Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Gini Doang Nih Grup Neraka?

9 Desember 2020   10:11 Diperbarui: 9 Desember 2020   11:32 1885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester United tersingkir dari Liga Champions (Foto RexPictures via The Sun)

Akhir Juli lalu, di saat semua fans MU harap-harap cemas menunggu hasil laga antara tim kesayangan mereka melawan Leicester City, sebuah laga yang tidak hanya menjadi pertandingan terakhir Liga Inggris di musim itu, namun juga menjadi laga penentuan siapa saja yang berhak lolos untuk bermain di kompetisi tertinggi seluruh klub Benua Biru.

Sampai datanglah gol dari Jesse Lingard yang semakin mengunci kemenangan untuk lolos ke Champions League, sekaligus mengakhiri musim dengan finish di klasemen 3. Sebuah pencapaian yang membuat haru seluruh publik United Army.

Siapa sih yang menyangka mereka akan mengakhiri musim di peringkat tiga, setelah hampir separuh perjalanan hanya dihabiskan dengan bertarung untuk menghindari zona degradasi? Tidak ada. Tempo itu berpikirnya untuk bisa bermain di Europa League saja sudah seperti keajaiban.

Belum usai rasa bahagia bisa kembali menginjakkan kaki di UCL, anak-anak asuh Ole harus kembali menerima kenyataan jika mereka ditempatkan dalam grup yang sangat sulit. Grup Neraka, begitulah julukan yang disematkan oleh para penggemar sepak bola, menunjukkan keprihatinan sekaligus kebahagiaan mereka karena situasi yang MU alami.

Drawing UCL menempatkan MU bersama RB Leipzig yang merupakan semifinalis UCL musim lalu, Paris Saint-Germain yang sebelumnya berhadapan dengan Bayern Munchen di final, dan ada raksasa Turki, Istanbul Basaksehir. Sangat sulit diprediksi siapa di antara mereka yang nantinya akan melaju ke 16 besar.

Namun, keraguan itu perlahan sirna kala MU berhasil mengalahkan PSG di awal fase grup. Lagi-lagi dengan gol penyelamat dari Marcus Rashford. Mulailah rasa optimis untuk bisa lolos dari grup neraka muncul. Jika lawan PSG saja bisa, masa mau kalah sama Leipzig dan Basaksehir? Begitulah pemikiran mereka saat itu.

Laga kedua ketika harus menjamu RB Leipzig di Old Trafford juga berakhir memuaskan. Lima gol tanpa balas. Dibumbui hat-trick dari anak didikan akademi sendiri, pastilah itu sebuah kebanggaan bagi MU.

Hingga mereka melakukan blunder dengan koar-koar menyombongkan diri di Twitter. "Gini doang nih klub neraka?" Jargon yang di masa mendatang menjadi bumerang untuk mereka sendiri.

Karma orang sombong itu akhirnya datang juga. Dalam lawatan ke Istanbul di laga ketiga Liga Champions, Manchester United harus mengakui keunggulan Basaksehir atas perlawanan mereka.

Sebuah laga yang harusnya bisa MU manfaatkan untuk lolos lebih dahulu ke 16 besar. Paling tidak dengan satu poin deh, biar nggak rugi-rugi amat bayar ongkos pesawat ke Turki. Tapi mungkin mereka memilih jalan yang sulit untuk menambah keseruan di grup neraka ini. Sebuah keputusan yang menjadi penyesalan di kemudian hari.

Gantian sekarang giliran United yang menyambut Basaksehir di Kota Manchester. Cukup memuaskan, Ole kembali memberi harapan kepada seluruh fans MU untuk tetap setia mendukung mereka.

Sebuah kesetiaan yang akhirnya berubah menjadi hujatan di dua laga selanjutnya. Kembali menerima tamu di kandang sendiri, yaitu PSG seharusnya menjadi keuntungan bagi mereka untuk mencuri poin dan memastikan kursi di fase knock-out.

