Mohon tunggu...
Shendy Adam
Shendy Adam Mohon Tunggu... Dosen - ASN Pemprov DKI Jakarta

seorang pelayan publik di ibu kota yang akan selalu Berpikir, Bersikap, Bersuara MERDEKA

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelatih Paling Klop untuk The Kop

2 Juli 2020   14:10 Diperbarui: 3 Juli 2020   09:01 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Rafael Benitez yang datang menggantikan Houllier pun tak bisa dipandang sebelah mata. Di musim perdananya, juru latih dari Spanyol ini sukses membawa The Reds merebut gelar Liga Champions. Mengulangi kejayaan di Eropa yang terakhir diraih 21 tahun sebelumnya.

Dua musim berselang, Liverpool kembali ke partai final kompetisi elite Benua Biru. Menghadapi lawan yang sama, AC Milan, Steven Gerrard dkk. harus puas jadi runner up. Benitez juga mempersembahkan masing-masing satu gelar Piala FA dan Piala Super Eropa.

Sayangnya, kesuksesan di ajang lain tidak berbanding lurus dengan di Premier League. Alih-alih membaik, justru semakin tertinggal. Sampai akhirnya di musim 2009/2010, Liverpool tercecer ke urutan tujuh klasemen akhir. Benitez pun harus mengucap adios dari Anfield.

Berikutnya, Roy Hodgson dan Dalglish yang mengisi kursi panas pada kurun 2010-2012 tak punya catatan yang oke. Posisi Liverpool tak jauh beranjak antara peringkat enam sampai delapan pada tiga musim itu.

Manajemen The Reds lantas berjudi dengan menunjuk Brendan Rodgers, pelatih yang kala itu baru berusia 39 tahun. Reputasinya pun tak terbilang istimewa. Karier profesionalnya baru berjalan empat musim di tiga klub semenjana, Watford, Reading dan Swansea City.

Musim perdana di Anfield dilalui Rodgers dengan biasa-biasa saja. Baru di 2013/2014 ia sempat menghidupkan asa Kopites. Sayangnya The Reds harus puas duduk di peringkat dua klasemen akhir Premier League. Semusim berselang, Liverpool kembali melorot ke urutan enam. Petualangan Rodgers pun berakhir di sini.

Era Klopp

Baru kemudian Klopp datang. Curriculum Vitae pelatih dari Jerman ini terbilang lumayan. Sebelumnya ia membawa Borussia Dortmund dua kali juara Bundesliga. Meski begitu ia bukan tipe pelatih yang suka sesumbar.

Di konferensi pers perkenalannya, Klopp menyebut dirinya "The Normal One" sebagai antitesis dari Jose Mourinho yang kerap mendaku diri sebagai "The Special One". Klopp juga menyatakan butuh waktu sekitar empat tahun untuk mendulang banyak trofi ke Anfield.

Musim debut Klopp juga tak istimewa. Cuma peringkat delapan Premier League. Musim berikutnya ada peningkatan jadi peringkat empat. Sentuhan tangan dingin Klopp mulai terlihat pada musim 2017/2018. 

Ada dua pemain baru didatangkan yang di kemudian hari sangat mendongkrak performa The Reds, Mohamed Salah dan Virgil van Dijk. 

Walau di Premier League masih mandek di peringkat empat, Liverpool sukses menembus final Liga Champions. Sayangnya mereka harus mengakui keunggulan Real Madrid di laga puncak. Tidak sedikit juga yang menyebut Loris Karius sang kiper sebagai biang kegagalan lantaran dua blundernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun