Mohon tunggu...
Suseno Pranoto
Suseno Pranoto Mohon Tunggu... Guru - guru yang ingin terus berguru

Senang baca-baca, traveling_picnic, mendaki gunung_camping, ngaji, ngopi-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berwisata ke Tugu Monas

19 April 2024   21:44 Diperbarui: 19 April 2024   22:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat hari setelah hari Lebaran 1445 Hijriah penulis berwisata ke Tugu Monas. Mumpung masih libur, kesempatan baik untuk rekreasi. Pada hari raya sudah bersilaturahmi ke orang tua, dan kerabat. Penulis memilih rekreasi yang murah tetapi bermakna, yaitu mengunjungi Monumen Nasional di Jakarta. Suasana liburan Lebaran masih terasa, di pagi hari terlihat ada banyak pengunjung di sekitar area Monas. Ada yang berjalan santai bersama dengan keluarga, atau mungkin temannya, ada yang bersepeda secara berkelompok, ada yang duduk-duduk di taman. 

Sebagai salah satu tempat wisata bersejarah yang merupakan simbol ibukota negara Indonesia, wajar saja apabila selalu ramai yang berkunjung. Monas memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Bagi yang pertama kali melihat dari jauh atau dekat mungkin akan penasaran, ingin tahu seperti apa dalamnya, disamping karena bangunannya yang unik dan satu-satunya di dunia, yaitu Tugu Monas yang berada di Jakarta, ibukota negara Indonesia.

Sebelumnya penulis sudah pernah berkunjung ke Tugu Monas, sekira tahun akhir tahun 2006 silam. Sudah cukup lama sehingga tidak ingat seperti apa isinya Monumen Nasional. Kali ini penulis berkunjung bersama anak-anak, istri, teman istri dan keponakannya. Sebenarnya sering lewat atau berkunjung atau melintas di area taman Monas untuk sekedar jalan-jalan santai menikmati pemandangan atau lainnya, hanya saja tidak masuk ke dalamnya.

Berangkat dari stasiun Cibinong pada pagi hari sekira  pkl. 07.00 WIB., dengan menumpang kendaraan bermotor roda dua, kemudian menumpang KRL turun di stasiun Juanda. Perjalanan lanjut dengan menumpang bus Transjakarta sampai di halte bus Balaikota Jakarta. Kemudian berjalan kaki masuk ke salah satu pintu masuk kawasan Tugu Monas, tempat parkir dan kuliner yang disebut Lenggang Jakarta. 

Setelah berjalan kaki sekira 400 meter kemudian berhenti untuk mengantri, menunggu angkutan khusus buat para pengunjung Monas. Para pengunjung dapat fasilitas angkutan pengantar gratis sampai ke depan lokasi pintu masuk utama ke dalam Monas. Harga tiket perorang dewasa 24K, untuk anak-anak 6K, sudah termasuk ke museum dan puncak monas, jika hanya di area museum tiket hanya 6K dewasa, dan untuk anak-anak 3K, tiket mahasiswa lebih murah dari orang dewasa. Pembayaran bisa langsung tunai dan non-tunai, namun terpantau pengunjung lebih banyak bayar tunai. 

Pada hari minggu, 14/4/24 itu penulis bersama sejumlah besar pengunjung rela untuk mengantri selama kurang lebih dari tiga jam untuk mendapat kesempatan ke puncak. Penulis yang telah sampai ke dalam Tugu Monas pada sekira pukul 09.00 WIB, harus menunggu sampai sekira pkl. 13.00 untuk bisa naik ke bagian puncaknya. 

Pengunjung Monas didominasi oleh wisawatan lokal, beberapa orang asing juga nampak terlihat berada di sekitar area dalam Monas. Sepertinya mereka juga berminat untuk ke puncak Monas, namun karena melihat antrian yang panjang terkesan enggan ikut mengantri, hanya berkeliling, dan berfoto di area museum, cawan dan sekitarnya.

Melalui pintu masuk bawah tanah kemudian naik lagi lalu turun lagi, penulis bersama dengan rombongan memasuki ruang museum yang berada pada lantai dasar. Isi ruangan tersebut terdiri dari diorama yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia sejak era perang Kemerdekaan hingga masa kini. 

Meskipun tidak secara keseluruhan ditampilkan pada diorama tersebut namun cukup dapat menunjukkan adanya kegigihan yang luar biasa pada perjuangan para pahlawan nasional dalam menghadapi upaya penjajahan Belanda, Inggris. dan Jepang pada zaman dahulu, serta upaya pembangunan di NKRI. 

Setelah selesai berkeliling menyaksikan diorama sejarah Indonesia selanjutnya naik ke lantai atas, lantai satu, dua. Ada juga ruang kemerdekaan yang pada waktu tertentu akan diperdengarkan rekaman audio, suara proklamasi oleh bapak proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun