Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Android TV, Apple TV, dan Senjakala Siaran Televisi Konvensional

24 Agustus 2020   14:16 Diperbarui: 25 Agustus 2020   21:30 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tv digital. (sumber: ZDNet.com via kompas.com)

Para Apple fan bisa menggunakan Apple TV. Sebenarnya Apple TV dirilis pada 2007 namun baru resmi dijual di Indonesia pada 2019.

Sesuai namanya Apple TV adalah perangkat digital media receiver keluaran Apple Inc (seperti Android TV Box) untuk menjalankan data digital termasuk menghubungkan televisi ke internet.

Jika Android TV terhubung ke Play Store, maka Apple TV terhubung ke iTunes dan terintegrasi dengan iPhone, iPad, Mac, dan semua gawai buatan Apple yang sudah terinstall aplikasi Apple TV. 

Tapi tidak semua televisi dapat menjalankan fitur Apple TV terutama TV tabung dan TV yang sudah rusak. Televisi Anda harus keluaran tahun 2018 keatas dan berkemampuan Airplay 2 untuk dapat menginstall aplikasi Apple TV dan menghubungkannya ke perangkat Apple TV.

Pada November 2019, Apple TV meluncurkan layanan streaming video on-demand bernama Apple TV+ (Apple TV Plus) yang selain menyediakan film dan serial juga memproduksi tayangannya sendiri, seperti Netflix.

Harga Apple TV 4K 64GB garansi resmi bervariasi antara 2,8jt sampai 3,5jt rupiah. Ini bukan iklan, hanya melengkapi informasi. Siapalah saya menulis artikel pakai dibayar segala.

Dahulu suratkabar diramalkan oleh Bill Gates akan mati pada tahun 2000 karena kehadiran internet. Prediksinya tidak tepat namun juga tidak keliru. 

Di awal 2000-an banyak suratkabar memang sudah kembang-kempis, memasuki 2010 banyak yang mati, dan di 2020 hanya suratkabar grup besar yang masih bertahan (Kompas dan Jawa Pos), grup lainnya sudah fokus ke berita online dan digital, meninggalkan versi cetak.

Stasiun televisi masih punya harapan. Meski diujung senjakala, masyarakat Indonesia masih banyak yang memerlukan TV untuk hiburan melepas penat. Apalagi jika stasiun TV masih menayangkan siaran langsung sepakbola liga dunia dan kontes dangdut, bolehlah bernafas agak lega karena pengiklan masih sudi membeli slot. 

Mungkin seperti suratkabar, kelak hanya televisi yang dimiliki konglomerasi saja yang bertahan, atau televisi lokal yang biasanya bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Kita lihat apa yang terjadi selanjutnya di dunia pertelevisian lima tahun mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun