Mohon tunggu...
Woro seto
Woro seto Mohon Tunggu... Jurnalis - menulis apa saja yang disuka

Konten kreator, Pengusaha kecil, suka nulis hal receh dan pengamat sosmed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyuarakan Kebutuhan Anak Muda saat Pemilu demi Indonesia Lebih Baik

22 April 2019   12:56 Diperbarui: 30 Mei 2023   08:27 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang banyak program pemerintah yang bisa diapresiasi, tapi ada pula program pemerintah yang bisa dikritisi. Namun, soal kritik, PSI malah sering melontarkan kritik ke parpol lain, bukan ke pemerintah. Padahal kan rakyat itu mengkritik agar bisa merubah kebijakan pemerintah.

Kesebelas, PSI tidak menyentuh anak muda desa. Anak muda desa dan kampung seperti saya ini, kayak nggak dikasih program tawaran apapun, padahal kan saya juga ingin dperhatikan PSI. sapa tahu ada program yang ciamik.

Keduabelas, PSI tidak menunjukkan partai kurang demokratis. mengapa? Beberapa waktu lalu PSI secara terang-terangan mengharamkan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di semua level pemilihan kepala daerah. Duuh, ibarat belum taaruf tapi sudah ditolak. Saya pribadi menyayangkan sikap PSI ini. Mengapa? sebagai partai anak muda ya seharusnya bisa merangkul semua lapisan sih. kan anti diskriminasi katanya. lho, kok PSI blunder lagi? ya sudahlah, udah udah.

Ketigabelas, program PSI kurang menjual. Meski partai anak muda, PSI ini juga digandrungi pemilih senior, alias pemilih usia tua. Namun, lagi-lagi program PSI kurang menjual. Namanya partai itu ibarat bakulan. Meski tak cocok dan ogah dengan PKS, sepertinya PSI juga belajar dari PKS. Misalnya, PKS memiliki program menghapuskan pajak motor. Nah itu gebrakan yang yahut. Menyasar semua masyarakat. Meski saya nggak cocok dengan progam PKS itu.

Kalau pajak motor dihapuskan, orang-orang bakal beli motor dan jalan makin macet. padahal kita sedang gembar-gembor ke masyarakat untuk pakai transportasi umum. eeeeh, saya balik lagi ke PSI. Nah, program-program yang menyasar semua lapisan masyarakat menjadi PR besar PSI di 2024. Semoga masih terus eksis ya. Jangan bubar dulu.

Keempatbelas, PSI harus berani menunjukkan kritik apabila nanti Jokowi-Ma'ruf Amin dinyatakan resmi menjadi persiden terpilih oleh KPU melalui perhitungan manual. PSI jangan terlihat sebagai jubir istana atau jubir pemerintah. Memang kita harus mendukung program-program baik dari pemerintah, tapi juga harus berani mengkritik. Anak muda harus terus mengawal pemerintah dan demokrasi di tanah air ini. ayolah beri kritik, jangan sering menyerang orang yang melempar kritik.

Kelimabelas, tawaran PSI yang ingin mencantumkan profesi youtubers, vloger dan gamers di KTP memang oke banget. tapi itu nggak subtantif. Kalau PSI akan mendesak pemerintah untuk membuka lapangan kerja di berbagai daerah untuk pemerataan, dijamin lebih subtansial dan menjawab kebutuhan anak muda untuk berpenghasilan.

Keenambelas, sebagai partai yang berdedikasi untuk memberantas korupsi, caleg DPRD PSI yang mendapatkan kursi di DKI Jakarta harus mampu membuktikan itu. Saya juga ingin usul, PSI juga ikut menyuarakan agar kasus yang menimpa Novel Baswedan segera diselesaikan.

Ketujuh belas, tentu masih banyak kebaikan PSI meski ada beberapa kritik yang saya tulis di atas, mulai dari rekruitmen yang transparan, kader PSI yang berani muncul di panggung politik, kader PSI yang menginspirasi, mengurangi apatisme politik anak muda dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Harapan saya pribadi, PSI semakin memperjelas ideologi dan gerakannya. Mematangkan program yang menjawab kebutuhan anak muda dan mengubah cara berpolitiknya. Mari ciptakan politik yang bahagia tanpa harus menyindir dan menyerang lawannya. Sukses terus PSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun