Pengguna ojek juga bukan semata menggunakan moda tersebut dalam beraktivitas sehari-hari. Bisa jadi seseorang berangkat kerja dari rumahnya di daerah Bogor naik ojek online ke stasiun dan setelah itu naik KRL menuju Jakarta.Â
Helmnya tentu ditenteng terus bersama barang bawaan lainnya sambil berdesakan di KRL. Sesampainya di Jakarta masih harus naik transjakarta ke tempat kerjanya, helm pun masih ngikut naik bus tersebut.
Sampai kantor, si pekerja ini masih harus mencarikan tempat penyimpanan bagi helmnya. Tentu bukan di tempat parkir motor karena beresiko hilang jika naruh helm saja tanpa ada motornya. Nah, kemungkinan besarnya, di era new normal, meja-meja karyawan kantoran juga akan dihiasi helm-helm untuk naik ojek.
Maka jika aturan helm ini akan menjadi kewajiban seterusnya, bahkan setelah ditemukan vaksin virus corona, siap-siap saja membiasakan diri nenteng helm ke mana-mana.Â
Tentu di satu sisi juga menjadi peluang bagi pengusaha dan pedagang tas khusus helm. Supaya lebih simple dan tidak terlihat menyolok bawa-bawa helm ke mana-mana.
Mungkin juga usaha penitipan helm akan makin marak menyesuaikan kondisi new normal. Nitip helm plus jasa nyuci dan nyemprot dengan desinfektan. Menarik bukan?
Tapi di sisi lain saya tidak bisa membayangkan jika kelak mau datang kondangan menggunakan ojek online seperti yang selama ini sering saya lakukan. Ya semoga saja sih nantinya jika sudah marak kondangan lagi, sudah tak ada pula virus laknat itu.