Kondisi politik dapat mencerminkan pada konten kurikulum. Pemerintahan yang berubah mungkin memiliki pandangan politik yang berbeda, yang tercermin dalam cara sejarah atau aspek politik tertentu diajarkan di sekolah. Pemilihan konten kurikulum dapat mencerminkan nilai-nilai dan pandangan politik penguasa.
4. Stabilitas Institusi Pendidikan:
Ketidakstabilan politik dapat berdampak negatif pada stabilitas institusi pendidikan. Perubahan rezim atau konflik politik dapat menciptakan ketidakpastian, mengakibatkan gangguan pada manajemen institusi pendidikan, pengembangan kurikulum, dan program akademik.
5. Partisipasi dan Kritisisme Mahasiswa:
Kondisi politik dapat memengaruhi tingkat partisipasi mahasiswa dalam aktivitas politik dan kritisisme terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa seringkali menjadi agen perubahan dalam tuntutan akan reformasi pendidikan atau perubahan sosial yang dipicu oleh situasi politik.
6. Kepemimpinan Pendidikan:
Pengangkatan pemimpin dalam bidang pendidikan sering kali dipengaruhi oleh faktor politik. Pemilihan kepala sekolah, rektor, atau pejabat pendidikan tinggi dapat mencerminkan dinamika politik yang terjadi.
7. Hak Asasi Pendidikan:
Stabilitas politik juga berkaitan dengan pemenuhan hak asasi pendidikan. Situasi politik yang tidak stabil dapat menghambat akses dan keberlanjutan pendidikan bagi sebagian masyarakat, terutama dalam situasi konflik atau ketidakamanan.
8. Pendidikan untuk Kebhinekaan:
Politik identitas dan isu-isu kebhinekaan dapat menciptakan tantangan dan peluang dalam menciptakan pendidikan yang inklusif. Pendidikan harus mampu merespons dinamika politik yang mempengaruhi keragaman sosial, budaya, dan agama dalam masyarakat.