Setelah puluhan tahun tenggelam, seni tradisi Wayang Wong bangkit kembali di Tulungagung. Terasa sangat istimewa karena Wayang Wong bernama ISMOYO JATI ini sebagian banyak pemainnya adalah para guru PAUD/TK sewilayah kabupaten Tulungagung. Beberapa pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan [P&K] Tulungagung dan beberapa seniman yang tergabung di Dewan Kesenian Tulungagung [DKT] juga tampil sebagai pemain. Kolaborasi bagus itu rupanya menjadi magnet sebagian masarakat Tulungagung ikut antusias menyaksikan penampilan perdana Wayang Wong ISMOYO JATI di Taman Budaya Tulungagung yang mengusung lakon SRIKANDI MUSTOKOWENI, Senin malam kemarin, 21/9.
Pentas perdana Wayang Wong ISMOYO JATI yang diselenggarakan Dinas P&K Tulungagung itu dihadiri dan dibuka resmi oleh bupati Tulungagung Syahri Mulyo SE. Msi.
Hadir pula Ketua DPRD Tulungagung, ketua komisi A DPRD Tulungagung, para pimpinan SKPD lingkup Pemkab Tulungagung, para kepala sekolah, kepala UPT lingkup Dinas P&K Tulungagung, DKT, Seniman, Budayawan, dan para tamu undangan.
Bupati Tulungagung dalam sambutannya menyampaikan, gelar perdana Wayang Wong ISMOYO JATI yang diselenggarakan Dinas P&K Tulungagung bertepatan dengan peresmian Taman Budaya. “Sebelumnya, Taman Budaya berada dibawah kewenangan Dinas Pariwisata Tulungagung. Karena tupoksi Kebudayaan sekarang pindah ke Dinas P&K, maka kemudian UPT Taman Budaya berada dalam pengelolaan Dinas P&K Tulungagung,” ungkap Syahri Mulyo.
Syahri Mulyo menegaskan, Tulungagung adalah kabupaten yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan tradisi. Pembentukan UPT Taman Budaya di Tulungagung diharapkan dapat menjadi wadah dan wahana bagi para pelaku seni dan budaya di Tulungagung dalam berkesenian. “Jadikan Taman Budaya sebagai sentra berkumpulnya para pelaku seni untuk mengolah, mengapresiasi, serta mengembangkan mutu kesenian yang kita miliki,” tegas Syahri Mulyo.
Pada kesempatan itu, Bupati Tulungagung secara kusus menyorot perkembangan beberapa seni tradisi di Tulungagung yang hampir punah, seperti Kentrung, Ludruk, Jidor, Ketoprak, dan Wayang Orang. Semua seni tradisi tersebut diharapkan punya kesempatan sering tampil di Taman Budaya.
Suharno Mpd. MM kepala Dinas P&K Tulungagung dalam sambutannya menyampaikan, gelar perdana kesenian di Taman Budaya kabupaten Tulungagung sesuai dengan Perbup no 5 tahun 2015 dimana dalam Dinas P&K telah dibentuk UPTD Taman Budaya. Menurutnya, fungsi utama pembentukan UPTD Taman Budaya adalah untuk merealisasikan visi misi bupati yaitu terkait pelestarian dan pengembangan budaya lokal Tulungagung.
Suharno menyampaikan, Taman Budaya adalah sebagai tempat melakukan peningkatan pengembangan kesenian, penyelenggaraan kesenian, juga untuk melaksanakan pendokumentasian serta menginformasikan kegiatan seni budaya di Tulungagung.
Taman Budaya, menurut Suharno, merupakan rumah kedua bagi kreator seni budaya karena di tempat inilah mereka dapat melakukan proses kreatif untuk mengapresiasi karya karya seni bagi masarakat.
Selain itu, lanjut Suharno, Taman Budaya memiliki arti penting untuk dapat memfasilitasi mereka untuk mengenal mengerti, mencintai, dan menghargai seni budaya Tulungagung.
Suharno menyampaikan, sampai Desember 2015, jadwal di Taman Budaya sudah penuh oleh kegiatan dari UPTD Dinas P&K Tulungagung. “Pada tahun 2016 tentu akan kita jadwalkan kembali menampung aspirasi dari para pelaku seni, budaya, dan tradisi di Tulungagung. Taman Budaya juga dapat digunakan untuk sarasehan seni, seminar Budaya, dan lainnya,” ungkap Suharno.
Sementara itu, sebelum Wayang Wong ISMOYO JATI dengan sutradara Bambang AS dari DKT naik panggung, tampil grup Reyog Kendang Tulungagung yang sudah kena sentuhan kreativitas. Grup Reyog Kendang Tulungagung ini, pada minggu sebelumnya dipercaya mewakili Jawa Timur hadir dalam even nasional di Nusa Tenggara Timur. Suharno menceritakan, dalam acara yang juga dipantau langsung oleh ketua DPRD Tulungagung itu, penampilan grup Reyog kendang Tulungagung yang mewakili Jawa Timur mampu menghipnotis masarakat NTT.
Pada Senin malam kemarin, sebelum kena pukau Wayang Wong ISMOYO JATI, para penonton di Taman Budaya Tulungagung telah kena pukau grup Reyog Kendang Tulungagung yang seluruh pemainnya perempuan. Lengking iringan lagu yang dinyanyikan secara khas oleh Siswoyo, seniman Reyog Kendang Tulungagung dari desa Gendingan, semakin menghanyutkan suasana Senin malam itu.
Foto oleh Yudi Manto dan Siwi Sang