Berwisata ke Tugu Monas

Selanjutnya menuju ke pintu masuk menuju lift yang akan mengantar ke puncak Tugu Monas. Karena kapasitasnya yang terbatas sementara jumlah wisatawan sangat banyak maka terjadi antrian panjang. Seperti disebut di awal, lebih dari tiga jam. Sambil menunggu, para wisawatan duduk-duduk lesehan sambil ngobrol, dan menikmati bekalnya masing-masing. 

Sampai tiba saatnya dipanggil nomor sesi dan tiket untuk mendapatkan kesempatan naik lift. Tidak otomatis langsung bisa naik, masih harus antri masuk ke dalam lift. Sekitar 7-8 orang yang bisa masuk sekali naik ke puncak. Ada seorang petugas operator yang berada dalam lift untuk mendampingi para pengunjung. 

Sesampainya di puncak, biasanya para wisawatan berfoto, selain bisa memandang langsung ke sekeliling bisa juga dengan empat teropong yang tersedia sambil menikmati angin sepoi-sepoi tepat dibawah patung atau simbol lidah api yang dilapisi emas. Konon itu maknanya melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia.

Nampak pemandangan pusat kota Jakarta dari ketinggian. Selesai kegiatan berfoto dan memandang sekeliling segera turun, lift mengantar sampai ke pelataran cawan Tugu Monas. Pengunjung selanjutnya turun dengan tangga, sebelum itu bisa berfoto untuk kenang-kenangan. 

Suasana monas sore hari tetap ramai, bahkan masih banyak yang berdatangan karena selama liburan lebaran Monas buka sampai pkl. 22.00WIB, malamnya ada acara special yaitu Air Mancur Pesona Monas dan Video Mapping Monas. Namun sayangnya sebelum magrib hujan turun, para pengunjung bergegas meninggalkan lokasi untuk mencari tempat berteduh di sekitar area parkir. 

Penulis beserta dengan rombongan segera meninggalkan lokasi untuk kembali ke rumah. Dari dalam KRL, penulis sempat melihat Monas yang sedang disorot sinar warna-warni, itu yang di maksud Video Mapping. Sekira pkl. 21.00 WIB., sampai dirumah dengan selamat. Alhamdulillah.