Tapi blunder lagi-lagi terjadi kala PSG mengakhiri laga dengan skor meyakinkan di Old Trafford. Jadilah ketiga tim memiliki poin dan peluang yang sama untuk menyabet tiket 16 besar. Ketiganya berhasil mengumpulkan 9 poin dan mengharuskan untuk bermain serius di laga terakhir.

Sumber: Instagram @dierotenbullen
Sumber: Instagram @dierotenbullen

Laga terakhir fase grup Liga Champions kembali membuat fans MU merasa ketar-ketir. Sudah lah mereka sombong di awal, ditambah harus away ke Jerman. Di mana United memilih catatan buruk saat berlaga menghadapi klub Bundesliga, apalagi di laga penentuan dan tandang.

Firasat itu akhirnya terjadi. Pagi buta waktu Indonesia bagian barat, seluruh fans MU di dunia menerima karma dari kesombongan meremehkan dengan kalimat, "Gini doang nih klub neraka?"

Tertinggal tiga gol lebih dulu dari sang tuan rumah, memupuskan harapan mereka merengkuh si kuping besar. Gol pembuka langsung disarangkan oleh Angelino saat laga baru berjalan dua menit. Ngegas sekali memang mereka itu.

Sepuluh menit berlalu, Angelino kembali menggandakan keunggulan lewat assistnya yang diterima oleh Amadou Haidara, untuk kemudian berhasil menjadi gol. Willi Orban sebenarnya sudah berhasil membunuh MU terlebih dahulu lewat gol ketiga dari timnya, namun gol itu dianulir karena VAR menilai ada pelanggaran offside.

Skor bertahan 2-0 sampai turun minum. Babak kedua Ole melakukan perubahan strategi dengan menarik keluar Alex Telles, untuk digantikan dengan Dony van de Beek. Masuknya VDB dinilai supaya mampu menambah daya serang United untuk membalas dua gol Leipzig.

Bukannya mencetak gol, malah Justin Kluivert yang notabene sahabat VDB sendiri, berhasil menambah keunggulan bagi Leipzig. Yang sebelumnya gue kira ini bocah masih di Roma, njirr. Semakin putus asa sudah fans MU melihat klub mereka menjadi bulan-bulanan klub instan asal Jerman itu.

Tertinggal tiga gol, MU mulai menyerang habis-habisan, sekaligus nyari voucher pastinya. Hingga usaha itu berbuah hasil di penghujung menit ke-70. Mason Greenwood yang menjadi korban, dia dijatuhkan oleh Ibrahim Konate di kotak pinalti.

Asik, gosok voucher gengs. Seperti biasa, abang ganteng kesayangan kita, Bruno Fernandes yang maju mengeksekusi. Gol! Tambahan satu gol untuk United kembali memacu semangat untuk membalikkan keadaan.

Sepuluh menit terakhir MU belum menyerah dengan masih menggempur serangan. Harapan itu kembali terbit ketika Paul Pogba berhasil menanduk bola dari tendangan sudut Bruno Fernandes. Gol kedua akhirnya tercipta.

Sudah kembali melek itu fans MU, semangat lagi mereka buat mengawal. Kambek ini pasti kambek. Begitulah kira-kira. United hanya butuh satu gol lagi untuk menyegel tiket 16 besar.

Berbagai serangan kembali dilancarkan untuk mencari gol terakhir penentu kelolosan. Sebuah gol yang sayangnya tak kunjung tiba sampai wasit meniup peluit panjang.

Tuntas sudah laga fase grup ini, dengan Leipzig yang otomatis melaju ke babak 16 besar dan MU kembali ke habitatnya di Europa League bersama dua klub kesayangan rakyat London Utara.

Ledekan meremehkan grup yang katanya neraka berimbas kepedihan pada mereka sendiri. Dari sini semoga bisa menjadi pelajaran, untuk pentingnya koar-koar saat sudah pasti lolos, bukan dua laga menang malah sombong duluan. Mamam tuh grup neraka.

Untuk fans MU, janganlah sedih dulu kalian tidak lolos ke langkah selanjutnya. Masih mending masih bisa memperjuangkan di Europa League, kompetisi yang saat ini paling realistis untuk dimenangkan kalian. Iye, mumpung nggak bakal ketemu Sevilla.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun