Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eid Mubarak 91: Dinamika Pola Konsumsi Global Pasca Idul Fitri

27 April 2024   08:52 Diperbarui: 27 April 2024   08:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari perspektif ekonomi, fenomena perubahan pola konsumsi pasca-Idul Fitri dapat dipahami melalui konsep konsumsi dan identitas budaya. Teori konsumsi menunjukkan bahwa preferensi konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, dan psikologis, serta oleh konteks dan ritual tertentu seperti perayaan agama. Dalam konteks Idul Fitri, konsumsi tidak hanya merupakan tindakan ekonomi, tetapi juga merupakan ekspresi dari identitas dan nilai-nilai budaya.

Selain itu, teori identitas budaya menyoroti pentingnya konsumsi sebagai cara untuk memperkuat atau menegaskan identitas kelompok sosial tertentu. Pasca-Idul Fitri, konsumen cenderung mencari produk atau layanan yang memperkuat ikatan sosial dan identitas keagamaan mereka, seperti makanan khas atau pakaian tradisional. Hal ini mencerminkan bagaimana konsumsi dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi dari identitas budaya yang kompleks dan beragam.

Dinamika pola konsumsi global pasca Idul Fitri dapat dipahami melalui berbagai konsep teoritis, termasuk konsep konsumsi dan identitas budaya. Mari kita tinjau lebih lanjut:

1. Konsep Konsumsi: Konsep konsumsi mencakup studi tentang perilaku konsumen, motivasi, preferensi, dan keputusan pembelian. Dalam konteks pasca Idul Fitri, konsumsi menjadi sebuah fenomena yang kompleks, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tradisi, kepercayaan agama, dan nilai-nilai budaya.

Teori konsumsi menyoroti bahwa preferensi konsumen tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi, tetapi juga oleh faktor-faktor sosial, budaya, dan psikologis. Misalnya, tradisi memberikan hadiah atau memberikan uang kepada keluarga dan kerabat setelah Idul Fitri bukan hanya tentang aspek ekonomi, tetapi juga tentang ekspresi dari hubungan sosial dan nilai-nilai solidaritas.

Konsumsi pasca Idul Fitri juga dapat dipahami melalui konsep perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, seperti promosi penjualan dari peritel atau tren mode yang berubah setiap tahun. Masyarakat cenderung mencari produk-produk yang memberikan nilai tambah dalam konteks perayaan dan tradisi, seperti pakaian baru atau peralatan rumah tangga.

2. Identitas Budaya: Identitas budaya mengacu pada cara individu atau kelompok mengidentifikasi diri mereka sendiri dalam konteks budaya tertentu. Dalam konteks perayaan Idul Fitri, identitas budaya dapat tercermin dalam pola konsumsi masyarakat, termasuk preferensi makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya yang terkait dengan perayaan tersebut.

Teori identitas budaya menyoroti pentingnya konsumsi sebagai cara untuk memperkuat atau menegaskan identitas kelompok sosial tertentu. Pasca Idul Fitri, konsumen cenderung mencari produk atau layanan yang memperkuat ikatan sosial dan identitas keagamaan mereka, seperti makanan khas atau pakaian tradisional.

Selain itu, identitas budaya juga memainkan peran dalam membentuk preferensi konsumen dan pola konsumsi. Masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya yang kuat seringkali cenderung mempertahankan tradisi dalam pola konsumsinya, seperti membeli makanan khas Idul Fitri atau memilih pakaian tradisional sebagai bagian dari perayaan.

Keterkaitan Konsep: Konsep konsumsi dan identitas budaya saling terkait dan saling memengaruhi dalam konteks dinamika pola konsumsi global pasca Idul Fitri. Konsumsi tidak hanya menjadi tindakan ekonomi semata, tetapi juga merupakan ekspresi dari identitas dan nilai-nilai budaya.

Pola konsumsi pasca Idul Fitri mencerminkan bagaimana konsumsi dapat menjadi salah satu bentuk ekspresi dari identitas budaya yang kompleks dan beragam. Selain itu, identitas budaya masyarakat juga mempengaruhi preferensi konsumen dan keputusan pembelian dalam konteks perayaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun