Bangunan-bangunan di sekitar teluk terlihat seperti berdiri megah di bawah cahaya senja, menciptakan siluet yang memesona di balik langit jingga, menambah dimensi keindahan yang tak terlupakan.Â
Semuanya adalah saksi bisu dari kehidupan sehari-hari di sekitar teluk. Mereka seperti melukiskan kesan kedamaian dan kehidupan yang berjalan harmonis di sekitar teluk.
Sementara itu, di jalan raya di sisi teluk, hilir mudik kendaraan membawa suasana kehidupan kota ke dalam gambaran panorama alam yang damai. Suara gemuruh kendaraan tersebut terbaur dengan riuhnya suara ombak yang pelan, menciptakan harmoni yang unik antara ketenangan alam dengan riuh kehidupan metropolitan.
Selama menungu waktu berbuka tiba, para pengunjung biasanya mengisi waktu mereka dengan menikmati pemandangan Teluk Kendari pada sore hari yang memukau.Â
Dari atas kursi plastik keindahan tersebut tidak hanya terlihat, tetapi juga terasa, mengundang siapa pun yang menyaksikannya untuk terpesona dan luluh dengan perpaduan yang indah alam dengan kehidupan manusia.
Ada kapal yang mengangkut penumpang dari daerah lain hendak masuk ke Kota Kendari. Ada juga kapal barang yang hendak keluar meninggalkan Kendari. Tidak ketinggalan juga perahu-perahu kecil dan sampan milik warga lokal yang bolak-balik di sepanjang teluk.
Pemandangan seperti ini selalu dinikmati dengan senang hati oleh warga dari balik tembok pemisah. Mereka duduk berjejer di hadapan tembok tersebut sambil mengobrol dengan teman yang berada di sampingnya. Sesekali terdengar suara tawa berderai memecah keasyikan mereka.
Keindahan pemandangan Teluk Kendari dan keramahan warga yang sedang menunggu berbuka puasa sore itu merupakan kenangan terindah dari momen Ramadan yang Saya rasakan langsung di Kota Kendari.
Sebelum ke Kendari, Saya sudah mengumpulkan informasi tentang tempat-tempat yang wajib dikunjungi untuk berbuka puasa ketika berada di kota ini.Â