Negara asia tenggara, seperti Thailand dan Vietnam sudah melakukan program ini secara serius dalam 20 tahun terakhir, hasilnya peringkat FIFA mereka sangat kompetitif di level Asia, belum lagi mereka kerap mendapat hasil positif jika melawan tim-tim besar Asia, seperti Thailand yang mampu menahan imbang Arab Saudi sewaktu piala Asia lalu, dan Vietnam mampu menahan imbang Jepang sewaktu kualifikasi Piala Dunia 2022. Hal ini menjadi dasar, bahwa kita jangan jumawa dulu, karena Thailand dan Vietnam sudah duluan menjadi level Asia.
Kita tidak bisa terus menerus mengandalkan jasa para pemain naturalisasi atau pemain keturunan, karena kehadiran mereka hanyalah trigger atau pemacu para pemain lokal untuk meningkatkan kemampuannya. Jika memang keberadaan pemain naturalisasi memberikan dampak positif, maka berarti yang salah ada pada kurangnya pembinaan pemain muda potensial.
Artinya, perlu diintensifkan pembinaan para pemain muda yang mungkin bisa diprogramkan sejak dini entah itu pantauan gizinya, trial di luar negeri dan pemusatan akademi yang levelnya sama seperti yang diterima para pemain diaspora di luar negeri.
Belum Mampu Taklukkan Asia Tenggara
Sebagai penikmat timnas dari tahun 90an, sebenarnya skill pemain Indonesia sudah di atas rata-rata level Asia Tenggara, bahkan menurut saya Thailand, Vietnam, Malaysia atau Singapura, masih di bawah kita secara skill, speed dan kontrol bola.
Namun, sepakbola bukan sekedar punya kemampuan hebat, diperlukan pembinaan, federasi yang sehat, liga yang baik, klub yang sehat keuangannya, dan sederet variabel yang mempengaruhi prestasi timnas.
Walau sekarang banyak pihak yang menyepelekan turnamen kelas regional Asia Tenggara seperti AFF (dulu piala Tiger) dan SEA Games, tetapi menurut saya, turnamen ini harus juga mendapat perhatian dari PSSI, untuk semua level umur, karena timnas kita haus akan prestasi, dan ajang turnamen AFF adalah target realistis yang mungkin bisa diraih timnas Garuda.
Faktanya, hingga kini kita belum merajai Asia Tenggara, mahkota penguasa ASEAN masih dikuasai Thailand dan Vietnam. Apabila, timnas sering menjuarai piala AFF di berbagai level umur dan mempertahankan medali emas SEA Games, setidaknya bisa menjadi modal positif bagi timnas untuk menjejakkan kakinya pada level Asia.
Kita jangan terlalu hanyut dulu dari kemenangan atas Australia dalam ajang AFC U-23, perlu dukungan dari semua pihak untuk membenahi sepakbola kita mulai dari pembinaan pemain muda, perbaikan federasi hingga reformasi sistem liga, agar goal utama dari semua ini adalah raihan membanggakan dari timnas, karena kita butuh prestasi, bukan sekedar bermain apik. Semoga Bermanfaat.