penyusup guna melancarkan serangan didalam kawasan federasi malaysia, ada beberapa operasi yang berhasil di gagalkan dan pasukan indonesia yang tertangkap setelah di kirim untuk menjadi penyusup dan berakhir di eksekusi.
AKHIR KONFRONTASI
Menjelang akhir 1965, terjadi Gerakan 30 september atau G30S, yang membuat kekacauan di Indonesia. Selain itu kekuasaan presiden soekarno sementara di ambil alih oleh jendral soeharto, dan menandakan berakhirnya era soekarno. Hal ini membuat konfrontasi dengan malaysia mereda. Setelah itu pada tahun 1966, kerajaan malaysia dan pemerintah indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan menormalisasi hubungan antar kedua negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H