Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memahami Trading Halt, AR dan Calculated Risk Transaksi Saham di Bursa Efek

8 April 2020   23:30 Diperbarui: 8 April 2020   23:31 3502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kemudahan untuk bertransaksi saham di BEI mengalami evolusi yang luar biasa cepat. Bursa Efek tidak lagi seram dan menakutkan bagi masyarakat investor dibandingkan sebelum tahun 2005 yang lalu. Sebab saat ini regulasi yang dibuat oleh Manajemen BEI sangat inovatif.

Tagline "Yuk Nabung Saham" sejak lima tahun silam telah mendorong meningkatnya jumlah investor di BEI sehingga bisa menembus angka jutaan saat ini. Walaupun dari sisi kapitalisasi perdagangan masih belum terlalu besar.

Hal ini terjadi karena kemudahan, murah, gampang, sederhana untuk menjadi investor bahkan dengan dana yang sedikit sekali bisa melakukan transaksi. Cukup dengan uang Rp. 100.000,- seseorang bisa menjadi membuka rekening di perusahaan sekuritas dan bisa melakukan transaksi saham, jual atau beli, secara online setiap saat.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadi alasan kemudahan dan kesederhanaan dan efisien bagi setiap masyarakat melakukan transaksi saham di BEI.

Mengelola risiko yang dihadapi dalam transaksi saham dapat dikendalikan dengan memahami berbagai instrumen kebijakan yang tersedia, seperti strategi AR, Cutt Lose, trading halt, bahkan trading suspend memberikan keamanan dan kenyamanan bagi investor. Bahkan kemungkinan terjadinya penyimpangan oleh pelaku bursa efek, juga ada penjaminan simpanan investor yang tersedia untuk semua kejadian yang tidak diinginkan.

Pada akhirnya, keputusan akhir selalu ada ditangan si Investor. Apakah bertahan untuk jangka panjang atau untuk jangka pendek saja. Ini menjadi refleksi perilaku dalam memanfaatkan peluang yang ada. Ada banyak yang investasi di saham sekedar mencari untung saja, bahkan "untung seketika", alias mencari "cuan dan cuan" setiap hari dan sepanjang minggu. Bagi mereka jangka panjang tidak penting, tetapi sejauh memberikan cuan langsung hit kemudian run, hit and running. Begitu seterusnya.

Tentu saja cara ini tidak mudah, karena pasti sangat melelahkan untuk terus mengikuti harga saham dan volume transaksi setiap saat. Ketika ada peluang cuan langsung take action. Ibarat sedang mancing, mata harus fokus pada mata panjang untuk tidak terlambat menarik pancing saat ikan memakan umpan.

Pilihan yang mungkin lebih bijaksana adalah beli saham untuk investasi jangka panjang. Beli, dan beli untuk terus di koleksi menjadi portofolio saham yang lengkap. Ibarat menabung saham, dari waktu ke waktu terus dibeli dan menjadi banyak. Akan memperoleh deviden di akhir tahun buku sesuai portofolio sahamnya, dan sangat mungkin akan mendapatkan capital gain kalau hendak menjual setelah lama disimpan.

Menjadi investor jangka panjang akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemajuan BEI yang semakin kuat, dan juga bagi kokohnya perekonomian Indonesia sendiri, terutama ketika menjadi tuan bagi pasar modal Indonesia dan bukan orang asing!

Yupiter Gulo, 8 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun